Author : L Hirasawa aka Livie Jungiestar Yl
WARNING: DI LARANG COPAS TANPA SEIZIN AUTHOR APA LAGI TANPA MEMBERI CREDIT!!!
Cast:
- YUI ( Yoshioka Yui )
- Kanata Hongo
- Kenichi Matsuyama
- Arisa
- Yamashita Tomohisa
- Miwa
Genre: Romance, Comedy
Length: 1-6
Yui memasuki ruang kelas. Arisa yang berada disebelahnya menyenggolnya.
“Apa sepupuku datang?” Tanya Arisa.
“Menurutmu?”
“Aku rasa dia datang. Apa dia sudah pulang?”
“Menurutmu?”
“Aku rasa belum, dia akan menunggu hingga kau pulang sekolah dan mengantarmu pulang, memastikan kau selamat sampai di rumah.”
“Aku rasa juga dia akan begitu.”
Yui duduk di bangkunya.
“Aku cuma terkena bola saja, bagaimana kalau aku mengalami kecelakaan yang lebih parah?” kata Yui.
“Dia akan menangis meraung-raung dan akan terus menemanimu setiap saat.” Kata Arisa.
Yui memutar bola matanya, lalu menoleh ke jendela. Kanata sedang mengintip dari jendela.
“Mengapa sepupumu sangat merepotkan?” Tanya Yui.
“Karena dia sepupuku.” Jawab Arisa.
----
Yui mempercepat langkahnya. Kanata yang berada di belakangnya berlari-lari kecil menyusulnya.
“Yui tunggu aku.” Kata Kanata.
“Jangan mengikutiku lagi.” Kata Yui.
“Ayo kita pulang bersama-sama.”
“Tidak mau, jangan ikuti aku lagi.. Ah…”
Yui terjatuh, dia terantuk batu yang ada di depannya.
“Yui kau tidak apa-apa?, apakah sakit?” Tanya Kanata.
Yui rasanya ingin menangis saat itu juga, bukan karena sakit tapi sangat memalukan. Semua orang menatap ke arahnya, dan dia sempat melihat ada Yamashita dan Miwa juga. Kanata lalu jongkok di depannya.
“Aku gendong.” Kata Kanata.
“Dengan ukuran badan begini, apa kau kira kau sanggup?” kata Yui.
“Jangan remehkan aku! Aku laki-laki juga!”
Yui menaruh kedua lengannya di leher Kanata, dan Kanata menggendongnya. Saat Kanata bejalan melewati Yamashita dan Miwa, Yui membenamkan wajahnya di pundak Kanata.
“Apa aku berat?” Tanya Yui.
“Sejujurnya iya, tapi aku pasti sanggup.” Kata Kanata sambil tersenyum.
“Mengapa kau sangat baik padaku?”
“Karena aku menyukaimu?”
“Mengapa bisa menyukaiku?”
“Aku juga tidak tahu, mungkin karena cinta pada pandangan pertama.”
“Memangnya di dunia ini masih ada cinta pada pandangan pertama.” Gumam Yui.
-----
Arisa menelpon Yui saat dia sudah berada di rumah.
Arisa: Jadi Kanata menggendongmu saat kau terjatuh, ah romantis. Sepupuku hebat sekali.
Yui: Aku mengakui kalau dia lumayan baik.
Arisa: Apa dia mengobati kakimu?
Yui: Menurutmu?
Arisa: pasti, dan plasternya gambar Dragon ball.
Yui: salah, plasternya gambar Naruto.
Arisa: ha..ha..ha.. Selera sepupuku memang unik, aku mau mengerjakan tugas dulu.. bye
Yui menatap lututnya yang di tempel plaster Naruto.
“Kanata-kun sebenarnya kau lumayan manis juga.”
-----
Yui meraih case gitar yang berada di sudut kamarnya. Malam ini dia ingin melakukan pertunjukan live street.
“Mau pergi lagi?” kata Ibunya.
“Hmm.. sebentar saja.” Kata Yui.
Yui menusuri jalan, menuju stasiun kereta api. Setelah sampai, Yui menatap laki-laki kemarin yang sedang tertidur di tempatnya.
“Mengapa dia tidur di sini lagi?” kata Yui kesal.
Yui mengguncang-guncang tubuh laki-laki itu.
“Aku mohon kau jangan tidur di sini lagi.”
Laki-laki itu membuka matanya, menatap Yui lalu menutup matanya lagi.
“Bangun! Hei!!” Yui mengibas-ngibaskan tangannya.
Laki-laki itu menatap Yui dan tersenyum.
“Yoshioka Yui apa aku sangat mengganggu.”
“Bagaimana kau tahu namaku?” Tanya Yui.
“Apa masih belum sadar juga aku siapa?”
“Apa maksudmu?”
“Rupanya aku memang sudah hilang dari ingatan Yoshioka Yui, sengaja tidur di sini karena tahu biasanya kau melakukan live street di sini. Padahal aku masih ingat padamu.”
“Siapa kau?”
Laki-laki itu berdiri, menatap mata Yui dalam-dalam.
“Aku Kenichi Matsuyama.”
“Kenichi?”
Yui terdiam berusaha mengingat-ingat.
Kenichi mendekatkan wajahnya pada Yui.
“Sepertinya harus melakukan ini supaya ingat.”
Kenichi mendekatkan bibirnya ke bibir Yui.
“Pencuri ciuman pertama!!, aku ingat!!! Tidak akan aku biarkan kau melakukannya lagi!!”
Yui menghantam perut Kenichi dengan case gitarnya. Kenichi terjatuh dan memegangi perutnya.
“Setidaknya kau jangan memukulku.” Kata Kenichi.
----
Yui menyerahkan sekaleng soft drink pada Kenichi. Kenichi adalah teman sekelasnya saat masih sekolah dasar di Fukuoka kampung halamannya, mereka suka bermain bersama dan saat Yui pindah ke Tokyo, Kenichi memberinya ciuman pertama, tapi menurut Yui Kenichi mencurinya karena dia tidak minta izin dulu.
“Sekarang kau sudah jadi gadis cantik?, dulu kau gemuk seperti kentang.” Kata Kenichi.
“Aku diet keras.” Kata Yui.
“Kalau aku apakah ada yang berubah dariku?” Tanya Kenichi.
“Mungkin jadi semakin genit.”
“Ingat julukanku saat SD?, sang pangeran. Banyak yang suka padaku.”
“Benar juga, banyak anak perempuan yang iri padaku. Semuanya heran mengapa sang pangeran bisa menyukai putri kentang.” Kata Yui.
“Karena sang pangeran terlalu baik, tidak tega melihat putri kentang menangis di ejek hanya karena berat badannya. Sang pangeran ingin melindungi putri kentang.”
“Ngomong-ngomong apa kau sudah punya anak?’
“Iya?, anak kecil yang waktu itu dia anak angkatku.”
“Jadi kau belum menikah?”
“Tentu saja belum, aku masih sekolah juga sepertimu.”
“Mengapa kau mengangkat anak itu?”
“Karena nasibnya sama sepertiku, anak panti asuhan yang di angkat orang kaya. Saat melihatnya aku merasa ingin merawatnya.” Kata Kenichi.
“Sifat baik sang pangeran tidak berubah.” Kata Yui sambil tersenyum.
Dia menatap Kenichi, Yui baru menyadari Kenichi sangat tinggi dan dia terlihat pendek di sampingnya.
“Berapa tinggimu sekarang?”
“Sekitar 180 cm.” kata Kenichi.
“Setinggi itu?’ kata Yui kaget.
“Karena putri kentang suka laki-laki yang tinggi.” Kata Kenichi.
----
Yui berjalan pulang, Kenichi berada di sampingnya. Mereka mengobrol banyak. Kenichi baru pindah ke Tokyo seminggu yang lalu. Dari kejauhan Yui melihat Kanata sedang menunggu di depan rumahnya.
“Yui…” Kanata mendekati Yui dan Kenichi.
“Mengapa kau datang ke sini?”
“Aku cemas, mengapa teleponku tidak di angkat?”
“Aku meninggalkan ponselku di rumah.” Kata Yui.
Kanata menatap Kenichi.
“Siapa dia?” Tanya Kanata.
“Aku pangeran Yui.” Kata Kenichi merangkul pundak Yui.
“Dia teman kecilku.” Kata Yui pada Kanata.
Kanata menarik tangan Yui.
“Jangan merangkul Yuiku.” Kata Kanata.
Kenichi tertawa melihat Kanata yang melotot padanya.
“Dia lucu sekali, adik angkatmu?” Tanya Kenichi pada Yui.
Kenichi mengacak-acak rambut Kanata.
“Aku bukan anak kecil!!” Kanata berteriak.
“Kau memang anak kecil.” Kata Yui.
Kanata menatap Yui, tidak percaya Yui akan mengatakan hal itu apa lagi di depan laki-laki tidak jelas yang ada di depannya.
“Baik aku memang anak kecil, aku membawakan ini untukmu.”
Kanata menyerahkan sekotak coklat, lalu dia berbalik pergi.
“Apa dia suka padamu?” Tanya Kenichi.
“Sepertinya begitu.” Jawab Yui.
“Apa kau suka padanya?’
“Tidak mungkin aku suka pada anak SMP.”
----
Kanata berlari cepat, air matanya menetes. Kata-kata Yui tadi sempat di dengar olehnya 'Tidak mungkin aku suka pada anak SMP’
“Kanata kau bodoh, tidak boleh menangis. Hanya anak kecil yang masih menangis.”
Kanata mengusap kedua matanya.
“Yui perempuan jahat itu, mengapa dia begitu padaku.”
Kanata menendang kerikil yang ada di jalan.
“Mulai besok aku tidak akan peduli padamu lagi.”
---
Yui membuka kotak coklat yang di beri Kanata, di dalamnya ada sebuah kartu dengan gambar Winnie the pooh. Yui membaca tulisan di kartu.
Ini coklat yang aku buat sendiri.
Aku hebat bukan?
“Mana mungkin anak itu bisa membuat coklat.” Kata Yui.
Pasti kau tidak percaya?
Baiklah aku mengaku, itu coklat yang aku pesan.
Selamat menikmati ^^
Yui tersenyum sambil menatap coklat itu.
“Sepertinya aku sudah sangat jahat padanya.” Gumam Yui.
Yui memperhatikan coklat dari Kanata ada 4 coklat dengan bentuk yang berbeda, matahari, bintang, bunga, dan hati. Yui mengambil coklat yang berbentuk matahari dan memakannya. Dia menemukan sepotong kertas yang dimasukkan ke dalam sedotan di dalam coklat, Yui membaca isi kertas tersebut.
Kau seperti matahari yang bersinar terang,
Aku selalu merasa kedinginan.
Maukah kau memberikan sedikit kehangatan padaku?
Pipi Yui bersemu merah, dia merasa detak jantungnya menjadi lebih cepat.
Yui memakan coklat yang berbentuk bunga dan menemukan kertas juga.
Saat aku melihat bunga
Aku teringat akan senyumanmu
Cantik seperti bunga
Aku ingin melihatmu terus tersenyum
Yui memakan coklat berbentuk bintang.
Bintang sangat tinggi, jauh di langit.
Aku rasa tidak bisa menggapainya.
Kau juga seperti bintang
Sangat jauh dariku
Bisakah kau sedikit saja tidak terlalu jauh
Sedikit saja lebih dekat denganku
Dan terakhir Yui memakan coklat berbentuk hati.
Bukan hanya hati coklat yang ingin aku berikan padamu
Ada hati lain yang ingin aku berikan
Mukah kau menerimanya?
Aku mohon
“Kanata-kun mengapa kau bisa sangat romantis, bukankah kau masih anak-anak.” Bisik Yui.
Yui meraih ponselnya dan menghubungi Kanata tapi Kanata tidak mengangkat teleponnya.
“Kanata-kun….”
----
Yui memasuki ruang kelas, dia mendekati Arisa.
“Arisa sepertinya Kanata marah denganku.”
Arisa yang sedang membaca buku menoleh ke arah Yui.
“Mengapa dia bisa marah?”
“Memang salahku, aku ingin minta maaf tapi dia tidak mengangkat telepon.”
“Nanti pulang sekolah kita ke rumahnya, Kanata sedang sakit.”
“Apa?, dia sakit?”
“Iya, badannya sangat panas.”
----
Yui melewati koridor sekolah, langkahnya terhenti melihat Yamashita. Yui melewati Yamashita tanpa berkata apa-apa.
“Bagaimana kabar pacar kecilmu?” Tanya Yamashita.
“Dia bukan pacarku.”
“Tidak usah berpura-pura, aku tidak menyangka kau akan menyukai anak SMP.”
Yamashita tersenyum sinis.
“Siapa bilang dia suka anak SMP?” Kenichi tiba-tiba muncul dia sedang memakan lollipop.
“Pangeran Yui adalah aku.” Kata Kenichi lagi.
“Kenichi?, mengapa kau bisa ada di sini?” Yui kaget melihat kemunculan Kenichi.
Kenichi bertubuh tinggi, lebih tinggi dari Yamashita.
“melihat tinggi badanmu sepertinya anak SMP adalah dirimu.” Kata Kenichi.
Kenichi menyerahkan lolipop pada Yamashita.
“Untukmu anak manis.” Kata Kenichi.
Yamashita melotot pada Kenichi lalu dia pergi. Kenichi tertawa terbahak-bahak dan dia memegang perutnya.
“kau lihat dia?, apa itu sangat lucu?” kata Kenichi.
“Kenichi mengapa kau bisa di sini?” Tanya Yui.
“Aku pindah sekolah di sini, aku ingin terus bersama dengan putriku yang cantik.”
-----
Yui bersiap-siap ke rumah Kanata. Dia juga membawa gitarnya untuk menghibur Kanata. Yui melihat bayangan dirinya di cermin.
“Sepertinya ada sesuatu yang kurang?” kata Yui.
Yui melihat jepit bunga yang cantik di atas meja.
“Kanata suka yang manis?, aku akan pakai ini.”
Yui memakaikan jepit bunga itu di rambutnya.
“Bagus juga?” Yui tersenyum.
“Ah tidak, mengapa aku jadi peduli kelihatan manis atau tidak di depannya.”
Yui melepas jepit bunga itu lalu pergi menemui Arisa yang sudah menunggu di depan rumahnya.
----
“Ini rumahnya.” Kata Arisa.
Yui terkejut melihat bangunan mewah besar di depannya.
“Ini..ini.. rumah Kanata?” Kata Yui kaget.
“Iya, ayo masuk ke dalam.” Kata Arisa.
Beberapa pelayan menyambut mereka berdua masuk.
“Nona Arisa, Tuan Kanata sedang berbaring di kamarnya.” Kata salah satu pelayan.
Yui melewati koridor panjang sebelum sampai di kamar Kanata.
“Ya ampun kamarnya banyak sekali?, apa kau tahu yang mana kamar Kanata?”
“Tentu saja tahu, aku kan sepupunya.”
“Tapi di mana orang tua Kanata?”
“Orang tuanya sibuk bekerja, sekarang ada di luar negeri.”
“Apakah Kanata punya saudara?”
“Tidak dia anak tunggal.”
“Jadi dia tinggal sendirian di rumah sebesar ini?”
“Tidak sendirian juga, ada pelayan yang menemani Kanata.”
“Ini kamarnya.” Arisa menunjuk sebuah pintu.
Di pintu di gantungkan sebuah papan bergambar Winnie the pooh yang bertuliskan Kamar Kanata.
“Memang selera Kanata.” Kata Yui sambil menahan tawa.
Arisa membuka pintu, di dalam ada pelayan yang sedang mengompres dahi Kanata.
“Masuklah, aku menunggu di luar.” Kata Arisa.
“Hei Arisa, tunggu.” Kata Yui.
Arisa sudah pergi meninggalkannya, Yui merasa bingung. Dia masuk mendekati Kanata yang sedang sakit. Pelayan yang tadi mengompres dahi Kanata membungkuk padanya lalu keluar dari kamar Kanata.
“Kanata…” kata Yui.
“Kanata membuka matanya. Dia melihat Yui berada di depannya.
“Yui…” kata Kanata.
‘Istirahat saja tidak perlu bangun.” Kata Yui.
“Tapi.. tapi.. aku..”
“Mengapa?, ada yang salah?” Tanya Yui.
“Bisakah kau keluar sebentar, aku ingin berganti baju dulu.”
Yui memperhatikan piyama Naruto yang sedang di pakai Kanata, Yui tertawa.
“Tidak apa-apa, aku tidak akan memperhatikan piyama itu.”
“Tapi aku malu.” Kata Kanata pipinya bersemu merah.
Yui tersenyum, Kanata menatap Yui dan melihat gitar Yui.
“Apa kau membawa gitarmu?”
“Iya, aku ingin menyanyikan satu lagu untukmu. Ini juga sebagai permintaan maafku.”
Yui bersila di atas karpet empuk yang menutupi lantai kamar Kanata. Dia meraih gitarnya, memetik senarnya dan mulai bernyanyi.
Naki tsukareteta n da
toikakeru basho mo naku
Mayoi nagara tsumazuite mo
tachi tomarenai
Kimi ga kureta egao
otoshita namida wa
Boku no mune no fukai kizu ni
furete kieta
I feel my soul
Take me away
sou tatta hitotsu wo
Kitto dare mo ga
zutto sagashite iru no
Sore wa guuzen de wa nakute
itsuwari no ai nanka ja nakute
You're right, all right
You're right, all right Scare little boy
Nando mo kuri kaesu dou ka ikanai de
Sasayaku you na kimi no koe wa itoshikute
I feel my soul
Take me away
mou furimukanai
Kitto kono te de ima
tashikametai yo
Itsu mo tanjun na hodo kurushinde
ikite yuku imi wo shiritai kara
You're right, all right
You're right, all right Scare little boy
Sotto tsubuyaita kimi no kotoba you say it
Ugoki dase mienai kedo michi wa hirakareteru
I feel my soul
Take me away
sou mogaki nagara mo
Kitto kono mama
zutto aruite yukeru
Sore wa guuzen de mo nakutte
arifureta yume nanka ja nakutte
You're right, all right
You're right, all right
Itsu mo tanjun na hodo kurushinde
yorokobi no imi wo shiritai kara
You're right, all right
You're right, all right Scare little boy
“Sangat indah.”
Kata Kanata setelah mendengar Yui bernyanyi.
“Bulu kudukku semuanya merinding.” Kata Kanata lagi.
Yui tersenyum dia menatap Kanata dan Kanata juga menatap ke arahnya. Yui memalingkan wajahnya, dia merasa jantungnya berdetak sangat kencang seolah-olah ingin melompat keluar.
“Yui bisakah kau mendekat padaku?” kata Kanata.
“Ada apa?” Yui mendekati Kanata.
Kanata duduk di ranjangnya.
“Aku ingin melihat wajahmu lebih jelas, bisakah kau duduk di sampingku?”
Yui duduk di ranjang, di samping Kanata. Dia juga bingung mengapa dia ingin menuruti kata-kata Kanata, tubuhnya seperti sebuah robot yang sudah di kontrol.
Kanata menyentuh kedua pipi Yui dengan tangannya. Lalu bibirnya mendekat ke bibir Yui. Yui sedang berpikir bahwa dia tidak boleh begitu, dia harus menolak. Tapi badannya bereaksi lain hanya diam. Bibir Kanata semakin dekat ke bibirnya. Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka.
“Ah!! Maaf aku mengganggu.” Kata Arisa lalu menutup pintu lagi.
Yui kaget, dia bangkit dari tempat tidur Kanata.
“Aku rasa aku harus pulang dulu.” Kata Yui.
Kanata menarik tangan Yui dan memeluknya dari belakang.
“Besok datang lagi ya?” kata Kanata.
“Aku tidak janji.” Kata Yui.
Dia melepas tangan Kanata dari pinggangnya.
Yui mengambil gitarnya dan melangkah keluar dari kamar Kanata.
Di luar dia melihat Arisa yang tersenyum nakal padanya.
“Apa kalian ciuman?” kata Arisa.
“Aku tidak mau membicarakan itu.” Kata Yui.
To be continued…..
1x klik = Rp 250,- Donate Anda
Selasa, 22 November 2011
My Little Boyfriend part 2
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar