TOLONG KLIK IKLAN DI BAWAH INI, ANDA BAIK SEKALI..^^

1x klik = Rp 250,- Donate Anda

Kamis, 24 November 2011

Life Like A Korean Drama part 2

Author : L Hirasawa aka Livie Jungiestar Yl

WARNING: DI LARANG COPAS TANPA SEIZIN AUTHOR APA LAGI TANPA MEMBERI CREDIT!!!

Cast:
- YUI ( Yoshioka Yui )
- Lee Seung Gi
- Jang Geun Seok
- Go Hara ( KARA )


Genre: Drama,Romance, Comedy

Length: 1-5






Yui menyiapkan sarapan di atas meja makan, Seung Gi yang baru bangun duduk di kursi.

“Ini apa?” Seung gi menunjuk makanannya.

“Itu sosis goreng dan telur goreng.” Kata Yui.

“Mengapa sosisnya hitam begini?, mengapa goreng sosis bisa jadi gosong begini?”

“Tidak tahu juga, itu salah minyaknya.”

“Minyak apa, bilang saja kau yang tidak bisa goreng. Lalu mengapa telurnya bentuknya begini?, hancur tidak berbentuk.”

“Tapi rasanya sangat enak, cuma bentuknya yang hancur sedikit.”

“Bentuknya hancur begini bagaimana bisa dimakan!!”

“Tidak apa makan saja, lagi pula jika dimakan semuanya juga hancur.”

“Bentuknya tidak meyakinkan bagaimana bisa menyuruhku makan ini!! Masak lagi!!”

“Tapi aku sudah susah payah menggorengnya, minyaknya terus loncat-loncat bagaimana aku bisa goreng dengan benar.”

Seung Gi mentap tajam kepada Yui.

“Aku tahu, aku goreng lagi.” Kata Yui.



----





Yui membuka pintu kamar Seung Gi.

“Wah kenapa kamarnya begini luas, 3x lipat lebih luas dari kamarku.”

Yui membuka pintu kamar mandi yang ada di dalam kamar.

“Di dalam kamar mandi ada TV dan speaker, dia mau mandi atau joget di dalam sini.”

Yui membersihkan setiap debu di sudut kamar, dan duduk di ranjang Seung Gi.

“Ranjangnya lebih empuk dari ranjangku, mengapa jadi mengantuk begini. Wajar saja tadi aku bangun pagi.”

Yui berbaring di atas ranjang.

“Benar-benar empuk, sepertinya tidur di sini sebentar tidak masalah.”



----





Hara memencet bel tapi tidak ada yang membukakan pintu.

“Apa Seung Gi oppa sudah pergi kerja?”

Hara memutar kenop pintu.

“Aneh, tidak dikunci.”

Hara memasuki kamar Seung Gi. Dia tersenyum melihat gundukan tubuh manusia yang tersembunyi dibalik selimut.

“Oppa tidak pergi kerja?, apa oppa sakit?, pintu juga lupa dikunci.”

Hara duduk di tepi ranjang.

“Oppa aku bawakan kue untuk oppa.”

“Oppa apa benar-benar sedang sakit, aku juga merasa tidak enak badan. Aku tidur dengan oppa boleh kan?”

Tidak ada jawaban.

“Oppa mengapa tidak jawab?, kalau begitu artinya boleh.”

Hara menarik selimut, dan melihat seorang gadis yang sedang tertidur.

“Ah!!!!!!!” Hara berteriak.

Hara mengambil bantal dan memukul-mukul Yui yang sedang tidur.

“Siapa kau!! Pasti kau wanita penggoda yang mau menggoda Seung Gi oppa!! Mengapa bisa ada di ranjangnya!!”

Yui merasakan kepalanya di pukul-pukul seseorang dengan bantal.

“Ada apa ini, mengapa memukulku?” kata Yui.

“Dasar wanita penggoda!!!!”

Hara terus memukuli Yui dengan bantal.

“Maksudmu apa!!!, aku ini sepupunya!!!” kata Yui.

“Ah, sepupu Seung Gi oppa?” Hara terkejut.

“Apa itu?, apa kau bawa kue?” Yui menunjuk bungkusan yang ada di atas meja.

Hara mengangguk.



---





Yui memasukkan sepotong muffin coklat ke dalam mulutnya.

“Itu, soal yang tadi aku benar-benar minta maaf. Aku tidak tahu kau sepupu Seung Gi oppa.”

“Tidak apa.” Kata Yui sambil terus makan muffin coklat.

“Soalnya aku tidak pernah melihatmu, sekali lagi aku minta maaf.”

“Tidak apa, aku baru datang dari Jepang wajar kau tidak kenal aku.”

“Ah, dari Jepang. Kalau begitu apa boleh aku memanggilmu Onnie?”

Yui mengangguk.

“Tapi kau ini siapanya Seung Gi?” Tanya Yui.

“Aku ini dulunya adik kelas Seung Gi oppa. Onnie ayo makan lagi” Kata Hara sambil meyodorkan Blueberry cheese cake.

“Kamsamnida.” Garpu Yui dengan cepat menancap di cake itu.

“Onnie apa menurutmu aku cantik?” Tanya Hara.

“Sangat cantik, seperti model.” Kata Yui asal – asalan sebenarnya dia lebih konsentrasi untuk memakan kuenya.

“Apa aku seksi?” Tanya Hara lagi.

“Seksi..seksi.” kata Yui.

“Benarkan onnie, aku cantik, seksi juga tinggi mengapa Seung Gi oppa tidak tertarik padaku?, padahal banyak lelaki lain yang antri untukku. Bukankah itu sangat aneh?”

“Iya aneh, sangat aneh.” Kata Yui yang melahap potongan cake ke dalam mulutnya.

“Aku sempat berpikir, apa Seung Gi oppa homo. Mengapa tidak tertarik pada wanita secantik aku?, aku sangat pusing memikirkannya onnie.”

Aku lebih pusing mendengar ocehanmu pikir Yui dalam hati.



Seung Gi memasuki ruang tamu.

“Oppa, sudah pulang?” kata Hara.

Yui yang sedang memakan kuenya langsung tersedak.

“Onnie tidak apa-apa?”

Hara mengambilkan air minum untuk Yui.

“Tidak apa-apa.” Yui meminum airnya.

“Aku pulang cuma mau mengambil sesuatu yang tertinggal.” Kata Seung Gi.

“Oppa mengapa tidak bilang padaku, sepupu oppa dari Jepang baru datang?” kata Hara.

“Sepupu?” kata Seung Gi heran.

“Iya sepupu, jangan bercanda pura-pura tidak tahu ha..ha..ha..” kata Yui.

“Siapa yang bilang dia sepupuku, dia cuma pembantu rumah yang baru.” Kata Seung Gi lalu pergi.

“pembantu???” kata Hara terkejut.

“Dasar kenapa berbohong, dari tadi juga sudah makan kueku.” Kata Hara dia menyambar kotak kue yang ada di dekat Yui.



----



“Tas itu tidak ada lagi di toko.”

Geun Seok yang sedang main game di PSP menatap menejernya.

“Kata pemilik toko, sepertinya tas itu dibawa seorang gadis.”

“Pasti wanita gila itu yang membawanya.” Kata Geun Seok.

“Kemarin Yoon eun hye datang mencarimu, dan Park shin hye terus-terusan meneleponku katanya kau tidak mengangkat telepon darinya.” Kata menejernya.

“Biar saja, aku sudah bosan pada mereka berdua.”



---





Geun Seok memencet bel, seseorang membukakan pintu.

“Kau!!!!!” Geun seok terkejut melihat gadis di depannya.

“Ah, Geun seok bintang film itu?, ada apa datang ke sini?” kata Yui.

“Aku ada perlu dengan Lee Seung Gi. Mengapa kau bisa ada di sini?”

“Aku bekerja di sini, soal tasmu waktu itu ada padaku, masuk saja.”

Geun Seok masuk dan duduk di sofa. Yui masuk ke kamarnya dan menyerahkan tas hitam pada Geun Seok.

“Periksa saja tidak ada barang yang hilang. Kau datang mencari Seung Gi?, mungkin sebentar lagi pulang.”

Geun Seok melihat isi tasnya.

“Ingin minum apa?” Tanya Yui.

“Apa saja.” Kata Geun Seok tersenyum.

Yui membawakan segelas jus jeruk, Geun Seok meminumnya.

“Itu, koperku yang masih ditempatmu bisakah dibawakan kemari?”

“Koper?”

“Iya koperku, yang kau bawa lari itu.”

“Ah aku tidak yakin, aku lupa meletakkannya di mana.”

“Apa?, mana bisa begitu. Kau yang salah membawa koperku harusnya kau menyimpannya baik-baik aku juga menyimpan tasmu baik-baik.”

Geun Seok mengambil kertas dan pulpen yang ada di atas meja. Lalu mencoret-coret sesuatu di atas kertas itu, dan menyerahkannya pada Yui.

“Ini tanda tanganku untukmu jangan marah lagi.”

“Kau menghilangkan koperku dan menggantinya dengan tanda tangan?”

“Apa masih kurang, kalau kau ingin foto bersama boleh juga.”

“Siapa yang ingin tandatangan dan foto bersamamu, aku cuma ingin koperku.”

“Apa tidak pernah nonton dramaku?, aku ini bintang film yang sangat terkenal.”

“Aku nonton salah satu dramamu You’re beautiful, tapi di sana aku lebih suka Jung Yong Hwa dia lebih tampan darimu.”

“Apa?, kau bilang apa?”

“Cari koperku sampai ketemu.”

Yui menyerahkan kertas dengan tanda tangan itu kepada Geun Seok.

“Gadis ini benar-benar…” Kata Geun Seok.

Seung gi memasuki ruang tamu.

“Oh kau sudah datang, aku menunggumu dari tadi.” Kata Geun Seok

Yui membawakan segelas jus jeruk lagi untuk Seung Gi, lalu Yui pergi.

“Apa dia benar-benar pembantumu?” tanya Geun Seok.

“Iya, dia dari Jepang, saat liburan ke Korea tasnya dicuri orang jadi dia kerja di sini untuk bekerja mengumpulkan uang.”

“Oh begitu.” Geun Seok tersenyum.



----





Seung Gi mengantar Geun Seok hingga ke depan pintu.

“Sebenarnya apa pekerjaanmu?, bintang film bisa datang ke sini?” tanya Yui.

“Sutradara.” Jawab Seung Gi.

“Benarkah sutradara, sangat hebat. Begitu muda sudah jadi sutradara. Apa sekarang sedang mengerjakan proyek film yang baru?”

“Ya, sedang mengerjakan drama baru.”

“Kalau buatanmu pasti dramanya selalu bagus, benar kan?”

“Kau memujiku dari tadi ada apa?, sebenarnya apa maumu?”

“Itu, sebenarnya aku seorang penulis novel di Jepang. Kalau kau butuh penulis skenario aku…”

Seung Gi langsung memotong kata-kata Yui.

“Aku tidak butuh.”

“Aku tahu mungkin untuk drama kali ini kau sudah punya penulisnya tapi mungkin untuk drama selanjutnya…”

“Selanjutnya juga tidak butuh.” Potong Seung Gi lagi.

“Mengapa?, kau belum lihat apa yang aku tulis.”

“Aku bilang tidak butuh artinya benar-benar tidak ingin dan tidak tertarik kata Seung Gi.”

“Ya sudah kalau begitu, kalau suatu hari nanti kau butuh penulis aku tidak akan bersedia.”

“Itu tidak akan terjadi.”

“Kita mana tahu, siapa tahu nanti kau mengemis padaku, memohon padaku?”

“Kalau itu terjadi artinya aku sudah gila, sudah hilang kewarasan.”

“Kita lihat saja nanti.” Kata Yui

Yui memasuki kamarnya.

“Lee Seung Gi kau belum tahu siapa Yoshioka Yui, lihat saja nanti.”

----

Telepon bedering, Yui mengangkatnya.

“Yoboseyo, kediaman Lee Seung Gi.”

Tidak ada suara yang menjawab dan Yui hampir menutup telepon.

“Bisa sambungkan aku dengan seorang gadis, ciri-cirinya badan pendek, kulit putih, ada tahi lalat di dekat bibir.”

“Aku tidak pendek!!, siapa ini?”

“Ini bintang film terkenal yang nasibnya sangat malang, dituduh pencuri oleh gadis yang tidak bertanggung jawab, tidak sengaja membawa kopernya lalu koper itu hilang, tidak bisa disogok dengan tanda tangan jadi aku harus mencarinya ke mana-mana.”

“Jan Geun Seok?, koper sudah ketemu?”



----





“Ini kopermu”

Geun Seok menyerahkan koper pada Yui.

“Kalau begitu aku pulang dulu.” Kata Yui.

“Tunggu, bagaimana kalau kita makan bersama, aku saja yang traktir.”

Geun Seok mengajak Yui memasuki sebuah restoran mahal. Pelayan menyerahkan buku menu.

“Ini apa benar-benar kau yang bayar?” Yui kaget melihat daftar harga di menu.

“Tenang saja.” Kata Geun Seok.

Yui memakan Tenderloin steaknya.

“Enak sekali, benar-benar empuk.” Kata Yui.

“Kemarin aku tidak sengaja melihat isi kopermu rupanya kau pakai motif polkadot, masih ada yang gambar hello kitty dan snoopy.” Kata Geun Seok tersenyum nakal.

Yui langsung berhenti makan dan menatap Geun Seok.

“Mengapa kau melihat koper orang sembarangan?”

“Kau tidak bilang aku tidak boleh melihat.”

“Tapi kalau sudah melihat setidaknya bisakah pura-pura tidak tahu?, membuat aku sangat malu.”

“Aku memang sengaja ingin membuatmu malu. Aku juga menyimpan salah satunya sebagai kenang-kenangan.”

“Dasar Pencuri pakaian dalam!!!” Yui berteriak.

Semua orang yang di restoran menatap mereka.

“Mengapa kau berteriak begitu keras?, mana mungkin aku mengambil pakaian dalammu. Aku cuma sedang bercanda denganmu.” Kata Geun Seok.

“Jadi sekarang harus bagaimana?”

“Palingkan wajahmu ke arah sana.”

Yui memalingkan wajahnya menatap jendela.



---



Go Hara mengejar Lee Seung Gi yang berjalan dengan cepat.

“Oppa mengapa tidak mau mengajak aku ke sana sebagai pasangan?, memangnya oppa ingin mengajak siapa?”

“Tidak mengajak siapa-siapa.”

“Oppa setidaknya harus membawa pasangan, baru bisa menyelamatkan muka di depan Yoona onnie.”

“Mengapa aku harus menyelamatkan muka memangnya aku bersalah apa padanya?”

“Memang tidak ada salah, tapi Yoona onnie mantan tunangan oppa, sekarang dia menikah dengan laki-laki lain paling tidak oppa harus tunjukkan kalau sudah punya kekasih baru.”

“Memangnya aku harus mengajakmu?”

Seung Gi meninggalkan Hara.

“Oppa!!!”



---





Menejernya menatap Geun Seok, Geun Seok pura-pura melihat-lihat majalah.

“Berita apa ini?, Jan Geun Seok pencuri pakaian dalam!!!”

“Ini salah paham saja.” Kata geun Seok.

“Salah paham apa?, di internet ini berita paling utama. Untungnya banyak yang tidak percaya kau melakukan itu.”

“Memang aku tidak melakukannya.”

“Jadi mengapa bisa terjadi seperti ini?”

“Ini semua gara-gara wanita gila yang menuduhku pencuri.”

“Siapa dia?”

“Yoshioka Yui.” Geun Seok tersenyum.



---





Yui meletakkan secangkir kopi di atas meja.

“Kali ini tidak terlalu panas tidak terlalu dingin.” Kata Yui.

Seung Gi meminum kopinya.

“Sudah membersihkan rumah?” kata Seung Gi.

“Sudah, semuanya sudah rapi.”

“Kalau begitu coba berputar.”

“Apa?”

“Coba berputar, apa tidak mengerti kata-kataku?”

Yui berputar.

“Temani aku ke pesta pernikahan, menyamar jadi pasanganku.”

“Apa? Ke pesta siapa?”

“Pesta teman sekolah dulu.”

“Mengapa tiba-tiba mengajak aku ke pesta itu sebagai pasangan?, apakah demi menyelamatkan muka?, pasti yang menikah orang yang dulu kau suka atau mantan kekasihmu?”

Seung Gi terdiam.

“Aku benar kan?” kata Yui.

“Bagaimana kau bisa tahu?”

“Tentu saja aku tahu, aku pintar menebak, apa masih suka pada orang itu?”

“Mengapa kau begitu cerewet?”

“Sepertinya masih sangat suka, bawa saja pengantin wanitanya lari. Gendong dia lalu bawa lari.”

“Mengapa aku harus melakukan sesuatu yang norak seperti itu?”

“Ya sudah kalau tidak mau, tapi apa kau serius mengajakku ke pesta? Aku tidak punya baju.”



---





Yui sudah berada di butik mahal dan melihat-lihat baju.

“Coba ini, ini dan ini.” Kata Seung Gi.

Yui sudah enam kali ganti baju tapi Seung Gi terus menggelengkan kepala.

“Mengapa kaki begitu pendek?, pakai apapun tidak ada yang bagus.”

“Kalau begitu suruh saja wanita yang kakinya panjang, wanita yang membawa kue ke rumah bukankah kakinya panjang!!”

“Maksudmu Hara?, apakah aku sudah gila mengajak dia?”

“Jadi harus bagaimana?, katamu tidak ada yang cocok.”

“Telanjang saja.”

“Apa?”

“Tentu saja cari yang cocok sampai dapat!, coba yang ini.”

Seung gi menyerahkan gaun putih selutut yang sederhana.

“Bagaimana?” Yui keluar mengenakan gaun tersebut.

“Coba berputar.”

Yui berputar.

“Sepertinya kau memang cocok memakai yang simpel, aku ambil yang ini.” Kata Seung Gi.



----





Pesta diadakan di sebuah hotel mewah. Seung Gi memasuki ruangan pesta dengan Yui.

“Mengapa sembunyi dibelakangku?”

“Aku gugup sekali.”

“Yang harusnya gugup itu aku.” Kata Seung Gi.

Seung Gi menggandeng tangan Yui.

“Selamat kau akhirnya menikah.” Kata Seung gi kepada Yoona.

“Oh, aku pikir kau tidak datang apa dia pacarmu?.” Yoona menatap Yui.

Seung Gi hanya mengangguk.

“Selamat untukmu.” Kata Yui.

Mereka juga memberi selamat kepada pengantin prianya.

“Itu kah mantan kekasihmu, cantik sekali.” Bisik Yui.

“Kau jangan mempermalukan aku di pesta, jangan makan terlalu banyak seperti orang tidak pernah makan, kau mengerti?”

Yui tidak mendengarkan Seung Gi lalu menuju meja yang dipenuhi makanan.

“Enak sekali.” Kata Yui setelah memakan sepotong kue.

“Oh, mengapa kau bisa datang ke sini?” Geun seok menyapa Yui.

“Kau juga bisa mengapa ada di sini?”

“Sering bertemu sepertinya kita jodoh, pengantin wanita yang menikah teman sekolahku dulu sama dengan Seung Gi, mengapa kau bisa ada di sini?”

“Aku diajak Seung Gi ke sini.”

“Kau tahu berita aku pencuri pakaian dalam tersebar di internet, kau harus bertanggungjawab.”

“Benarkah, aku benar-benar minta maaf.”

“Tidak apa-apa, tapi kau cantik juga kalau berdandan seperti ini.”

Geun Seok memperhatikan Yui dari atas sampai bawah membuat Yui tidak nyaman.

“Geun Seok oppa datang juga?, apa kabar.” Kata Go Hara.

“Baik, kau datang dengan siapa?”

“Sendiri, Seung Gi oppa tidak mau mengajakku. Oh mengapa kau juga ada di sini?” Hara menatap Yui.

“Aku diajak Seung Gi.” Kata Yui.

“Apa?, aku tidak percaya Seung Gi oppa mengajakmu tapi tidak mau mengajakku?”

“Tanya saja sendiri pada orangnya.”

“Dasar wanita penggoda!!” kata Hara

“Becermin dulu, aku dan kau siapa yang lebih mirip wanita penggoda.” Kata Yui.

“Sudah jangan bertengkar lagi, kalian jadi bahan tontonan orang.” Kata Geun Seok.

“Ada apa ini?” Seung Gi mendekati mereka.

“Oppa mengapa mengajaknya, mengapa oppa tidak mengajakku?” Tanya Hara.

“Jangan meributkan ini di sini, saat pulang nanti aku jelaskan.” Kata Seung Gi.

“Tidak mau, oppa jahat padaku.” Hara memukul-mukul Seung Gi.



Semua tamu mulai memperhatikan.

“Oppa mengapa begini padaku, oppa tahu aku sangat menyukai oppa.”

“Aku mau punch.” Kata Yui pada pelayan yang lewat membawa minuman.

Yui mengambil gelas punch itu dan mendekati Hara.

“Berhenti melakukan itu pada pasanganku.” Kata Yui

“Aku tidak mau berhenti, memangnya kau mau apa?” kata hara.

Yui menyiram punch itu ke tubuh Hara.

“Jangan genit pada pasanganku, sangat tidak tahan melihatnya.” Kata Yui.

Semua tamu terkejut tapi tidak lama kemudian tertawa dan bertepuk tangan.

“Apa yang kau lakukan?” kata Hara.

“Ayo kita pulang.” Yui menggandeng lengan Seung Gi.



---





“Benar-benar wanita menyebalkan.” Kata Yui setelah berada di dalam mobil.

Seung Gi hanya tersenyum.

“Mengapa tersenyum?”

“Sudah lama tidak dapat tontonan menarik seperti tadi.” Kata Seung Gi.

“Apakah aku tadi sangat keren?”

“Terlalu keren, bagaimana kau bisa berbuat seperti itu?”

“Tentu saja, kau tidak kenal siapa Yoshioka Yui.”

“Tapi permainan sekarang sudah berakhir, kembali ke rumah nanti kau harus melayani aku.”

“Cinderella saja di beri waktu sampai jam 12 malam, sekarang belum jam 12 malam tapi aku sudah kembali jadi pembantu.”

Ponsel Seung Gi berdering, Seung Gi mengangkatnya.

“Ada masalah apa?”

Wajah Seung Gi berubah menjadi serius.

“Mengapa dia bisa membatalkan kontraknya?, tawari dia bayaran dua kali lipat.” Kata Seung Gi lalu mematikan ponselnya.

“Siapa?” kata Yui.

“Bukan urusanmu, itu urusan pekerjaanku.”

“Apa penulis skenario yang membatalkan kontrak?”

“Sepertinya kau sangat berharap penulis itu yang membatalkan kontrak.”

“Jadi apakah aku benar?”

“Iya benar, tapi aku akan meyakinkan dia lagi.”

“Kalau dia tidak mau mengapa memaksa orang?, bukankah ada aku?”

“Apa aku sudah gila?, berhenti bicara yang perlu kau pikirkan hanya masak dengan benar.”

“Mengapa kau tidak percaya pada kemampuanku?”

----

Setelah sampai di apartemen Yui masih terus membututi Seung Gi.

“Aku mohon, berikan aku satu kesempatan.”

“Kau terus berisik, apa mau diusir keluar?”

“Dasar memang kau tidak mengerti bakat seseorang, dasar rambut sarang burung.” *Yui berkata dalam bahasa jepang*

Seung Gi memasuki kamar Yui dan mengemasi baju-baju Yui ke dalam koper.

“Apa yang kau lakukan?” Tanya Yui.

“Cepat pergi dari sini.”

“Mengapa kau tiba-tiba mengusirku?”

“Tadi kau bilang rambutku seperti sarang burung!”

“Kau mengeti bahasa jepang?, maaf aku tidak tahu kau mengerti.”

“Jadi jika aku tidak mengerti kau boleh saja mengejekku seperti itu.”

“Bukan itu maksudku. Tapi memang pagi-pagi saat kau belum mandi rambutmu seperti itu”

“Keluar.” Seung Gi membuang koper Yui keluar dan mendorong Yui keluar.

“Aku bersalah, aku mohon ampun, jangan usir aku.”

Seung Gi membanting pintu.

Yui memencet bel terus menerus, Seung Gi membukakan pintu.

“Ada apa?”

“Itu laptopku ketinggalan di dalam.”

“Biar aku saja yang ambil.” Kata Seung Gi.

Yui mendorong pintu dan masuk.

“Aku saja yang mengambilnya.” Kata Yui.

Yui memasuki kamarnya dan mengunci pintu. Seung Gi mengetuk pintu.

“Mengapa kau mengunci pintu?”

“Aku tidak mau keluar dari sini.”

“Aku punya kuncinya.” Kata Seung Gi mengambil kunci dan membuka pintu.

Yui menahan pintu dengan tubuhnya, tapi akhirnya pintu terbuka.

“Cepat pergi dari sini.” Seung Gi menarik tangan Yui.

“Tidak mau.” Yui memeluk kaki ranjang.

Seung Gi menarik kaki Yui.

“Aku bersalah, aku tidak akan mengulanginya lagi.”

“Kali ini kau aku ampuni.”

Seung Gi melepas kaki Yui lalu pergi.

---

Paginya Yui menyiapkan sarapan. Seung Gi hanya diam sambil membaca Koran.

“Itu, bahan makanan di kulkas hampir habis. Apa aku saja yang pergi belanja?”

Seung Gi mengeluarkan beberapa lembar uang dan meletakkannya di atas meja.

“Banyak sekali?” kata Yui.

“kembaliannya untukmu saja.”

“Benarkah?, kamsamnida.”

---

Geun Seok melihat Yui berada di jalan sambil menenteng kantong plastik. Geun Seok menghentikan mobilnya.

“Bertemu lagi, sangat kebetulan. Butuh tumpangan?”

Yui langsung membuka pintu mobil.

“Hari ini sangat panas, kalau begitu aku tidak malu untuk menerima tumpangan.” Kata Yui.

Geun Seok tertawa.

“Kau sudah makan belum, aku traktir makan.” Kata Geun Seok.

“Gantian saja, kali ini aku yang traktir. Saat ini aku ada uang sisa dari belanja.”

Geun Seok tertawa lagi.

“Tapi kau harus menyamar baru bisa makan ditempat itu.”

Yui melihat topi dan kacamata hitam yang ada di atas dashboard mobil dan memakaikannya pada Geun Seok.

---

“Ahjumma minta sepiring besar Ddeokbokki.” Kata Yui.

“Jadi yang kau bilang traktir, adalah traktir Ddeokbokki di pinggir jalan?”

“Setiap melihat drama korea sangat penasaran Ddeokbokki rasanya seperti apa.”

Yui memakan sepotong Ddeokbokki.

“Sangat enak, kau tidak makan?” Tanya Yui.

“Tidak tahu bersih atau tidak.” Kata Geun Seok.

“Kau tidak pernah makan Ddeokbokki?”

“Aku tidak tahan makanan pedas.”

“Bukankah orang Korea suka makanan pedas?, kau ini memang aneh. Mempermalukan Negara Korea tidak pernah makan Ddeokbokki.”

“Mengapa cuma tidak makan Ddeokbokki bisa mempermalukan Negara?”

“Makanya kau harus makan, Aaaaa…”

Yui menyuapi Geun Seok Ddeokbokki.

“Enak tidak?”

“Lumayan.” Kata Geun Seok.

“Ahjumma pesan sepiring besar lagi Ddeokbokki.” Kata Yui.

“Buat apa pesan lagi?”

“Untukmu, awas tidak dihabiskan.” Kata Yui.



To be continued….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DONATE

Klik gambar

Klik gambar
peluang usaha