TOLONG KLIK IKLAN DI BAWAH INI, ANDA BAIK SEKALI..^^

1x klik = Rp 250,- Donate Anda

Selasa, 22 November 2011

Find Me part 5 -END-

Author : L Hirasawa aka Livie Jungiestar Yl

WARNING: DI LARANG COPAS TANPA SEIZIN AUTHOR APA LAGI TANPA MEMBERI CREDIT!!!

Cast:
- YUI as Yoshioka Yui
- Kim Jeong Hoon as Kim Joeng Hoon *namanya berubah dari jeong jadi joeng karena dulu aku salah ngetik malas ganti piss*
- Go Younha as Yoshioka Younha
- Koike Teppei as Koike Teppei

Genre: Family, Romance, Sad, Comedy

Length: 1- 5




Younha memandangi foto ibu kandungnya.

"Ibu, apa yang aku lakukan sudah benar. Aku membalas kematianmu. Berbuat seperti ini apa aku sudah benar?"

Younha memeluk foto itu, pikirannya melayang ke masa lalu.



Flash back



Saat itu dia berumur 7 tahun, baru saja memenangkan kompetisi piano, ibu angkatnya banyak membelikan hadiah dan dia senang sekali. Saat malam hari Younha merasa haus dan turun ke bawah. Pintu kamar kerja ayahnya sedikit terbuka, dan dia tidak sengaja mendengar pembicaraan ibu dan ayahnya.

"Kau terlalu memanjakan Younha, Yui sama sekali tidak kau pedulikan sekarang. Bagaimana pun sayangnya kau dengan Younha, Yui juga anakmu sendiri." Kata ayahnya.

"Aku hanya ingin memberi perhatian lebih pada Younha, masih kecil sudah ditinggal ibu sungguh sangat menyedihkan, lagi pula kalau ibu Younha tidak menyelamatkan Yui dari kecelakaan itu. Mungkin Yui sudah tidak ada lagi sekarang."

Younha tidak percaya apa yang didengarnya, Ibu angkatnya bilang Ibu kandungnya meninggal karena sakit. Tapi rupanya Ibunya meninggal karena menyelamatkan Yui.



End of flashback



"Yang aku lakukan selalu benar, aku tidak akan pernah salah."



---



"Yui apa kau sudah sadar?"

Suara lembut terdengar di telinga Yui, dia membuka matanya perlahan-lahan. Mula-mula pandangannya kabur, tapi semakin lama semakin jelas. Raut wajah ibunya yang cemas ada di depannya.

"Ibu.." kata Yui.

"Iya sayang, apa kau tidak apa-apa?"

"Ibu rupanya aku yang menyebabkan ibu Younha meninggal, aku ingat semuanya. Saat itu bonekaku jatuh di jalan dan aku memungutnya. Lalu ada truk besar melaju di depanku. Lalu.. lalu.."

Yui menangis, ibunya memeluknya.

"Itu bukan kesalahanmu, itu hanya takdir sayang, bukan salahmu."



----



Joeng hoon keluar dari rumah dan melihat Teppei yang berdiri di depan rumahnya.

"Ada apa?, apa ada yang ingin dibicarakan?"

"Aku dengar katanya kau akan pindah ke Korea."

"Memang benar, lalu kenapa?"

"Dasar pengecut." Gumam Teppei.

"Apa yang kau katakan barusan?"

"Aku bilang kau pengecut!!"

Teppei langsung memukul Joeng hoon. Joeng hoon menyeka darah segar yang mengalir dari bibirnya.

"Apa kau tidak mengerti perasaan Yui yang sesungguhnya!!"

Teppei memukul Joeng hoon lagi.

"Aku tahu perasaannya!!" Joeng hoon berteriak.

"Kalau tahu kenapa kau masih lari!!"

"Karena dia sudah memutuskan untuk menjauhiku, orang seperti Yui aku kenal sifatnya dari siapapun. Jika dia sudah memutuskan suatu hal dia tidak akan mengubahnya. Aku juga tahu dia melakukan ini demi Younha, dia itu lebih peduli adiknya daripada aku. Jadi apa yang aku perbuat salah?"

Teppei terdiam, hanya menatap Joeng hoon yang wajahnya sudah memar terkena pukulannya.

"Apa aku harus mengemis didepannya?, memohon-mohon?,mengganggu dia seumur hidupnya?, itu hanya akan membuat Yui semakin susah, karena itu aku pergi."



---



Younha menunduk dan ibunya menatapnya dengan penuh kasih.

"Aku tahu kau membenci Yui, tapi ini juga bukan salahnya."

"Ibu akan bicara seperti ini aku juga tahu, tapi aku tidak peduli. Asal dia tidak ada di sana saat itu, ibu kandungku tidak akan meninggal."

"Younha kau tidak tahu apa-apa mengenai ibu kandungmu."

"Bagaimana aku bisa tahu, ibu tidak pernah cerita padaku."

"Ibu ingin sekali memberitahumu, tapi aku takut kau merasa sakit dan sedih."

"mengapa aku bisa sakit dan sedih?, aku sangat ingin tahu."

"Ibumu memang sengaja bunuh diri."

"Apa yang kau katakan?, kau sedang bicara bohong!!!"

"Itu kenyataannya, menurut saksi mata. Setelah menyelamatkan Yui, ibumu langsung kembali ke jalan itu. Sengaja agar dirinya ditabrak."

"Omong kosong apa ini, mana mungkin ibuku bertindak bodoh seperti itu!!!"

"Ini peninggalan ibumu."

Ibunya menyerahkan buku yang sampulnya bewarna hitam.

"Ini adalah buku harian peninggalan ibumu, kalau kau sudah membacanya mungkin kau akan mengerti mengapa ibu merahasiakan semua ini sampai sekarang."

Ibunya keluar dari kamar, Younha meraba buku itu. Air matanya menetes, dan tangannya bergetar. Takut membaca apa yang ada di dalamnya,tapi tangannya mulai membuka halaman dari buku satu-persatu.



17 Mei 1986



Aku baru pindah dari desa ke Tokyo.

Diumurku yang baru menginjak 17 tahun,

Aku bekerja di rumah pasangan muda yang baru menikah.

Nyonya rumah sedang hamil muda.

Mereka berdua majikan yang sangat baik padaku.

Setiap hari aku mengelus perut nyonya muda,

Dan bayi yang ada didalamnya bergerak-gerak

Sangat lucu.





Younha tidak meneruskan membaca, dan langsung membalik halaman berikutnya. Kalau ibunya saat itu baru 17 tahun dan belum menikah mengapa dia bisa lahir?, pantas saja dia heran melihat wajah ibunya di foto sangat muda.



23 oktober 1987



Aku merasa seharian mual-mual.

Aku sangat takut sekali,

Aku takut hamil.

Apalagi Takashi bilang aku tidak boleh hamil.

Hal yang aku takutkan benar-benar terjadi,

Nyonya rumah mengantarku ke rumah sakit,

Dan aku dinyatakan positif hamil.

Usia kandunganku sudah dua bulan,

Apa yang harus aku lakukan dengan anak di dalam perut ini.





Younha tertegun, rupanya dia anak yang lahir di luar nikah, rasanya dia tidak sanggup lagi untuk membaca, tapi Younha melanjutkannya.



12 desember 1987



Takashi si berengsek itu tidak mau bertanggung jawab,

Usiaku masih muda dan aku sudah harus menjadi orangtua tunggal.

Aku tidak menginginkan bayi ini,

Sementara tiap hari perutku kian membesar.

Aku ingin menggugurkan kandungan ini,

Tapi Nyonya rumah melarangku.

Dia bilang akan membantuku merawatnya,

Kalau anak ini sudah lahir.





Air mata Younha mengalir deras, Ibu kandungnya sendiri tidak menginginkannya, bahkan ingin menggugurkan dia. Tangan Younha semakin dingin dan bergetar, tapi dia meneruskan untuk membaca.



30 april 1988



Anakku sudah lahir semalam,

Melahirkan rasanya sangat menyakitkan.

Aku memandang bayi kecil yang di sampingku,

Mengapa setiap melihat dia aku selalu teringat pada si berengsek itu,

Aku sebenarnya tidak menginginkan dia lahir,

Aku tahu bayi ini tidak bersalah,

Tapi aku masih tidak bisa menerimanya.





"Ibuku masih benci padaku walaupun aku sudah lahir." Bisik Younha.

Younha membalik halaman terakhir.



12 agustus 1992



Aku rasa aku sudah gila,

Setiap hari melihat Younha anakku,

Aku selalu teringat ayahnya,

Wajahnya benar-benar mirip dengan si berengsek itu.

Berkali-kali tanpa sadar,

Aku selalu melakukan percobaan pembunuhan pada Younha.

Aku ingin mencekiknya, menggantung dirinya dan segala hal yang sangat kejam,

Untungnya tuan dan nyonya rumah selalu melindungi Younha,

Aku rasa aku bukan manusia,

Aku ingin mati saja,

Terus hidup tidak ada gunanya,

Aku akan membunuh anakku sendiri,

Aku ingin mati....





Tangis Younha meledak,

"Ibuku.. orang..orang yang benar-benar menakutkan.."

Younha meraih foto ibunya.

"Selama ini aku menangisi kematianmu, rupanya ini memang keinginanmu sendiri. Mengapa aku bisa lahir dari wanita sepertimu!!!!"

Younha membanting pigura foto itu hingga pecah.



----



Yui mendengar ada sesuatu yang pecah dari kamar Younha. Yui memasuki kamar Younha, dilihatnya Younha sedang menangis sambil memungut pecahan kaca, Jari tangan Younha semuanya sudah luka dan darahnya terus mengalir, tapi dia masih terus memungutinya.

"Tanganmu sudah luka seperti ini, biar aku saja."

Yui membersihkan semua pecahan kaca, dan noda darah Younha yang berceceran.

"Aku lihat tanganmu."

Yui meraih tangan Younha. Mengambil kotak obat dan mengobati Younha.

"Nee-chan aku sudah sangat berdosa padamu." Kata Younha.

Yui hanya diam sambil terus mengobati Younha.

"Kau sekarang pasti sangat benci padaku." Kata Younha.

"Aku tidak membencimu." Kata Yui.

"Mengapa?, atas semua yang aku lakukan padamu. Kau harusnya membenciku, aku sangat jahat."

"Aku tidak percaya kau terus membenciku selama 9 tahun ini Younha, aku tahu kau berusaha membenciku. Tapi kau tidak sepenuhnya membenciku."

"Bagaimana kau bisa tahu?, bukankah kau tahu aku seorang pembohong besar. Pura-pura baik di depanmu tapi sebenarnya aku membencimu."

"Aku tahu Younha, aku tahu hatimu yang paling dalam sebenanya tidak ingin membenciku. Saat aku dimarahi ayah, kau selalu membelaku. Saat aku sakit aku benar-benar melihat kau sedang khawatir padaku, aku tahu itu bukan pura-pura. Aku tahu Younha."

Tangisan Younha makin keras dan dia memeluk Yui.

"Nee-chan maafkan aku, maafkan aku..."

Yui tersenyum dan membalas pelukan Younha.

"Aku sudah memaafkanmu dari dulu." Kata Yui lembut.



---



Seseorang memencet bel dari luar. Yui membukakan pintu, diluar berdiri petugas pengiriman barang.

"Ada kiriman untuk Yoshioka Yui."

"Dari siapa?"

"Dari Kim Joeng Hoon."

Yui menerima amplop coklat tersebut lalu membukanya, didalamnya ada sebuah liontin bintang dan sebuah surat.



Aku kembalikan liontin bintang ini padamu,

Setelah kau menerima surat ini mungkin aku sudah ada di bandara,

Aku akan pulang ke Korea.

Aku menyesal kita berakhir seperti ini,

Bahkan untuk berpisah baik-baik seperti sahabatpun tidak bisa.

Karena aku tidak sanggup bertemu denganmu.

Jaga dirimu baik-baik.



Joeng hoon.







Yui mengenggam liontin bintang itu.

"Kau sudah pergi, bahkan tidak pamitan padaku." Bisik Yui.

"Nee-chan ada apa?" kata Younha.

Dia meraih surat yang tergeletak di lantai dan membacanya.

"Joeng hoon pulang hari ini?, kejar dia Nee-chan."

"Mungkin sudah terlambat."

"Mungkin masih ada waktu." Kata Younha.

Yui dan Younha berjalan keluar, mereka meyetop taksi tapi tidak ada yang mau berhenti. Sedan hitam meluncur ke dekat mereka. Teppei menurunkan kaca mobilnya.

"Butuh tumpangan?" kata Koike Teppei.

"Tolong antar kami ke bandara secepatnya." Kata Younha.

Mobil Teppei meluncur cepat di jalanan, Yui mengenggam surat dan liontin itu. Perasaannya sekarang campur aduk. Yui berlari memasuki bandara tetapi dihadang para penjaga. Teppei dan Younha menahan para penjaga.

"Yui cepat!!!" kata Teppei.

Yui berlari cepat.

"Berikan aku sedikit waktu" katanya.

Tapi sudah terlambat pesawat sudah lepas landas.

"Joeng Hoon!!!!!!!"

Yui terjatuh air matanya menetes, berharap pesawat itu terbang kembali. Tapi segalanya tidak mungkin.



----



6 tahun kemudian



Yui Yoshioka sekarang sudah beranjak dewasa, usianya sudah 23 tahun. Sekarang dia sudah berhasil menjadi penyanyi sekaligus musisi terkenal di Jepang.

"Yui kau berhasil menduduki peringkat satu oricon lagi."Kata Shige rekan sekerjanya.

Yui hanya tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya, ponselnya berdering.



Yui: Moshi-moshi

Younha: Nee-chan, bagaimana kabarmu. Mengapa sudah seminggu tidak pulang ke rumah?

Yui: aku baik-baik saja, bagaimana keadaan ayah dan ibu?

Younha: Mereka sangat merindukanmu, cepatlah pulang.

Yui: aku sangat sibuk, aku akan pulang dua hari lagi.

Younha: Lama-lama kalau begini terus ayah dan ibu bisa sakit memikirkanmu.

Yui: karena itulah untung ada kau yang menjadi perawat dirumah, aku masih banyak kerjaan, aku tutup dulu Ja ne.



----



Joeng hoon menatap jalanan di Tokyo, suasananya sudah sangat berbeda dengan 6 tahun yang lalu.

"kau baru saja tiba, harusnya kau langsung istirahat." Kata pamannya yang sedang menyetir mobil.

"Aku hanya ingin memantau keadaan rumah sakit tempat aku bekerja nanti." Kata Joeng hoon.

"Sudah lama aku ingin punya anak laki-laki, terutama yang sepertimu. Ayahmu pasti sangat bangga karena sekarang kau sudah menjadi seorang dokter."

Joeng hoon tersenyum, lagu Yui - Please stay with me mengalun dari radio.

"Sudah lama sekali Yui." Kata Joeng hoon.

Joeng hoon turun di sebuah rumah sakit umum di Jepang. Dia melangkah dan melihat-lihat keadaan. Sebuah suara yang tidak asing memanggilnya.

"Joeng hoon?, apa itu kau?"

Joeng hoon menoleh, wanita cantik berambut pendek dan berpakaian perawat mendekatinya.

"Younha?"



----



"Ini kopimu."

Younha menyerahkan segelas kopi dari mesin minuman.

"Terima kasih." Joeng hoon menghirup kopinya.

"Aku hampir tidak percaya kau kembali lagi ke sini." Kata Younha.

"Aku sendiri juga tidak percaya, bagaimana kabarmu?"

"Mengapa kau menanyakan kabarku, harusnya kau menanyakan kabar Yui, apa kau tidak penasaran?"

"Bagaimana kabar dia?" Tanya Joeng hoon.

"Kau tahu sekarang Yui sudah menjadi penyanyi terkenal, dia sangat sibuk. Juga jarang pulang ke rumah, dia lebih sering tidur di apartemennya.

"Begitu, berarti impiannya sudah tercapai."

"kau juga datanglah main ke rumah saat Yui ada, dia pasti sangat senang."



---



Teppei, Younha dan Yui sedang duduk-duduk di halaman belakang.

"Nee-chan kemarin hari peringatan kami pacaran di tahun ketiga. Coba tebak apa yang Teppei berikan padaku?"

"Apa?, coklat atau bunga?"

"Buat apa memberi bunga dan coklat, Younha juga sudah secantik bunga, juga semanis coklat." Kata Teppei.

Younha menunjukkan cin-cin yang melingkar di jari manisnya.

"Kau melamar Younha?" kata Yui.

Yui menarik tangan Younha untuk melihat lebih jelas.

"Mengapa cuma cin-cin emas biasa, Koike Teppei model dan bintang film terkenal harusnya membelikan adikku berlian." Kata Yui.

"Kalau sudah benar-benar menikah aku belikan berlian sebesar benua." Kata Teppei.

"Makanya Nee-chan juga harus mencari pasangan, jangan sampai kami menikah duluan."

"Aku tidak akan iri pada kalian."

"Apa Nee-chan tahu?, kemarin aku bertemu Joeng hoon, dia kembali ke Jepang dan sudah menjadi dokter."

Yui terkejut, tapi dia tidak berkata apa-apa.

"Mau aku ajak ke rumah sakit untuk menemuinya?" Tanya Younha.

"Tidak usah, apalagi sudah lama sekali. Rasanya pasti canggung kalau bertemu. Aku ingin istirahat dulu, tiba-tiba rasanya mengantuk."

Yui bangkit dan masuk kekamarnya, dia membuka laci dan melihat gantungan kunci ultraman yang sudah berkarat.

"Cinta ini sudah terlalu lama dipendam hingga akhirnya berkarat."



----



"Kita harus mempersatukan Yui dan Joeng hoon lagi." Kata Younha pada Teppei.

"Sebaiknya kita tidak usah ikut campur, itu masalah mereka berdua."

"Tapi kau juga tahu, semuanya gara-gara aku jadi mereka berpisah."

"Jadi apa kau punya rencana?"

"Tentu saja, rencana yang sangat bagus." Younha tersenyum.



----



Yui, Teppei dan Younha sedang berada di dalam kereta menuju vila Teppei. Yui sudah memakai alat penyamaran topi dan kacamata hitam agar tidak dikenali siapapun, Teppei juga berdandan seperti Yui.

"Mengapa kita tidak naik mobil saja?" kata Yui.

"Sekali-sekali naik kereta lebih menyenangkan." Kata Teppei.

Mereka sampai di vila Teppei dan Yui terkejut melihat seseorang yang sedang bersandar di sedan biru tua di depan vila Teppei. Orang itu yang telah membuatnya merasa tidak tenang selama 6 tahun ini, orang itu yang memberikan luka dalam dihatinya, tapi orang itu juga yang masih terus dia rindukan.

"Joeng hoon, kau sudah datang?"

Teppei mendekati Joeng hoon, Yui dan Younha menyusul. Yui menatap Joeng hoon dan Joeng hoon juga menatapnya.

"Sudah lama tidak bertemu Yui?" kata Joeng hoon.

"Iya sudah sangat lama." Kata Yui.

"Ayo kita masuk." Kata Younha.

Mereka memasukkan semua barang-barang ke dalam vila. Younha memegang ponselnya.

"Aku baru mendapat pesan dari rumah sakit, katanya aku harus ke sana sekarang. Sudah malam, tidak ada kereta bagaimana?" kata Younha.

"Pinjamkan kami mobilmu Joeng hoon, ini darurat." Kata Teppei.

"Aku ikut." Kata Yui.

"Jangan Nee-chan di sini saja, setelah urusanku selesai mungkin kami menyusul besoknya." Kata Younha.

Joeng hoon menyerahkan kunci mobilnya. Teppei dan Younha bergegas pergi dengan mobil Joeng hoon.

Joeng hoon dan Yui duduk di sofa dan saling diam, tapi Joeng hoon terlebih dulu bicara dan memecahkan keheningan.

"Sepertinya mereka sengaja melakukan ini, supaya kita berdua saja di sini." Kata Joeng hoon.

"Dasar mereka kekanak-kanakan sekali."

"Sudahlah, kita cuma bisa bermalam di sini dan besok paginya baru pulang naik kereta."

"Masa kita cuma berdua saja di sini." Kata Yui.

Joeng hoon mendekati Yui.

"Benar juga, kita cuma berdua sekarang bisa melakukan apa?"bisik Joeng hoon.

"Kau mau apa!!!" Yui langsung meninju mata kanan Joeng hoon.

"Kenapa kau memukulku?, aku cuma mau mengajakmu nonton DVD. Mataku sakit sekali, tidak bisa melihat. Ah.. sakit sekali...Aku sudah buta."

"Apa matamu benar-benar tidak bisa melihat?, sini aku lihat."

Yui cemas dan meraba mata Joeng hoon.

"Sangat khawatir padaku ya?"

"Kau membohongiku?"

Remot TV melayang dan sukses mendarat di jidat Joeng hoon.Yui menjauh dari Joeng hoon dan duduk di sudut ruangan.

"Hari sudah mulai gelap, kau dan aku belum makan apa-apa.Kau tidak lapar?" Tanya Joeng hoon.

"Tidak, aku tidak lapar." Kata Yui tapi perutnya berbunyi.

Joeng hoon tertawa.

"Sepertinya kau sangat lapar, ayo kita lihat apa yang bisa kita masak."

Joeng hoon mengeluarkan semua bahan-bahan dari kulkas.

"Apa yang harus aku lakukan?" kata Yui.

"potong daun bawang itu." Joeng hoon menunjuk setumpuk daun bawang.

Yui mengambil gunting dan memotong daun bawang.

"Mengapa kau menggunakan gunting?, gunakan pisau."

"Sangat susah menggunakan pisau, pakai gunting lebih cepat." Kata Yui.

"Kau ini, memakai pisau saja tidak bisa." Kata Joeng hoon.

Setelah makanan masak Joeng hoon membawanya ke meja makan.

"Akhirnya selesai juga makanan yang kita buat." Kata Yui.

"Kita?, dari tadi kau cuma memotong daun bawang. Aku yang masak semuanya, bahkan nasinya aku juga yang masak." Kata Joeng hoon.



---



Setelah makan mereka berdua duduk-duduk di teras memandang bintang.

"Boleh aku bertanya sesuatu?" kata Yui.

"Tanya apa?"

"Mengapa kau kembali ke Jepang?"

"Tentu saja untuk menepati janji, dulu aku berjanji menikahimu."

"Siapa yang bilang ingin menikah denganmu?"

"Jangan pura-pura lagi, kalau begitu mengapa waktu itu kau mengejarku ke bandara, lalu masih berusaha menghubungiku tapi aku sudah ganti nomor, menangisi aku, saat tidur juga masih mengigau memanggil namaku."

"Pasti Younha yang cerita padamu, dasar anak itu."

"Lagi pula aku kasihan padamu. Wanita yang begini galak dan tidak bisa masak siapa yang ingin menikahi. Harusnya kau bersyukur aku mau menikahimu."

"Aku belum bilang setuju."

"Kau harus setuju, aku sedang memaksamu."

Joeng hoon mengenggam tangan Yui.

"Aku ingin kau menjadi ibu anak-anakku. Lahirkanlah sepuluh anak untukku."

"sepuluh?? Apa kau sudah gila, aku rencananya cuma mau punya satu anak saja."

"satu terlalu sedikit, empat saja bagaimana?"

"Kau kira kau sedang menawar barang dagangan?"

"Kalau anak kita lahir, aku harap dia jenius seperti aku."

"Tidak mau, kasihan sekali anakku. Kau adalah jenius tipe AB campuran antara jenius dan idiot. Aku membacanya dari buku." Kata Yui.

"Iya aku jenius idiot, tapi kalau anak kita mirip denganmu akan lebih menyeramkan."

"Mengapa bisa begitu?"

"Karena anak kita akan berwajah dingin, kalau aku mengajaknya bermain dia tidak akan tertawa. Lalu saat aku bertanya mengapa dia begitu dia akan menjawab 'bukan urusanmu' "

Yui dan Joeng hoon tertawa, benar-benar malam yang indah.



---



Dua bulan kemudian



Joeng hoon mengajak Yui ke taman tempat mereka bertemu pertama kali dulu. Bunga sakura sedang bermekaran, Yui duduk di ayunan dan Joeng hoon berlutut dengan satu kaki di depannya.

"Yui menikahlah denganku."

"Tidak mau."

"Mengapa kau menolak?"

"Karena aku ingin fokus pada karirku dulu. Kita jalani saja dulu. Tapi tolong pakaikan aku cin-cin itu, aku akan memakainya dulu" Kata Yui.

Joeng hoon memakaikan cin-cin itu di jari manis Yui.

"Dasar, sebenarnya kau menginginkan aku atau cin-cin ini?" kata Joeng hoon.

"Dua-duanya." Kata Yui.

"Sebenarnya jika kau menolakku, aku berencana pulang ke Korea."Kata Joeng hoon.

"Mengapa kau begitu?, kau selalu saja seperti ini." Kata Yui.

Joeng hoon menatap Yui yang sudah menangis.

"Mengapa sekarang kau berubah jadi cengeng begini?, apa karena terlalu menyukaiku?. Aku cuma bercanda." kata Joeng hoon.

"Apa kau pikir semua ini lucu?"

Yui memukul-mukul Joeng hoon. Younha dan Teppei memperhatikan dari jauh.

"Mereka ini sudah berhasil disatukan tapi masih saja suka bertengkar." Kata Younha

"Iya mereka tidak seperti kita, kita ini pasangan paling romantis." Kata Teppei.

"ngomong-ngomong eskrimku hilang ke mana?"

Eskrim yang tadi ada di tangan Younha tiba-tiba menghilang.

"Aku takut mencair, jadi aku makan." Kata Teppei.

"Apa?, kembalikan padaku!!!!"

Younha mencekik Teppei.



YUI - CHE.R.R.Y



Henji wa sugu ni shicha dame da tte

Dareka ni kitta koto aru kedo

Kakehiki nante dekinai no

... Suki na no yo ah ah ah ah

* koi shichatta n' da

Tabun kidzuite'nai deshou?

Hoshi no yoru negai komete che.r.ry

~Yubisaki de okuru kimi e no messe-ji



~The End~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DONATE

Klik gambar

Klik gambar
peluang usaha