WARNING : DILARANG COPAS TANPA SEIZIN AUTHOR!! APA LAGI TANPA MEMBERI CREDIT!!!
Cast:
- YUI ( Yoshioka Yui )
- Ham Eunjung
- Kim Kibum
- Kim Soohyun
- Nam Jihyun
- Cho Kyuhyun
Genre: Family, Romance, Comedy
Length : 1 - 5
Jiyeon memencet bel pintu, Eunjung membuka pintu.
“Mengapa kau datang ke sini?, berani sekali kau datang ke sini.” Kata Eunjung.
Jiyeon menundukkan kepalanya.
“Aku..aku..”
“Aku yang mengundangnya ke sini, kami ingin belajar bersama.” Kata Yui.
Yui menarik tangan Jiyeon.
“Ayo ke kamarku.” Kata Yui.
Jiyeon mengikuti Yui menaiki tangga, Eunjung menatap Jiyeon tajam. Yui membuka pintu kamarnya dan Jiyeon masuk ke dalam.
“Mengapa anak itu kasar sekali padamu?” tanya Yui pada Jiyeon.
“Itu bukan salahnya, memang pantas dia membenciku.” Kata Jiyeon.
“Apa maksudmu?” tanya Yui.
“Sebenarnya ada rahasia yang belum aku ceritakan padamu.” Kata Jiyeon.
“Apa ini ada kaitannya mengapa Eunjung membencimu?”
Jiyeon mengangguk.
“Yui..sebenarnya..”
---
Eunjung memasuki kamar Jihyun, dia membaringkan badannya di kasur. Jihyun sedang menulis sesuatu.
“Apa yang kau tulis?” tanya Eunjung.
“Rahasia.” Jihyun terus menulis sambil tersenyum.
Eunjung mendekati Jihyun dan merebut kertas itu.
“Kembalikan.” Kata Jihyun.
Eunjung mulai membaca isi surat itu.
“Untuk Siwon seungsennim yang tampan, seungsennim entah mengapa aku terus memikirkanmu. Wajahmu yang tampan terus membayangi diriku, seungsennim bagaikan pangeran berkuda putih yang ada di dongeng-dongeng. Apakah dosa aku mencintaimu seungsennim..ha..ha..ha..ini benar-benar menjijikkan.” Eunjung tertawa memegangi perutnya.
Jihyun merebut kertas itu, menatap kesal pada Eunjung.
“Kau ini memang tidak mengerti seni, ngomong-ngomong tumben kau datang mengacau ke sini.”
“Jiyeon datang ke rumahku, aku malas melihat mukanya jadi datang ke sini.”
“Jiyeon?” Jihyun ikut terkejut.
Eunjung mengangguk, dia duduk di tepi ranjang Jihyun.
“Setiap kali melihat dia, kenangan menyakitkan itu datang lagi.” Kata Eunjung.
“Eunjung-ah jangan menangis.” Kata Jihyun, dia melihat mata Eunjung yang sudah berkaca-kaca.
Jihyun memeluk Eunjung.
---
"Yui temani ibu membeli bunga." kata ibunya.
"Bunga?, untuk apa?"
"Besok adalah hari peringatan kematian ibu kandung Eunjung, kita akan ke makamnya."
Yui mengangguk, dia berganti pakaian. Yui teringat lagi dengan cerita Jiyeon tadi.
"Yui apa kau sudah siap?" Ibunya memanggil lagi.
"Sudah." kata Yui.
---
Soohyun merapikan piring-piring kotor yang ada di atas meja.
“Soohyun-ah.” panggil bosnya.
“Iya ahjussi.”
Bosnya memberikan sebuah amplop.
“Ini gajimu bulan ini.”
“Terima kasih ahjussi.”
Soohyun menerima amplop itu.
“Terus bekerja yang rajin ya.”
“Baik.”
Soohyun tersenyum memandang amplop itu.
---
“Hari ini Kim bum tidak masuk, sepi sekali.” Kata murid-murid perempuan di kelas.
Yui melirik bangku Kim bum yang kosong. Guru mereka memasuki kelas, semua murid diam. Entah mengapa Yui merasa cemas, dia terus menoleh ke bangku Kim bum. Di tengah-tengah pelajaran seseorang mengetuk pintu. Seorang lelaki yang memakai topeng berhiaskan bulu angsa memasuki kelas, di tangan kanannya dia membawa sebutir apel.
“Maaf tapi ada kiriman untuk nona Yoshioka Yui.”
Gurunya hanya mengangguk walaupun keheranan,
Lelaki bertopeng itu mendekat, berlutut dengan satu kaki lalu menyerahkan apel itu pada Yui.
“Di korea, memberi apel artinya sebagai permintaan maaf.” Laki-laki itu membuka topengnya, dan Yui berpikir itu Kim bum rupanya dia salah. Dia tidak mengenal lelaki itu.
Lelaki itu memakai topengnya lagi lalu keluar dari kelas, Yui terdiam sesaat menatap apel itu. Lalu dia berlari keluar menyusul lelaki itu.
“Kau mau ke mana?” kata gurunya.
“Tunggu!!” kata Yui.
Lelaki bertopeng itu berhenti dan menatap Yui.
“Apa apel ini dari Kim bum?, di mana dia sekarang?”
“Kim bum?, dia sangat stres sekarang. Tidak pulang ke rumah hanya minum-minum ditempatku, mampirlah ke tempatku, kasihan dia.”
Lelaki bertopeng itu menyerahkan kartu namanya pada Yui lalu dia pergi. Yui membaca nama di kartu itu.
"Lee Donghae." gumamnya.
---
Jihyun membawa surat cinta di dalam sakunya, lalu dia menuju ruang kesehatan. Kyuhyun memasuki kelas mencari Jihyun tapi Jihyun sudah pergi.
“Eunjung-ah…Jihyun di mana.” Kyuhyun bertanya pada Eunjung yang tidur.
“Eunjung-ah…..” Kyuhyun mengguncang-guncang bahu Eunjung.
“Ada apa!!”
“Jihyun di mana?”
“Tidak tahu, tapi sepertinya mau menemui Siwon seungsennim.”
Eunjung membaringkan lagi kepalanya di meja.
“Apa??, tidak boleh.” Kyuhyun berlari keluar kelas secepat mungkin.
“Eunjung-ah.”
“Ada apa lagi sih!!”
Eunjung mengangkat kepalanya dan dia ingin memberikan tendangan pada Kyuhyun karena mengganggu tidurnya lagi, tapi rupanya itu Soohyun.
“A.ada apa?” kata Eunjung tergagap.
Soohyun memberikan sebuah amplop pada Eunjung.
“Jumlahnya tidak banyak, tapi aku akan menggantinya sedikit demi sedikit.” Kata Soohyun.
“Sebenarnya aku tulus memberinya padamu, apa lagi kau sudah bergabung di kelompok kami.”
“Aku tidak ingin berhutang padamu, terimalah.”
Eunjung menerima amplop itu.
---
Jihyun memasuki ruang kesehatan. Guru Siwon tersenyum.
“Apa ada keluhan kesehatan?” tanya guru Siwon.
“Sepertinya begitu, akhir-akhir ini kepalaku pusing, pandangan mata suka kabur, dan kakiku sakit.” Kata Jihyun.
“Baiklah kalau begitu harus di periksa dulu.”
Dengan semangat tanpa diminta Jihyun naik ke tempat tidur pasien. Guru Siwon belum melakukan pemeriksaan tiba-tiba Kyuhyun datang.
“Jihyun-ah. Apa yang terjadi padamu?” tanya Kyuhyun.
“Apa yang kau lakukan di sini?” kata Jihyun.
“Dia sedang sakit, aku ingin melakukan pemeriksaan.” Kata guru Siwon.
“Tidak boleh, Jihyun hanya boleh diperiksa dokter wanita. Ayo Jihyun kita pergi.”
“Tidak mau, aku benar-benar sakit tidak bisa begerak.” Kata Jihyun.
Kyuhyun menggendong Jihyun keluar dari ruang kesehatan.
“Yah!! Apa yang kau lakukan!!” Jihyun memberontak.
“Ayo kita ke rumah sakit, bertahanlah Jihyun jangan mati!!” kata Kyuhyun.
Jihyun menjitak kepala Kyuhyun.
“Turunkan aku, aku tidak sakit.” Kata Jihyun.
“Jadi kau sedang berpura-pura?”
“dasar kau bodoh merusak rencana!! Surat cinta juga belum diletakkan di meja Siwon seungsennim.”
---
Eunjung menaruh bunga di makam ibu kandungnya. Ibu tirinya mengelus kepala Eunjung, Eunjung menepis tangan ibu tirinya.
“Aku ingin berbicara pada ibu kandungku, bisa kalian memberi aku waktu.” Kata Eunjung.
“Baiklah, ayo kita pergi sebentar.” Ayahnya mengajak Yui dan ibunya menjauh.
“Ibu, seperti yang ibu lihat ayah menikah lagi.”
Bulir-bulir air mata menetes dipipinya.
“Sekarang ayah membagi perhatian pada keluarga barunya, dia tidak sayang padaku lagi. Aku juga lelah ingin membenci mereka, sangat lelah.”
Yui memperhatikan Eunjung dari kejauhan, lalu dia mengalihkan pandangan ke arah lain, ada Jiyeon di sana, Yui menyipitkan matanya. Itu memang Jiyeon. Jiyeon membawa seikat lily putih, dia mendekati Yui, ibunya dan ayah tirinya.
“Kau juga datang?” kata ayah Eunjung.
“iya ahjussi.” Kata Jiyeon.
Ayah Eunjung mengajak Jiyeon ke makan ibu Eunjung, Yui dan ibunya mengikuti dari belakang.
“Eunjung, lihat siapa yang datang. Dia ingin memberikan penghormatan pada ibumu.” Kata ayahnya.
Eunjung menoleh, dia terkejut melihat Jiyeon.
“Apa hakmu untuk datang ke sini.” Kata Eunjung.
“Aku benar-benar ingin memberi penghormatan pada ahjumma.” Kata Jiyeon.
“Pulanglah, aku tidak ingin bertengkar denganmu di depan ibuku.”
“Eunjung!” suara ayahnya meninggi.
“mengapa?, ingin menyalahkan aku lagi?”
~Flash Back~
“Eunjung-ah apa kau bawa bekalmu?” kata Jiyeon.
“Aku juga mau, bekal buatan ibunya sangat enak.” Kata Jihyun.
“tunggu sebentar.” Eunjung mengeluarkan bekalnya, sebuah foto terjatuh.
Jiyeon memungut foto itu.
“Eunjung ini ibumu?, dia cantik sekali.” Kata Jiyeon.
“Cantik kan?, apa mirip aku?” kata Eunjung.
Jihyun melihat foto itu.
“Tentu saja lebih cantik ibumu.” Kata Jihyun, Jiyeon mengangguk cepat-cepat.
“dasar kalian ini.” Kata Eunjung.
----
Jiyeon membawa mobil, hari ini ulang tahun Jihyun. Sebenarnya dia tidak boleh membawa mobil tapi dia melarikan mobil ayahnya diam-diam. Segala sesuatu lancar awalnya tapi saat di tengah-tengah perjalanan.
Brakkkkkk!!!
Dia sudah menabrak seseorang, gemetaran Jiyeon keluar dari mobilnya. Dia menabrak seorang wanita, wanita itu berlumuran darah.
----
Eunjung berjalan menuju rumah sakit bersama ayahnya, dia baru pulang dari pesta Jihyun dan mendapat kabar ibunya mendapat kecelakaan, Eunjung terkejut melihat Jiyeon yang sedang menangis di depan pintu ruang operasi ibunya.
“Jiyeon-ah mengapa kau bisa di sini?” tanya Eunjung.
“Eunjung aku..aku..” Jiyeon tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Eunjung melihat tangan Jiyeon yang berlumuran darah.
“Apakah kau?”
Pintu ruang operasi terbuka, dokter keluar dia membuka maskernya.
“Bagaimana dengan keadaan istriku?” tanya ayah Eunjung.
“Kami sudah mencoba yang terbaik tapi istrimu tidak bisa di selamatkan lagi.” Kata dokter.
“Tidak mungkin ibuku meninggal, tolong selamatkan ibuku.” Kata Eunjung.
Dokter menggelengkan kepalanya.
Eunjung menarik tangan Jiyeon,
“Kembalikan ibuku!!” Eunjung menangis dia menarik tangan Jiyeon memasuki ruang operasi.
“Eunjung tenanglah.” Kata ayahnya.
“maa…maafkan aku…” Jiyeon menangis.
“Apakah maaf berguna sekarang? hidupkan ibuku lagi!! Kembalikan ibuku lagi!!”
~End of Flash Back~
“Tidak apa-apa ahjussi, aku pergi sekarang.” Jiyeon menyerahkan bunga lily itu pada Yui. Lalu dia melangkah pergi.
---
Yui membawa segelas jus jeruk hangat ke kamar Eunjung. Yui mendekati Eunjung yang sedang duduk memandang foto ibunya.
“Kau tahu, Jiyeon masih merasa bersalah sampai saat ini.” Kata Yui.
“Apa dia menceritakan semuanya padamu?” kata Eunjung.
Yui mengangguk.
“Dia..”
“Berhenti bicara.” Eunjung memotong kata-kata Yui.
“Tidak bisakah kau memaafkan Jiyeon?” kata Yui.
“Apa kau pikir mudah memaafkan dia, kejadian ini tidak terjadi padamu jadi kau tidak mengerti perasaanku.”
“Mungkin kau benar.” Yui menepuk pundak Eunjung.
“Tapi apakah kau sendiri tidak merasa lelah membenci Jiyeon?, selama dua tahun membenci dia apa kau tidak merasa ada beban?, karena aku sendiri baru bertemu denganmu dan membencimu saat ini sudah merasa lelah.” Kata Yui.
“Jadi kau tidak ingin membenciku lagi?” kata Eunjung.
Yui mengangguk.
“Kita hentikan saja sekarang. Berusaha menikmati keluarga baru.” Kata Yui.
“Aku bisa menerimamu, tapi tidak semudah itu menerima ibumu.” Kata Eunjung.
“Aku mengerti, aku juga merasa sulit untuk menerima ayahmu, tapi aku akan berusaha.”
----
Kyuhyun dan Jihyun menunggu di ruang latihan berdua, Jihyun mengikir kukunya.
“Kim bum hari ini tidak masuk sekolah, Soohyun bilang dia masih kerja, dan Eunjung ponselnya tidak aktif.” Kata Jihyun.
“Jadi di sini cuma ada kita berdua.” Kyuhyun mendekat.
“Jangan dekat-dekat, dalam pikiranku sekarang cuma ada Siwon seungsennim.” Kata Jihyun.
“Apa yang kau suka dari seungsennim?” tanya Kyuhyun.
“Matanya indah.” Kata Jihyun.
“mataku juga.” Kata Kyuhyun melihat ke cermin.
“Badannya kekar.” Kata Jihyun lagi.
“Apa kau mau lihat ototku?” kata Kyuhyun.
“Sudahlah lebih baik kita latihan.” Kata Jihyun.
Kyuhyun cemberut.
“Aku benar-benar punya otot.”
Kyuhyun menyingsingkan lengan bajunya.
“Dibandingkan punya seungsennim lenganmu hanya seperti tulang ayam kering.” Kata Jihyun.
---
Yui menunjukkan kartu nama yang dia dapatkan dari Lee donghae kepada supir taksi.
“Apakah ahjussi tahu tempat ini?” tanya Yui.
“Aku tahu, anak muda suka ke tempat itu.”
Setelah 30 menit akhirnya dia sampai di tempat yang ingin di tuju.
“ini tempatnya?” tanya Yui, rupanya tempat itu adalah sebuah klub malam.
Sopir taksi itu mengangguk, Yui membayar taksi lalu dia turun. Yui sesaat merasa ragu apakah dia harus masuk ke tempat seperti itu, dia lalu berpikir lagi mengapa dia ingin menemui Kim bum. Harusnya dia tidak peduli pada Kim bum, bukankah ini yang dia mau?, Yui menggelengkan kepalanya, dia sudah terlanjur berada di sini. Dia melangkahkan kakinya memasuki klub malam. Suasana begitu berisik, dan semua orang menari. Yui melihat Donghae berada di counter minuman. Yui mendekati pria itu.
“Kau datang?” Donghae tersenyum.
“Di mana Kim bum?”
“Sebentar lagi dia datang. Apa mau minum?”
“Tidak, tapi bukankah kau bilang dia tidak pulang ke rumahnya dan minum-minum di sini?”
“Biarkan dia saja yang menjelaskan padamu nanti.”
Yui duduk dan menunggu, sepuluh menit kemudian Kim bum datang, dia tersenyum mendekati Yui.
“Sudah ku duga kau akan datang.” Kata Kim bum.
“Sebenarnya ada apa ini?, aku datang karena berpikir kau stres dan sedang minum-minum, rupanya kau baik-baik saja.”
“Sebenarnya aku cuma ingin mengetes apakah kau masih peduli padaku, mengaku saja kau juga menyukaiku.” Kata Kim bum.
“Aku mau pulang.” Yui melangkah pergi.
“kita jalan-jalan dulu ke tempat lain.” Kim bum menarik tangan Yui.
“Oppa.. sudah lama kau tidak datang ke sini.” Seorang gadis mendekati Kim bum.
“Aku sedang sibuk nanti saja kita bicara.” Kata Kim bum.
Tapi beberapa gadis lain mendekat.
“Oppa kita bermain dulu.” Kata gadis-gadis itu.
Yui menatap Kim bum kesal, dia melepas tangan Kim bum darinya lalu dia melangkah pergi.
“Yui!! Jangan pergi sendiri, berbahaya!!”
Tapi Yui tidak peduli, dia menerobos kerumunan orang ramai. Kim bum berusaha melepaskan diri dari gadis-gadis yang mengerumuninya.
---
Eunjung memasuki warung jajangmyun, dia melihat Soohyun sedang membereskan piring-piring kotor.
“Pesan satu porsi jajangmyun.” Kata Eunjung.
“Baik.” Kata Soohyun.
Dia melihat Eunjung dan terkejut.
“Kau mengapa datang ke sini?”
“Aku ingin makan jajangmyun.” Kata Eunjung.
Eunjung duduk di kursi, sepuluh menit kemudian Soohyun datang membawa sepiring jajangmyun. Eunjung memakan jajangmyun dengan lahap, Bos Soohyun mendekati Eunjung.
“Ini aku beri bonus tambahan asinan lobak.” Kata bos Soohyun.
“Terima kasih ahjussi.” Kata Eunjung dengan mulut yang masih penuh.
“Tidak apa-apa, untuk pacar Soohyun aku berikan bonus.” Kata Bos Soohyun tertawa.
Eunjung langsung tersedak, Eunjung menepuk-nepuk dadanya. Soohyun membawakan air putih untuk Eunjung, Eunjung meminum air itu.
“Soohyun-ah temani dulu pacarmu, tidak apa-apa.” Kata bosnya.
“Dia bukan pacarku!” Kata Soohyun dan Eunjung bersamaan
“Sudahlah anak muda sekarang memang suka malu.” Kata bosnya.
“Aku juga ingin pesan soju dua botol.” Kata Eunjung pada Soohyun.
“Kau masih di bawah umur, kau tidak boleh minum.” Kata Soohyun.
“Aku adalah pelanggan, kau berani membantah pelanggan?, ambilkan aku soju dua botol!!”
----
Yui menendang-nendang kaleng bekas di jalan.
“Aku bodoh sekali mau datang ke sini.” Kata Yui.
Yui melihat ke sekelilingnya, jalanan yang sepi. Yui merasa heran mengapa dia bisa berjalan sampai ke tempat ini. Dia tidak sadar terus berjalan tanpa arah.
“Sepertinya aku tersesat.” Kata Yui.
Yui mengambil ponsel dari saku celananya tapi baterai ponselnya habis.
“Mengapa sial sekali.” Yui mengeluh.
“Hai nona manis mengapa malam-malam sendirian.”
Sekelompok laki-laki preman mendekati Yui. Yui ketakutan dia berjalan menjauh.
“Jangan takut, kami tidak akan menyakitimu.”
---
Soohyun menggendong Eunjung di punggungnya, jalannya terseok-seok.
“makanya aku bilang jangan minum!! Aku tahu akan terjadi seperti ini.” Kata Soohyun.
“Ibu..” kata Eunjung, dia mabuk berat.
“Ibu, saat kecil kau sering menggendongku seperti sekarang, apakah aku berat?” kata Eunjung.
“Aku bukan ibumu.” Kata Soohyun.
Eunjung membaringkan kepalanya di pundak Soohyun.
“Ibu.. biasanya kau suka menyanyikan aku lagu tiga beruang, ayo nyanyikan ibu…” kata Eunjung.
Soohyun tidak menjawab lagi, hanya terus berjalan.
“Ibu.. ayo menyanyi..” Eunjung mulai menarik-narik leher Soohyun.
“Lama-lama aku bisa kau bunuh, baik aku akan menyanyi.”
Soohyun mulai bernyanyi
Ada tiga beruang di dalam rumah
Papa beruang, mama beruang, dan bayi beruang
Papa beruang gemuk
Mama beruang kurus
Bayi beruang sangat imut
Lihat!Lihat!
Mereka sangat gembira
“nyanyikan sekali lagi.” Kata Eunjung.
“Aish..benarbenar menyusahkan.”
Eunjung menarik-narik rambut Soohyun.
“Nyanyikan lagi.”
Ada tiga beruang di dalam rumah
Papa beruang, mama beruang, dan bayi beruang
Papa beruang gemuk
Mama beruang kurus
Bayi beruang sangat imut
Lihat!Lihat!
Mereka sangat gembira
---
“Jangan ganggu dia, dia itu gadisku.” Kim bum muncul.
Kim bum mendekati Yui.
“Apa mereka orang suruhanmu juga?, supaya kau terlihat seperti pahlawan?” kata Yui.
“Di saat begini kau malah berpikir seperti itu?, aku datang menyelamatkanmu.”
“jangan ganggu kami, pergilah.” Seorang pria bertubuh kekar mendekati Kim bum.
Kim bum melayangkan tinjuan di muka pria itu.
“Aish!! Tanganku sakit, mengapa mukanya keras sekali.” Kata Kim bum.
Dua orang preman mulai menahan Kim bum.
“Yui cepat lari!” kata Kim bum.
Kim bum terus di pukuli, wajahnya sudah memar, bibirnya berdarah, pria berbadan kekar menghantam perut Kim bum berkali-kali, Kim bum memuntahkan darah.
“Hentikan! Hentikan!” Yui berteriak.
Kim bum terbaring di jalan.
“Aku akan memberimu sedikit pelajaran lagi.” Pria bebadan kekar menjambak rambut Kim bum.
Kemudian mereka menendang-nendang Kim bum.
“Hentikan..” Yui menangis.
Setelah puas memukuli Kim bum, preman-preman itu lalu meninggalkan mereka begitu saja. Yui mendekati Kim bum yang sudah terbaring lemah dan berdarah. Yui memeluk Kim bum.
“Makanya.. su..dah ku bilang pe..rgi sen..diri itu ba..haya.” kata Kim bum dengan suara terbata-bata.
“Siapa saja tolong kami!!” Yui berteriak.
Tapi jalanan benar-benar sepi.
“bertahanlah.” Kata Yui.
Air matanya menetes di atas wajah Kim bum.
“Ja..ngan menangis..” Kim bum mencoba tersenyum.
Tidak lama kemudian sebuah mobil melewati tempat itu.
“Apa ada orang di situ?”
Orang itu turun dari mobil.
“Tolong, temanku terluka parah.” Kata Yui.
Orang itu membantu Yui membawa Kim bum ke kursi belakang mobil, Yui memeluk Kim bum.
“Yui.. apa a..ku akan ma..ti?” kata Kim bum.
“Jangan bicara lagi, bertahanlah.” Kata Yui.
---
Eunjung merasa wajahnya basah, ibu tirinya sedang mengelap wajahnya. Dia sudah berada di kamarnya.
“Kau sudah sadar?” tanya ibu tirinya.
“Kepalaku pusing sekali.” Kata Eunjung.
“Kau mabuk, dan temanmu mengantar kemari, untung saja ayahmu tidak ada, dia bisa marah besar.” Kata ibu tirinya.
“Aku sudah membuat sup pereda mabuk, minumlah.”
Ibu tirinya menaruh sebuah nampan yang berisi semangkuk sup kepada Eunjung, Eunjung mulai meminum sup itu.
“Terima kasih ahjumma.” Kata Eunjung.
Eunjung menatap wajah ibu tirinya.
“Tapi apa kau tidak membenciku?, kau tahu sikapku padamu.”
“Aku berpikir jika berada di posisimu aku akan melakukan hal yang sama.”
Eunjung menunduk.
“Aku..aku hanya takut ayahku melupakan ibu kandungku karena kau, aku juga takut aku sendiri akan melupakan ibu kandungku jika aku menyayangimu.”
Ibu tirinya tersenyum.
“Bagaimana kalian mungkin bisa lupa, kenangan itu adalah yang paling berharga, ibumu akan terus hidup dalam hatimu dan ayahmu. Ayahmu juga sering menceritakan kisahnya dengan ibu kandungmu.”
“Ayahku menceritakan segalanya?, apakah kau tidak kesal dan benci ayahku menceritakan itu?” kata Eunjung heran.
“Bagaimana mungkin aku benci, dia adalah wanita yang di cintai ayahmu. Tetap ada ruang cinta dalam hati ayahmu untuk ibu kandungmu, dan aku hanya mengisi ruang lain yang kosong.”
---
Jihyun dan Kyuhyun memasuki rumah sakit.
“Apa kau bisa menghubungi Eunjung?” tanya Jihyun.
Kyuhyun menggeleng.
“Aku juga tidak.”
Jihyun dan Kyuhyun memasuki kamar tempat Kim bum di rawat. Kim bum masih memakai alat bantu pernafasan dan selang infus.
“Bagaimana keadaan Kim bum?” tanya Kyuhyun.
“sampai sekarang dia belum sadarkan diri.” Kata Yui.
“Pulanglah dulu, kami akan bergantian menjaganya.” Kata Kyuhyun
“Tidak, dia begini gara-gara aku.” Kata Yui.
“Tapi orangtuamu akan khawatir, setidaknya kau minta izin dulu pada mereka baru kembali ke sini lagi.” Kata Jihyun.
To be continued…
Jika Anda Suka Entri ini Tekan CTRL+D.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar