TOLONG KLIK IKLAN DI BAWAH INI, ANDA BAIK SEKALI..^^

1x klik = Rp 250,- Donate Anda

Selasa, 22 November 2011

My Little Boyfriend part 6 -END-

Author : L Hirasawa aka Livie Jungiestar Yl

WARNING: DI LARANG COPAS TANPA SEIZIN AUTHOR APA LAGI TANPA MEMBERI CREDIT!!!

Cast:
- YUI ( Yoshioka Yui )
- Kanata Hongo
- Kenichi Matsuyama
- Arisa
- Yamashita Tomohisa
- Miwa

Genre: Romance, Comedy

Length: 1-6



Yui berbaring di lantai dan mencoret-coret sesuatu di kertas.

“Oh goodbye days……”

Yui mulai bernyanyi-nyanyi kecil. Kenichi memasuki ruang tamu.

“Kenichi?, ada apa kau datang malam-malam?”

“Yui, mengapa kau tidak pergi ke stasiun?” tanya Kenichi.

“Aku sedang menciptakan lirik untuk lagu baruku, aku ingin audisi di tempat lain. Aku ingin membuktikan pada ibu Kanata kalau aku suatu hari nanti bisa menjadi penyanyi terkenal.”

“Ikut aku sekarang.”

Kenichi menarik tangan Yui dan menyambar gitar Yui.

“Kita mau ke mana?”

“Ke stasiun, kau harus live street sekarang.”





-----





Yui dan Kenichi sudah sampai di stasiun, banyak orang yang berdiri di tempat dia melakukan live street.

“Mereka siapa?” tanya Yui.

“Kau tidak kenal, mereka adalah orang-orang yang biasanya mendengar nyanyianmu. Mereka pelajar, pejaga loket, pekerja yang selalu naik kereta api. Mereka semua merasa senang mendengar nyanyianmu, lagumu memberi semangat untuk mereka. Bukankah itu lebih berharga dari keinginanmu untuk balas dendam?”

Yui menatap Kenichi, Kenichi menyentuh bahu Yui.

“Yui, aku ingin saat kau audisi lagi, ingatlah orang-orang ini. Bahwa tujuanmu menyanyi adalah untuk memberi orang inspirasi, semangat, dan kebahagiaan saat mendengar lagu ciptaanmu, bukan karena Ibu Kanata atau juri-juri yang curang padamu.”

“Yui-san, teruslah menyanyi. Kami rindu mendengar suaramu.” Kata penjaga loket.

“Benar, waktu itu aku gagal masuk ujian universitas favoritku tahun lalu, aku hampir putus asa, tapi saat mendengar nyanyianmu aku berusaha lebih keras dan tahun ini aku lulus.” Kata salah seorang pelajar.

“Saat pulang bekerja aku merasa lelah, apa lagi kalau di kantor banyak masalah. Tapi saat mendengar suara Yui-san aku merasa lebih semangat.”

Yui menatap Kenichi dan semua orang yang di depannya. Yui merasa terharu.

“Arigato.” Yui membungkuk dalam-dalam.

Yui melangkah menuju tempatnya biasa bernyanyi, semua orang memberi jalan. Kenichi menyerahkan gitar pada Yui. Yui duduk bersila di lantai, menghela napas lalu tersenyum.

“Aku akan menyanyikan sebuah lagu yang baru aku ciptakan, aku baru saja kehilangan seseorang yang sangat berarti bagiku.”

Yui memejamkan matanya, bayangan Kanata terlintas di benaknya, Yui membuka matanya lagi lalu memetik gitar dan bernyanyi.





Dakara ima ai ni yuku

So kimetanda

Poketto no kono kyoku wo

kimi ni kikasetai



Sotto boryu-mu wo agete

Tashikamete mitayo



Oh Good-bye Days

Ima, kawaru ki ga suru

Kinou made ni So Long

Kakko yokunai

Yasashisa ga soba ni aru kara

La la la la love with you





……..





Yui selesai bernyanyi dan semua orang bertepuk tangan. Mr. Sony yang berada di tengah kerumunan mendekat pada Yui.

“Perkenalkan aku Mr.Sony dari Sony Music Japan.”

Mr.Sony menyerahkan kartu namanya pada Yui, Yui terkejut tangannya meraih kartu nama itu.

“Direktur sony music??” kata Yui tak percaya.

Mr.Sony tersenyum, dan Yui masih terbengong.

“Penyanyi sepertimu yang aku cari selama ini, bukan hanya penyanyi komersial semata tapi penyanyi yang bisa memberi inspirasi bagi orang banyak.” Kata Mr.Sony.

“Arigato…” hanya itu yang bisa Yui ucapkan.

“Kapan nona bersedia menandatangani kontrak?”

“Itu…..” Yui masih tertegun tidak percaya.

Semua orang memberi selamat padanya, Yui sendiri masih di antara sadar dan tidak sadar. Yui menatap Kenichi, Kenichi tersenyum padanya.





------





Yui berdiri memandangi poster dirinya sendiri.

“Sugoi….” Gumam Yui.

“Yui cepat, hari ini jadwal pembuatan pv single keduamu.” Kata menejernya.

Yui dalam waktu 6 bulan ini sudah beubah menjadi penyanyi terkenal, sekarang dia akan mengeluarkan single keduanya Tomorrow’s way. Setelah sampai di lokasi, Yui turun dari mobil. Dia tersenyum memandang keindahan di lokasi itu, mereka syuting di padang rumput yang luas. Angin sepoi-sepoi berhembus menerpa Yui.

“Sangat sejuk.” Yui tersenyum.

“Kau sudah datang?” Sutradara yang menangani pembuatan PV ini menjabat tangan Yui.

“Apa kau ingin berkenalan dengan model video klipmu kali ini?, lagumu akan menjadi ost filmnya Hinokio.” Lajut sutradara.

“Tentu.” Kata Yui.

“Kanata….”

Sutradara memanggil seorang anak laki-laki yang duduk, wajahnya ditutupi topi. Yui merasa aliran darahnya berdesir, Kanata??.. jangan..jangan…..

Anak laki-laki itu mendekat, membuka topinya. Itu memang Kanata, Kanata hongo. Anak laki-laki yang dulu sangat menyukainya, tapi dia pergi dan saat itu Yui baru sadar perasaannya selama ini pada Kanata.

“Kenalkan ini adalah Yui.” Kata Sutradara pada Kanata.

“Apa kabar, aku Kanata Hongo.” Kanata mengulurkan tangannya.

“Kanata kau…” Yui tidak bisa melanjutkan kata-katanya.

“Apa kalian saling mengenal?” tanya sutradara.

“Tidak mungkin, ini pertama kalinya kami bertemu.” Jawab Kanata sambil tersenyum.

Yui menatap Kanata tidak percaya, Kanata sedang berpura-pura tidak mengenalnya.





------





Setelah pengambilan gambar selesai, Yui mendekati Kanata. Dia sangat penasaran mengapa Kanata berpura-pura tidak mengenalnya. Kanata sedang tidur diatas kursi lipat.

“Kanata…” Yui memanggil Kanata.

Kanata masih memejamkan matanya, entah dia hanya pura-pura atau benar-benar tidur.

“Kanata..” Yui mengguncang-guncang bahu Kanata.

Kanata membuka matanya.

“Ada apa?” suara Kanata terdengar sangat dingin.

“Itu, mengapa kau berpura-pura tidak mengenalku?”

“Bukan pura-pura, tapi sudah lupa. Kenangan buruk seperti itu siapa pun juga tidak ingin mengingatnya, kau juga berpura-puralah tidak mengenalku.”

“Tapi mengapa sekarang kau bisa menjadi aktor?, bagaimana dengan ibumu?”

“Aku tidak ingin membicarakan masalahku dengan orang asing.” Kata Kanata, lalu dia menutup matanya lagi.

Orang asing?, sekarang Kanata menganggapnya orang asing?. Mana Kanata yang dulu, yang selalu baik padanya, tersenyum padanya, mengirimkan coklat dan cookie untuknya, Kanata yang datang ke sekolah hanya karena dia terkena bola, Kanata yang menggendongnya saat kakinya terluka, Kanata yang menajaknya nonton DVD Doraemon bersama, Yui rindu pada Kanata itu. Tapi sekarang Kanata tidak lagi ingin mengenalnya, bahkan menganggap dia orang asing. Yui merasa hatinya sangat sakit juga marah.

“Baiklah, kita orang asing. Jangan nanti berpura-pura mengenalku lagi!” Yui berbalik.

“Itu tidak akan terjadi, hal itu akan hanya memancing gosip wartawan. Digosipkan dengan penyanyi sepertimu tidak ada untungnya bagiku.” Kata Kanata.

“Ho..ho… aku juga, digosipkan dengan anak kecil sepertimu akan membuatku malu, dan aku tidak tahu harus meletakkan mukaku di mana!” kata Yui ketus.

Yui lalu berbalik meninggalkan Kanata.

“Rupanya sampai sekarang kau masih menganggapku anak kecil, masih tetap Yoshioka Yui yang sombong.” Gumam Kanata.





-----





Yui menelepon Kenichi, dan menyuruh Kenichi datang menjemputnya.

“Kenichi kau datang.”

Yui membuat suaranya terdengar sangat gembira, lalu dia menoleh ke Kanata untuk melihat reaksinya. Kanata hanya melihat mereka sekilas, lalu Kanata berbicara melalui ponselnya.

“Namie aku rindu padamu, sangat ingin memelukmu, waktu pulang aku akan mampir.”

Kata Kanata, suaranya agak dikeraskan supatya Yui mendengar. Kanata tersenyum sinis padanya, Yui memeluk lengan Kenichi.





----





“Namie?, siapa lagi itu.” Yui menggerutu saat masuk ke dalam mobil.

“lagi-lagi aku dijadikan alat untuk membuat Kanata cemburu.” Kata Kenichi.

“Gomen Kenichi…”

“Jangan begitu, saat itu kau sudah menolakku, tapi kau masih memanggilku seperti sekarang. Bisa saja aku suka padamu lagi.”

“Aku tidak akan begini lagi.” Yui menunduk.

“Tidak apa-apa, sebenarnya aku rela dijadikan alat darimu. Laki-laki bodoh seperti aku, dimanfaatkan terus juga tetap rela.”

“Kenichi, aku benar-benar merasa bersalah.”

“Kalau merasa bersalah, traktir aku makan enak.”

“Beres.” Yui tersenyum padanya.





Flash Back



Kenichi menatap Yui, dan Yui terlihat bingung.

“Apa aku harus jawab sekarang?” kata Yui.

“Iya, aku tidak bisa menunggu lagi. Kalau kali ini kau menolakku, aku tidak akan menunggu lagi, aku sudah putus asa.”

“Tapi Kenichi, aku..”

“Jawab saja, apa pun jawabanmu kita akan tetap berteman.”

“Aku tidak bisa menerimamu.”

“Alasannya?, karena karirmu?”

“Bukan itu..” Yui menggelengkan kepalanya.

“Jadi apa?”

Kenichi mengenggam tangan Yui.

“Aku menyukai Kanata.”



End of Flash Back



Kenichi menatap Yui disampingnya, sekarang dia sudah berusaha melupakan Yui. Tapi dia sendiri juga tidak yakin apa perasaannya pada Yui sudah benar-benar hilang.

Yui tertawa cekikikan melihat tayangan reality show di TV.

“Tertawamu benar-benar menyeramkan.” Kata menejernya.

“Lucu sekali, reality show ini benar-benar menarik. Dua orang dinikahkan pura-pura sangat lucu sekali.” Kata Yui.

”Kau juga akan ikut acara ini untuk episode depan.” Kata Menejernya.

Yui yang sedang meminum spritenya langsung tersedak.

“Uhuk, aku? Ikut acara ini?, aku akan menikah dengan siapa?”

“Kanata hongo.” Jawab menejernya pendek.

“Apa aku tidak salah dengar?, Kanata Hongo?, mengapa harus dia?”

“Rencana Mr.Sony, sekalian untuk memperomosikan single Tomorrow’s way. Lagi pula Kanata adalah model PVmu.”

“Oh benar-benar, memangnya laguku ladang bisnis.”

“Kalau begitu protes saja pada Mr.Sony.”

Yui terdiam, sejujurnya dia cukup senang. Bagaimanapun juga dia masih menyukai Kanata, walaupun di sisi lain dia juga membenci Kanata yang bersikap dingin padanya.





-----





“Baiklah berjumpa lagi dalam acara We got married, acara ini ditayangkan secara live *tayangan ini benar-benar ada di Korea-red* dengan saya L Hirasawa sebagai pemandu acara. Dan bintang tamu kita pada episode kali ini adalah Yui.”

Yui hanya senyum-senyum saat wajahnya di sorot di kamera.

“Yui-san, bagaimana kabarmu, kabarnya saat ini sedang sibuk?” tanya L Hirasawa.

“Kabarku baik-baik saja, saat ini sedang menyiapkan single kedua Tomorrow’s way.”

“Benarkah?, tunggu sebentar. Sebelum melanjutkan acara bisa minta tanda tangan dulu?, sebenarnya aku adalah fans beratmu.”

L Hirasawa mengeluarkan sebuah buku notes dan pulpen kepada Yui, Yui menandatangani notes itu.

“Arigato.” L Hirasawa mulai loncat-loncat kegirangan.

“Maaf permisa, tadi saya terlalu bersemangat. Mari kita lanjutkan lagi, Yui-san apa anda deg-degan menunggu calon suami anda.”

“Sedikit, jantungku berdetak lebih cepat dan aku merasa sedikit malu.”

Yui menutupi mukanya dengan kedua tangan, Kameramen yang menyorot wajah Yui terpesona.

“Baiklah, kalau begitu kita panggilkan calon suami Yui, Kanata Hongo.”

Kanata keluar dari mobil dan tersenyum lebar, Kanata mendekati Yui, lalu dia berlutut dan memasangkan cin-cin pada jari manis Yui, pipi Yui memerah.

“Otto apa ini?, Kanata datang membawa cin-cin?” kata L Hirasawa.

Kanata bangkit dan berbisik di telinga Yui.

“Cuma akting, kita harus kelihatan mesra.”

“Ya, hadiah kecil untuk istriku.” Kata Kanata.

Kameramen menyorot cin-cin yang dipakai Yui.

“Benar-benar pasangan yang membuat orang iri, seperti kita ketahui Kanata empat tahun lebih muda dari Yui. Bagaimana perasaanmu menikah dengan orang yang lebih muda?” tanya L pada Yui.

“Aku merasa akan menikmati acara ini, walaupun aku lebih tua, aku merasa Kanata cukup romantis.” Kata Yui malu-malu.

“Kalau Kanata bagaimana?”

“Sebenarnya dulu tipe seperti Yui adalah wanita idealku, lebih tua, sederhana, dan bisa bermain gitar. Tapi aku dicampakkan seorang wanita dan dia sebenarnya mirip Yui.” Kata Kanata.

“Oh benarkah?, mengapa dia bisa mencampakkanmu?”

“Dia suka laki-laki lain, katanya dia tidak mungkin suka pada anak kecil sepertiku.” Kata Kanata sambil tersenyum.

“Sangat kasihan sekali, Kanata yang malang. Pasti sekarang wanita itu akan menyesal karena menolakmu.”

“Aku harap begitu.” Kanata menatap Yui, Yui memalingkan wajah.





-----





Arisa membawa barang belanjaannya ke kasir, dan dia merasa tidak asing melihat sosok mungil yang menjadi kasir.

“Miwa??” kata Arisa.

“Hai?, apa kabarmu?” kata Miwa.

“Baik, apa kau kerja sambilan di sini?” tanya Arisa.

Miwa mengangguk.

“Yui sudah menjadi penyanyi terkenal sangat hebat sekali, apa kau sering bertemu dengannya?” tanya Miwa.

“Dia sering menghubungiku lewat telepon, tapi kami jarang keluar bersama karena dia sibuk.”

“Bagamana kalau kita lain kali jalan-jalan bersama, mencari teman kencan?” kata Miwa.

“Boleh juga.” Arisa tersenyum.

Arisa lalu keluar setalah membayar barang belanjaannya.

Berteman dengan Miwa tidak ada buruknya juga Pikir Arisa.





----





Yui dan Kanata bergandengan tangan, Kamera terus menyorot mereka berdua.

“Kita sampai di rumah pengantin baru.” Kata L.

“Apa kami akan tidur berdua?” tanya Kanata.

Yui terbatuk-batuk.

“Tentu tidak, ini hanya reality show” kata L

“Sayang sekali.” Kata Kanata

Semua kru tertawa, dan Yui pura-pura ikut tertawa.

“Kanata Hongo bisa melucu rupanya, sekarang Yui sudah menjadi istri Kanata, Yui dan Kanata berbagi tugas seperti memasak, membersihkan rumah, mengepel lantai, mencuci piring. Kalian bisa merundingkan dulu dalam pembagian tugas ini.”

Yui dan Kanata duduk di kursi untuk berunding.

“Aku yang memasak saja. Sisanya kau yang kerjakan.” Kata Yui.

“Apa?, kalau begitu tugasku lebih berat.” Kata Kanata.

“Lalu memangnya kau bisa masak?” tanya Yui.

Kanata menggeleng.

“Tapi aku melakukan pekerjaan lebih banyak itu curang, kau adalah istriku.”

“Kalau begitu aku mencuci piring dan masak.”

“Membersihkan rumah dan mengepel sepertinya lebih melelahkan.” Kanata cemberut.

“Kau laki-laki mengapa begitu lemah?”

“Kalau kuat kau saja yang melakukan semuanya.”

Kanata dan Yui lupa dengan kamera yang menyorot mereka berdua.

“Apakah kalian sedang bertengkar?” tanya L.

“Tidak kami sudah memutuskan aku akan memasak dan mencuci piring, Kanata akan membersihkan rumah dan mengepel lantai.” Kata Yui.

“Apa?, kapan aku..aww..” kata Kanata.

Yui menginjak kaki Kanata.

“Ah tentu, sebagai suami yang baik aku akan melakukan itu.” Lanjut Kanata sambil meringis kesakitan.





----





Yui memotong sayuran, Kameramen menyorotnya lebih dekat. Yui tersenyum manis di kamera. Para kru berbisik-bisik.

“Yui cantik, juga lemah-lembut,dan sepertinya dia pandai memasak.” Kata salah satu kru.

“Benar, aku sangat ingin punya istri seperti dia.” Kata kru lainnya.

Kanata berpikir dalam hati, lemah lembut?, apa dia tidak salah dengar. Yui yang dia kenal selama ini tidak pernah lemah lembut padanya.

“Pintar berakting.” Gumam Kanata.

Kanata mendekati Yui yang sedang memasak.

“Honey, apa ada yang bisa aku bantu?”

“Tidak perlu, aku bisa sendiri.” Kata Yui.

“Itu apa kau sedang potong lobak?, mengapa lobaknya sangat besar. Tenggorokanku sangat sensitif kalau aku tersedak bagaimana?”

Yui berhenti memotong lobak dan melihat, sepertinya tidak besar, apa Kanata sengaja ingin membuatnya kesal, tapi ini sedang direkam dia tidak boleh kesal.

“Terlalu besar?, maaf akan aku potong lebih kecil.” Kata Yui tersenyum.

“Maaf, tapi apa kau mencuci tanganmu sebelum memotong lobak itu?, aku tidak bisa memakan yang tidak higienis.” Lanjut Kanata.

Kanata, apa kau sedang menguji kesabaranku?, mengapa mengatakan hal memalukan di depan kamera apa kau sengaja?, Pikir Yui dalam hati.

“Kalau itu kau tidak usah khawatir, uhuk..uhuk..”

Yui batuk-batuk.

“Honey sepertinya ruangan tidak kau bersihkan dengan benar, banyak debu di mana-mana. Aku sangat alergi dengan udara kotor.” Kata Yui.

“Tapi tadi aku sudah membersihkannya.” Kata Kanata.

Kameramen menyorot Kanata.

“Ah tenang saja, aku bersihkan lagi.”

Kanata lalu mengambil vacuum cleaner dan membersihkan lagi, kamera terus menyorotnya.

Dia sengaja huh… pikir Kanata dalam hati.





-----





Yui selesai masak dan Kanata sudah duduk di meja makan.

“Itu panas, aku saja yang bawa.” Kata Kanata saat Yui membawa panci berisi sup.

Mereka lalu makan.

“Honey aaaaa” Yui menyuapi Kanata lobak.

Kanata memakan lobak itu. Kanata baru ingin memakan daging tapi Yui terus menyuapinya lobak tanpa henti.

“Aku juga ingin daging.” Kata Kanata.

“Oh maaf, aku pikir kau suka lobak.” Kata Yui.

Kanata menatap Yui tajam, Yui balas menatap Kanata.





-----





Mr.Sony menoton acara reality show itu bersama ibu Kanata. Mr. Sony terus tertawa, sementara Ibu Kanata hanya tersenyum.

“Idemu itu kekananak-kanakan, menjodohkan mereka lewat acara seperti ini.” Kata Ibu Kanata.

Mr. Sony tertawa lagi.

“Tapi kita jadi mendapat tontonan menarik kan?, tapi aku tidak menyangka kau menyetujui ideku ini”

“Aku hanya ingin Kanata bahagia, aku sadar telah banyak menekan dia selama ini.”





-----





Kenichi duduk di lantai stasiun kereta api, tempat biasanya Yui melakukan live street dulunya. Kenichi menyentuh lantai yang kotor dan berdebu itu.

“Yui, kau tidak pernah datang ke sini lagi.” Kata Kenichi.

Kenichi teringat saat dia pura-pura tidur di sini dan bertengkar dengan Yui. Kenichi tersenyum, dia menyandarkan kepalanya ke dinding lalu menutupi wajahnya dengan topi dan tidur.

“Permisi, bisakah kau pindah?” terdengar suara seorang gadis.

Kenichi membuka topinya.

“Yui..”

Kenichi melihat gadis didepannya, itu bukan Yui. Dia seorang gadis manis yang menenteng gitar.

“Kau salah orang, aku Shion.”

“Shion?, apa kau sering menyanyi di tempat ini?”

Shion menganggukk.

“Boleh aku mendengarmu bernyanyi?”

Shion mengangguk dan tersenyum manis padanya.

Yuya kau sudah dapat ibu baru, pikir Kenichi. Sepertinya akan ada kisah cinta baru di antara mereka.





----





Yui menonton rekaman acara reality show itu, dia tersenyum. Sesekali dia tertawa melihat dia dan Kanata yang pura-pura mesra.

“Tapi semua ini hanya pura-pura, sayang sekali.” Gumam Yui.

Bel apartemen Yui berbunyi, dengan malas Yui bangkit dari duduknya. Yui membukakan pintu. Kanata bediri di depannya.

“Kau?, kau tahu dari mana alamatku?”

“dari menejermu, apa kau tidak mempersilakan tamu untuk masuk dulu?”

Kanata berjalan masuk lalu duduk di sofa, Yui mengikuti Kanata.

“Aku datang ingin mengambil cin-cin.” Kata Kanata.

“Cin-cin?, tapi bukannya sudah kau berikan padaku.”

“Cin-cin itu sangat mahal.”

“Dasar pelit.” Yui melepas cin-cin itu dan menyerahkan pada Kanata.

“Minta belikan dengan Kenichi kalau kau mau.”

“Mengapa aku harus minta padanya.”

“Bukankah kalian pacaran?, katanya kau menyukai dia?”

Yui terdiam.

“Itu sebenarnya aku dan Kenichi tidak jadian, aku suka laki-laki lain.” Kata Yui menunduk.

“Apa?, dulu bilang suka pada Kenichi sekarang sudah suka orang lain?, rupanya kau benar-benar playgirl.”

“Aku bukan playgirl, apa sekarang kau sedang cemburu.”

“Siapa yang cemburu?, aku juga sudah punya Namie.”

“Benar juga sekarang kau sudah punya pacar, pasti cin-cin itu akan kau berikan padanya.”

“Tepat sekali.”

Kanata lalu melangkah pergi.

“Laki-laki yang aku sukai umurnya lebih kecil dariku, sepertinya aku kena karma. Dulu bilang tidak suka anak kecil, tapi sekarang sangat menyukai orang itu.”

Kanata berbalik.

“Siapa orang itu?”

“Seorang laki-laki yang tampan juga imut, selama ini aku salah. Dia bukan anak kecil, pemikirannya sangat dewasa. Aku sangat menyukainya, tapi aku sadar sudah terlambat. Dia sudah suka gadis lain.”

“Apa orang itu aku?” Kanata menatap Yui dalam-dalam.

Yui mengangguk.

“Aku mengatakan ini bukan berharap kau kembali menyukaiku, aku hanya ingin mengatakan yang sebenarnya supaya perasaanku tenang.” Kata Yui.

Kanata tiba-tiba menubruk Yui, Yui terkejut. Kanata menempelkan bibirnya dengan lembut ke bibir YUI. Kanata menciumnya!!!

“Kanata…” Yui masih tidak percaya apa yang baru saja terjadi.

“Sebenarnya aku juga masih mencintaimu?” kata Kanata.

“Lalu Namie?”

“Sebenarnya dia hanya anjingku.”

Yui melongo.





-----





“Begitulah ceritanya. Aku bercerita sangat panjang ya?” kata anak laki-laki itu.

Dia menatap gadis yang ada di depannya rupanya gadis itu tertidur.

“Mengapa kau tidur?, bangun?”

Anak laki-laki itu mengguncang bahu gadis itu, gadis itu bangun dan menguap.

“Apa kau sudah selesai bercerita?”

“Apa kau tidak mendengarku bercerita?”

“Maaf aku sangat mengantuk, apa bisa di ulang ceritanya?”

“Apa???.. Ulang???”



~ The End ~



ini karya ffku yang menurutku ceritanya agak mengecewakan.. aku suka cerita awalnya tapi waktu ngetik akhirnya gak mood trus jadinya begini nih..gomen ne kalau kurang memuaskan ^^

3 komentar:

  1. tuliasan dan ceritanya bagus sekali, saya sukaaa >.<
    ini ide sndri atau gimaana?
    saya baca sampai jam stgah 3malam, tapi ga nyesel! baguss :D

    BalasHapus
  2. iya ini ff cerita buatanku hehe.. karena aku orangnya suka menghayal... bagus deh klo suka, karena sebenarnya aku agak kecewa dengan tulisanku yang ini

    BalasHapus
  3. oiaaa ada recomend ga crta lagi gtuu?... sblum ujian nihh haha :D

    BalasHapus

DONATE

Klik gambar

Klik gambar
peluang usaha