TOLONG KLIK IKLAN DI BAWAH INI, ANDA BAIK SEKALI..^^

1x klik = Rp 250,- Donate Anda

Selasa, 22 November 2011

My Little Boyfriend part 3

Author : L Hirasawa aka Livie Jungiestar Yl

WARNING: DI LARANG COPAS TANPA SEIZIN AUTHOR APA LAGI TANPA MEMBERI CREDIT!!!

Cast:
- YUI ( Yoshioka Yui )
- Kanata Hongo
- Kenichi Matsuyama
- Arisa
- Yamashita Tomohisa
- Miwa

Genre: Romance, Comedy

Length: 1-6



Yui berjalan cepat meninggalkan Arisa.

“Hei tunggu!!!” kata Arisa.

Arisa berusaha menyamai langkah-langkah Yui yang semakin cepat.

“Kalau seandainya aku tidak membuka pintu, apa yang terjadi?”

Yui tidak menjawab dan menatap Arisa kesal.

“Bilang saja kau sudah menyukainya.”

“Aku tidak bilang begitu.”

“lalu saat bibir kalian ingin saling bersentuhan itu namanya apa?”

“Aku rasa aku sudah gila, untung saja kau datang di saat yang tepat.”



----



Kenichi mengulum lolipopnya, dia bangkit begitu melihat sosok yang dia tunggu.

“Hoi putri kentang.” Panggil Kenichi.

Yui menoleh dan mendelik kesal pada Kenichi.

“Jangan memanggilku begitu, aku tidak lagi seperti kentang.”

“Apa kau kurang tidur?”

Kenichi meyentuh wajah Yui.

“Tidak, memangnya ada apa?”

“Biar aku lihat lebih dekat.”

Kenichi membungkuk dan mendekatkan mukanya ke Yui.”

Yui memalingkan wajah merasa risih.

“Ada apa di mukaku?”

“Sebenarnya tidak ada apa-apa cuma alasan saja.” Kata Kenichi.

“Semakin hari kau memang semakin aneh.” kata Yui.





-----





Kenichi memasuki toilet dan melihat Yamashita di sana. Kenichi mencuci tangannya di wastafel, dan menoleh kepada Yamashita.

“Aku dengar kau adalah orang yang meninggalkan Yui.” Kata Kenichi.

Yamashita menoleh kepada Kenichi.

“Memang benar, lalu apa kau ingin bilang aku bodoh?, aku sudah banyak mendengar kata-kata ini dari orang lain.”

“Tidak, walaupun kau memang bodoh.”

Kenichi tersenyum pada Yamashita.

“Aku ingin mengucapkan terima kasih padamu.” Lanjut Kenichi.

“Untuk apa?”

“Karena sudah meninggalkan Yui, aku akan menjaga dia baik-baik.”

Yamashita tertawa lalu dia tiba-tiba terdiam.

“Kau membuatku merasa menyesal melepaskan Yui, tapi tenang saja aku juga tidak berusaha merebutnya kembali.”





-----





Yui memasuki rumah, Ibunya tersenyum ke arahnya.

“Ada yang datang, dia manis sekali. Temani dia dulu ibu mau membeli cemilan untuknya.”

“Siapa?” Tanya Yui.

“Tidak salah dia bilang namanya Kanata.”

“Apa?”

Yui memasuki ruang tamu, jantungnya berdetak kencang. Kanata sedang duduk di sofa melihat foto dirinya. Kanata tersenyum melihat foto itu, ya ampun foto itu. Yui merebut foto itu dari Kanata.

“Jangan lihat lagi.” Kata Yui.

Kanata terkejut melihat kedatangan Yui yang tiba-tiba.

“Mengapa tidak boleh?” Tanya Kanata.

“Saat itu aku seperti kentang, kau tidak boleh melihatnya.”

“Siapa yang bilang kau seperti kentang?”

“Teman sekolahku dulu.” Kata Yui.

“Tidak seperti kentang.”

“Benarkah?” Yui tersenyum.

“Bagiku terlihat seperti sebuah ubi bakar.”

Senyum Yui memudar, dia menatap tajam pada Kanata.

“Ubi bakar yang lezat.” Kanata menambahkan dengan cepat.

“Walaupun lezat tetap saja itu ubi, mengapa kau datang?, memangnya kau sudah sembuh?”

“Aku masih sakit, cuma panas sedikit.”

“Benarkah?” Yui menyentuh dahi Kanata.

“Jangan lepaskan.” Kata Kanata.



Kanata menahan tangan Yui di dahinya. Mata Kanata menatap padanya, tersenyum. Yui sedikit terpesona juga, walaupun masih anak SMP Kanata memang tampan.

“Bibi bawakan cemilan.” Kata Ibu Yui.

Yui terkejut dan menjauh dari Kanata.

“Terima kasih bibi.” Kata Kanata.

“Bibi beli pop corn juga, untuk kalian menonton.”

“Wah, terima kasih banyak.” Kata Kanata.

“kau manis sekali.”

Ibu Yui menyubit pipi Kanata dengan gemes.

“Nonton apa?” Tanya Yui.

Kanata menunjukkan DVD yang dia bawa ‘PERTUALANGAN DORAEMON NOBITA DAN DINOSAURUS’

“Lumayan juga.” Kata Yui pendek

Memang selera Kanata pikir Yui dalam hati.





-----





Yui menatap layar TV dengan penuh konsentrasi, Nobita sedang memberi makan dinosaurus sashimi.

Yui menoleh ke arah Kanata, Kanata tersenyum padanya. Kanata hanya menonton dan sesekali tertawa, Kanata tidak memegang tangannya. Mereka bahkan tidak berbagi pop corn berdua. Kanata berbagi pop corn dengan ibunya. Ibunya sepertinya benar-benar sudah menyukai Kanata, dari tadi menempel pada Kanata. Sesekali mencubit pipi Kanata. Memang ibunya sudah lama menginginkan anak laki-laki. Yui memakan pop cornnya dengan kesal, entah mengapa rasanya dia kesal pada ibunya sendiri. Coba ibunya pergi, pasti sekarang dia dan Kanata bisa mesra-mesraan. Yui bangkit dari duduknya.

“Tidak boleh!” teriak Yui.

Kanata dan Ibunya yang sedang makan pop corn terkejut.

“Ada apa?” Tanya Ibunya.

“Aku mau ke toilet.” Kata Yui.

Yui memasuki toilet, dan menepuk kepalanya.

“Mengapa aku berpikir akan mesra-mesraan dengannya.”

Yui keluar dari toilet, ibunya sudah pergi. Hanya Kanata yang sedang menonton sendirian.

“Ke mana ibuku?” Tanya Yui.

“Dia ada keperluan, jadi pergi.” Kata Kanata.



Yui meraih mangkuk pop cornnya dan mengunyah pop corn. Kanata tertawa melihat adengan di film doraemon, Kanata meremas tangan Yui lembut. Yui yang sedang menonton terkejut, yang ada di dalam pikirannya sekarang dia harus menarik tangannya atau tidak. Kanata menoleh padanya, dan Yui juga menatap Kanata.

“Yui…” kata Kanata.

Kanata mulai menyentuh bibir Yui dengan tangannya.

Dia mau menciumku pikir Yui dalam hati.

Kanata mengusap-usap bibir Yui dengan jarinya.

Apa aku harus ciuman?, tidak boleh pikir Yui.

Kanata terus mengusap bibirnya.

Tapi dia lumayan manis pikir Yui lagi.

“Tadi mulutmu belepotan pop corn.” Kata Kanata.

Yui terkejut.

“Oh begitu.” Kata Yui.

Kanata kembali menonton dan mengambil pop corn.

Mengapa aku berpikir dia mau menciumku, jangan-jangan aku yang ingin Yui memegang kepalanya.

Yui tidak lagi memperhatikan film doraemon, sesekali dia melirik Kanata.



“Filmnya selesai.” Kata Kanata.

“ya filmnya bagus.” Kata Yui.

“Aku sangat suka menonton bersamamu.” Kata Kanata.

“Aku juga…Kanata…”

Yui mendekatkan badannya pada Kanata, lalu mencium bibir Kanata sekilas. Kanata terkejut.

“Untuk membersihkan mulutmu, belepotan pop corn." Kata Yui.





-----





Yui menjatuhkan dirinya ke ranjang.

“Aku sudah gila, aku Yoshioka Yui mencium dia duluan.”

Yui berguling-guling di ranjangnya.

“mengapa aku melakukan itu?”

“Ahhh!!!!!!, bagaimana kalau dia bilang pada Arisa?”





----





Arisa mendekati Yui yang sedang berjalan dengan lesu.

“Hai…” kata Arisa.

Yui menatap Arisa dan menunduk.

“Kanata bilang padaku kemarin dia ke rumahmu.” Kata Arisa.

“memang.”

“kata Kanata dia sangat senang, kalian nonton doraemon.”

“iya.” jawab Yui lesu.

“Kalian juga berbagi pop corn.”

“Tapi ciuman itu bukan apa-apa.” Kata Yui.

“Ciuman?” kata Arisa.

“Aku tidak tahu juga mengapa menciumnya duluan sungguh.”

Arisa masih bengong menatap Yui.

“Dimulutnya ada pop corn, aku cuma membersihkan pop corn dari mulutnya.”

“Tunggu dulu, kau membersihkan pop corn dengan menciumnya?” Tanya Arisa.

“iya, aku tidak sadar saat melakukannya.”

“Kau benar-benar mencium Kanata duluan?”

“Iya tapi itu bukan apa-apa, kau jangan salah paham.’

“Kalian benar-benar ciuman?, Kanata tidak cerita padaku.”

“Apa?, jadi Kanata tidak bilang kalau aku menciumnya.”

“Tidak, kau benar-benar menciumnya?’

“Siapa yang mencium siapa?” kata Kenichi.

“Tidak ada apa-apa..”

Yui berlari memasuki kelas.

“Sebenarnya ada apa?”

Kenichi menatap Arisa penuh tanya, Arisa menggelengkan kepalanya.

“Aku tidak bisa bilang padamu, Yui bisa membunuhku.” Kata Arisa.

Arisa berlari memasuki kelas, Kenichi mengikuti Arisa dari belakang dan menuju bangku Yui. Yui sedang membaringkan kepalanya di meja.

“Yui bisa kita keluar hari ini?” tanya Kenichi.

“Aku rasa tidak bisa, aku sangat pusing.” Kata Yui.

“Dia pusing memikirkan Kanata.” Kata Arisa sambil tersenyum.

Yui mengangkat wajahnya dan melotot pada Arisa.

“Tapi ada seseorang yang sangat ingin bertemu denganmu, dia juga ingin menyaksikan penampilanmu saat live street.”

“Siapa?’ tanya Yui.

“Datang saja malam ini ke stasiun kereta seperti biasanya, aku dan dia akan menontonmu.” Kenichi lalu keluar dari kelas.

“Yui kau tidak menyukai Kenichi kan?, kalian hanya berteman kan?” tanya Arisa.

“Untuk saat ini seperti itu.”

“Jangan menyakiti Kanata, kau sudah menciumnya duluan.”

“Jangan membahas itu terus, aku tidak ingin mendengarnya.”

“Kanata anak yang polos, itu ciuman pertamanya kau harus bertanggung jawab karena sudah merebutnya.”

“Mengapa aku harus bertanggung jawab?”

“Oh aku hampir lupa, Kanata menyuruhku memberikan ini untukmu.”



Arisa mengeluarkan sebuah kotak.

“Baunya enak.” Kata Yui.

Dia membuka kotak itu.

“Ah cookie aku suka sekali, tapi mengapa bentuk cookienya bibir?” kata Yui.

“Mungkin karena kau menciumnya kemarin.” Kata Arisa sambil tertawa.

“Sekali lagi kau membahas itu aku akan marah padamu.” Kata Yui.

Yui mengambil kartu kecil warna ungu yang ada di dalam kotak itu juga.



Aku akan selalu ingat ciuman itu, manis seperti cookie



Pipi Yui memerah dia mengambil sebuah cookie dan memakannya.

“Mengapa dia seperti itu, nyam ….tapi cookie ini enak juga.”





----





Yui melangkahkan kakinya menuju rumah, dia melihat Kanata menarik koper besar menuju rumahnya. Yui berlari dan mendekati Kanata.

“Ada apa?, mengapa kau membawa koper ke sini?”

“Aku akan pindah di sini, aku akan tinggal di sini sekarang.” Kata Kanata.

“Apa?, jangan-jangan….”



Sebuah bayangan muncul di pikiran Yui. *kayak menghayal gitu di drama-drama*



Ibu: Kau harus menikah dengan Kanata.

Yui: Mengapa?

Kanata: aku tidak suci lagi? Hiks *menangis*

Ibu: teganya kau menodai anak ini!

Yui: Aku tidak mau menikah aku masih muda.

Kanata: aku sudah di perkosa, mengerikan.



“Tidak!!!!!!!” Yui berteriak.

“Yui ada apa?” tanya Kanata.

“Aku tidak mau menikah, lagi pula itu hanya ciuman aku tidak memperkosa. Teganya kau melapor itu pada ibuku?” kata Yui.

“Apa maksudmu?, aku tidak mengerti.” Kata Kanata.

“Jadi kau tidak cerita kejadian kemarin pada ibuku?”

Kanata menggelengkan kepalanya.





-----





Yui duduk di ruang tamu bersama Kanata dan Ibunya.

“Kanata akan tinggal di sini sementara.” Kata Ibunya.

“Mengapa?” kata Yui.

“Kanata bercerita ayah dan ibunya sekarang ada di luar negeri, dia sangat kesepian. Biar saja dia tinggal di sini dulu.”

“Bukannya dari dulu dia memang begitu?, dia juga selalu di tinggal ayah dan ibunya. Lalu mengapa harus tinggal di sini?”

“Memang benar, dari dulu aku selalu kesepian. Saat bibi menawarkan aku tinggal di sini aku sangat senang.” Kanata menunduk.

“Yui mengapa kau begitu?, anak yang malang.”

Ibu Yui memeluk Kanata.

“Ibu tidak tahu, rumahnya seperti istana. Apa saja ada, dia tidak akan kesepian banyak pembantu yang menemaninya juga anjing-anjing mahal.” Kata Yui lagi.

“Tapi sekali-sekali aku ingin merasakan sebuah kehangatan di keluarga, aku juga sudah menganggap bibi seperti ibuku sendiri.” Kata Kanata lalu menangis di pelukan ibunya.

“Aduh bayiku jangan menangis, Yui mengapa kau sangat jahat pada Kanata?” kata ibunya.

“Oh benar-benar….” Gumam Yui kesal.





----





Kanata menyusun baju-bajunya di lemari, Yui memasuki kamar Kanata dan mengunci pintu.

“Yui ini terlalu berlebihan, aku tahu kemarin kau menciumku tapi aku masih belum mengerti yang seperti itu.” Kata Kanata.

“Maksudmu apa sih?, apa kau berpikir aku akan memperkosamu?, kau pikir aku apa?”

“Soalnya kau mengunci pintu, aku jadi berpikir yang bukan-bukan.”

“Keluar dari rumahku, mengapa kau ingin tnggal di sini?”

“Bibi yang menawariku tinggal di sini, mengapa kau marah?”

“Kau harus keluar dari rumahku.”

“Kalau begitu aku akan cerita pada bibi soal kemarin.”

“Apa?, apa maksudmu?”

“Haruskah aku cerita?, oh aku tidak suci lagi.” Kanata menyilangkan kedua lengan di dadanya.

“Mengapa kau berkata seperti itu, kau sedang mengancamku?”

“Memang benar, keluar saja sekarang nanti bibi curiga.”

Yui membuka pintu dan keluar dari kamar Kanata. Kanata menarik tangan Yui dan memeluknya dari belakang, lalu berbisik di telinganya.

“Yui…aku…..” kata Kanata.

Yui merasa semua bulu kuduknya merinding, perut Kanata lalu berbunyi.

“Aku…lapar…” kata Kanata.





------





“Ibuku sedang keluar membeli makanan.” Kata Yui.

Yui mengambil kotak yang berisi cookie dari Kanata.

“Kau makan ini saja dulu.” Kata Yui.

“Kita makan berdua, lagi pula sebenarnya ini juga untukmu.” Kata Kanata.

Yui dan Kanata sama-sama mengambil sepotong cookie. Kanata memakan cookie sambil tersenyum.

“Mengapa kau makan sambil tersenyum, apa kau sudah gila?” kata Yui.

Saat makan cookie, aku berpikir seperti sedang menelan bibirmu.” Kata Kanata.

“Apa..uhuk..uhuk….” Yui terbatuk-batuk tersedak cookie.

“Yui kau tidak apa-apa?”

Yui menepuk-nepuk dadanya.

“Biar aku saja yang menepuknya.” Kata Kanata dia menepuk dada Yui.

“Apa yang kau lakukan!!!! Ah!!!!!!!!!!!!!!!”

“Maaf, aku sedang bingung aku tidak sengaja.” Kata Kanata.

Yui keluar dari kamar Kanata, dia mengambil gelas mengisinya dengan air dan meminumnya.

“Yui aku tidak sengaja.” Kata Kanata.

“Jangan dekat-dekat denganku lagi.” Kata Yui.

“Aku tidak sengaja, lagi pula tidak terasa apa-apa sangat rata.” Kata Kanata.

“Apa?, rata?, beraninya kau berkata seperti itu?” Yui menangis.

“Aku mohon jangan menangis, lagi pula sekarang kita seri. Kemarin kau juga menciumku duluan.” Kata Kanata.

“Apa?, aku benci padamu!!!”

Yui masuk ke kamarnya membanting pintu.



----





Yui mengeluarkan gitarnya dari case gitar. Mengeluarkan sebuah lilin dari sakunya, Yui menyalakan lilin itu menghela napas dan mulai memetik gitar.



Sumi nareta kono heya wo

Dete yuku hi ga kita

Atarashii tabidachi ni

mada tomadotteru



Eki made

mukau BASU no naka

Tomodachi ni

MEERU shita



Asa no HOOMU de

denwa mo shitemita

Demo nanka chigau ki ga shita



orang-orang mulai mendekat mendengar nyanyian Yui, seorang laki-laki tinggi dan anak laki-laki kecil menyalip kerumunan. Kenichi dan anak angkatnya. Yui tersenyum pada Kenichi, Kenichi memberi isyarat pada Yui untuk terus bernyanyi.





Furui GITAA

wo hitotsu motte kita

Shashin wa zenbu oitekita



Nanika wo tebanashite

soshite te ni ireru

Sonna kurikaeshi ka na?



Tsuyogari wa itsudatte

yume ni tsuduiteru

Okubyou ni nattara

soko de togireru yo



Hashiri dashita

densha no naka

Sukoshi dake naketekita



Mado no soto ni

tsuduiteru kono machi wa

Kawara nai de to negatta



Furui GITAA wo atashi ni kureta hito

Toukyou wa kowaitte itte ta



Kotae wo sagasu no wa

mou yameta

Machigai darakede ii



Akai yuuyake ga BIRU ni togireta

Namida wo koraetemo



Tsugi no asa ga yattekuru

tabigoto ni Mayou koto datte aru yo ne?



Tadashii koto bakari

erabe nai

Sore kurai wakatteru





Semua orang bertepuk tangan setelah mendengar nyanyian Yui. Anak angkat Kenichi mendekat pada Yui.



“Apa kau adalah kekasih ayahku?” kata anak itu.

“Tidak sopan langsung bertanya begitu, perkenalkan dirimu dulu.” Kata Kenichi.

“Apa kabar, namaku Yuya.” Kata anak itu sambil mengelurkan tangan.

“Namaku Yui.” Yui menyambut uluran tangan Yuya

“Anak pintar.” Kenichi mengacak-acak rambut Yuya.

“Dia adalah orang yang ayah cintai kan?” tanya Yuya pada Kenichi.

“Iya.” Kata Kenichi tersenyum pada Yui.



Pipi Yui bersemu merah.



“Boleh aku memanggilnya ibu?” tanya Yuya.




To be continued…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DONATE

Klik gambar

Klik gambar
peluang usaha