Author : L Hirasawa aka Livie Jungiestar Yl
WARNING: DI LARANG COPAS TANPA SEIZIN AUTHOR APA LAGI TANPA MEMBERI CREDIT!!!
Cast:
- YUI as Yoshioka Yui
- Kim Jeong Hoon as Kim Joeng Hoon *namanya berubah dari jeong jadi joeng karena dulu aku salah ngetik malas ganti piss*
- Go Younha as Yoshioka Youbha
- Koike Teppei as Koike Teppei
Genre: Family, Romance, Sad, Comedy
Length: 1- 5
Joeng hoon terus memperhatikan Yui yang sedang mencatat dengan serius disebelahnya.
"Apakah kau.."
Belum selesai Joeng hoon bicara kata-katanya langsung dipotong Yui.
"Haruskah aku minta pindah tempat duduk juga?"
"Aku cuma ingin tahu apakah kau kehilangan sesuatu?"
Yui berhenti mencatat, dan menatap Joeng hoon.
"Apakah kau menemukannya?"
"Iya, kau menjatuhkannya kemarin saat aku menabrakmu."
"Mana?"
"Tidak bisa diberikan segampang itu, sepulang sekolah tunggu aku di pintu gerbang sekolah."
---
"Kenapa dia lama sekali?"
Yui sudah mondar-mandir di depan gerbang daritadi.
"Sepertinya dia sedang mengerjaiku, lebih baik aku pulang saja daripada seperti orang bodoh disini"
Joeng hoon mempercepat langkahnya dia melewati koridor sekolah yang sudah sepi. Dia melihat dua orang sedang bertengkar.
"Sudah aku bilang aku ingin putus, kau ini tuli atau apa sih?" kata Younha.
"Tidak bisa, kau pikir aku ini mainan yang bisa kau buang kapan saja?" kata Takuya.
"Jadi kau mau apa, memukulku. Lakukan saja kalau berani."
"Kau..."
Takuya mengangkat tangannya ingin menampar Younha. Tapi tangannya ditahan seseorang.
"Tidak boleh memukul perempuan." Kata Joeng hoon.
"Ini bukan urusanmu, lepaskan aku!"
"Sudah aku bilang tidak boleh memukul perempuan!!"
"Kau ini siapa?, sombong sekali." Takuya memukul Joeng hoon dan bibirnya berdarah.
"Kau sudah memukulku? Berani memukulku?"
Joeng hoon menghajar Takuya habis-habisan. Lalu Takuya pergi lari ketakutan. Younha tidak bergerak, dia masih syok dengan kejadian tadi.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Joeng hoon.
"Tidak, ah kau terluka?" Younha menyentuh wajah Joeng hoon.
"Tidak apa-apa ini luka kecil aku pergi dulu."
"Tunggu ada milikmu yang jatuh." Kata Younha.
Dia memungut liontin bintang yang terukir nama keluarga Yoshioka dibelakangnya.
"Apa ini milikmu?, tapi liontin ini...."
Younha menjadi bingung menatap liontin itu dan Joeng hoon bergantian.
"Apa kau tahu tentang liontin ini?, kau tahu mengenali liontin ini?"
"Tentu saja, liontin ini persis dengan milikku, ini liontin..."
Younha tidak menyelesaikan kata-katanya karena Joeng hoon sudah memeluknya.
"Aku menemukanmu, aku menemukanmu." Bisik Joeng hoon ditelinganya.
"Maksudmu?, kau.."
"Apa kau ingat, saat kita masih kecil, 9 tahun yang lalu .Kau memberikan ini untukku?"
Younha merasa bingung, tapi dia merasa harus berpura-pura dan mengendalikan keadaan.
"Ya, tentu saja aku ingat. Dulu aku yang memberikan padamu."
"Siapa namamu?" tanya Joeng hoon.
"Yoshioka Younha."
"Lalu Yoshioka Yui, apa dia kakakmu?"
"Iya dia kakakku."
"Pantas saja, karena namanya aku hampir salah orang. Tapi untung saja aku sudah menemukanmu."
---
Younha berjalan kaki pulang ke rumahnya, dia terus tersenyum.
"Begitu mudahnya aku mendapatkan Joeng hoon. Sungguh keberuntungan yang tidak diduga." Kata Younha pada dirinya sendiri.
"Tapi liontin itu sama persis dangan milikku. Itu adalah hadiah yang di berikan Ibu untukku dan Yui. Jadi liontin itu milik Yui ya?,sayang sekali nee-chan. Tapi aku ingin mengambil milikmu yang ini juga?, tidak apa-apa kan?"
Wajah manis Younha tiba-tiba berubah menjadi penuh dendam dan kebencian.
"Aku akan mendapatkan semua yang aku inginkan, jika aku tidak mendapatkannya kau juga tidak."
---
Yui melangkah keluar dari sekolah musik, dia menenteng sarung gitarnya ditangan kanan.
"Itu dia, cepat." Toma mendorong Teppei.
"Aku malu, temani aku." Kata Teppei.
"Kau ini payah!!"
Toma langsung mendorong Teppei ke hadapan Yui.
"Begini, apa kau tahu siapa aku?" kata Teppei malu-malu.
"Bagaimana aku bisa tahu?" kata Yui dingin.
"Kadang-kadang aku juga jadi model majalah, tidak pernah lihat aku di majalah?"
"Lalu?, apa ada hubungannya denganku?"
"Ya, tidak ada juga sih. Ayahku pemilik sekolah musik disini."
"Begitu?, bukan urusanku."
Yui langsung pergi meninggalkan Teppei yang masih bengong.
"Kau sedang berbuat apa sih?, cepat kejar dia cepat!!!!"kata Toma.
"Iya... aku akan mengejarnya"
Teppei berlari menyusul Yui.
"Kau akan pulang sekarang ya?" kata Teppei.
Yui tidak mempedulikan Teppei dan terus berjalan dengan cepat.
"Rumahmu apakah jauh dari sini?"
Yui menghentikan langkahnya.
"Apa aku berbuat salah padamu?" tanya Yui dingin.
"Tidak ada, mana mungkin kau berbuat salah."
"Kalau begitu mengapa kau terus mengikutiku dari tadi?"
"Aku cuma mau berkata sepertinya aku suka padamu, maukah jadi pacarku?" Teppei memandang Yui penuh harap.
"Apa?? pacar?, apa kau bodoh?"
"Bodoh?, maksudmu apa?"
"Kita tidak saling kenal, aku belum tahu namamu dan kau juga belum tahu namaku. Kita cuma betemu sekali secara tidak sengaja kemarin malam dan sekarang kau bilang kau jatuh cinta?, kalau bukan bodoh namanya apa?"
"Ya aku rasa aku terlalu terburu-buru, tapi aku benar-benar sudah jatuh cinta"
"Aku mau pulang, jangan ikuti aku lagi."
"Iya aku tidak akan mengikutimu, tapi kalau boleh tahu siapa namamu?"
Yui terus berjalan ke depan dan tidak mempedulikan Teppei. Tapi tidak lama kemudian dia menoleh ke belakang.
"Namaku Yoshioka Yui, jika kau mengikutiku lagi aku akan membunuhmu. Mengerti!!!"
Yui pergi berbelok di tikungan dan Teppei melompat-lompat kegirangan.
"Yoshioka Yui.. Aku tahu namanya.. Yuhuu....aku harus meneleponToma"
Teppei mengeluarkan ponselnya dan menelepon Toma.
Toma: Moshi-moshi
Teppei: Toma!!!!!! Aku ada kabar gembira!!!
Toma: jangan teriak begitu, telingaku sakit tahu
Teppei: aku tahu namanya, namanya Yoshioka Yui.
Toma: baguslah, lalu?
Teppei: tadi aku bilang suka padanya.
Toma: secepat itu?, lalu dia menerimamu ya? Soalnya dari nada suaramu sepertinya kau sedang senang.
Teppei: tidak, dia bilang aku bodoh
Toma: apa???
Teppei; iya dia bilang aku bodoh, lalu katanya kalau aku mengikutinya terus dia akan membunuhku.
Toma: Hah?? Lalu mengapa kau senang??
Teppei: aku rasa aku makin suka padanya, dia cewek paling cool yang pernah aku temui.
Toma: benar katanya kau memang bodoh. Sudah ya..
Tuut..tuut.. Toma mematikan ponselnya.
---
Younha mendekati Yui yang sedang merapikan bukunya.
"Nee-chan boleh aku bertanya sesuatu?"
"Tanya saja, ada apa?"
"Masih ingatkah dulu kita pernah diberi liontin yang sama dari ibu"
"Iya aku ingat"
"Tapi aku lihat Nee-chan tidak pernah lagi memakai liontin itu?"
"Sudah hilang, tidak tahu ke mana."
"Oh begitu, aku cuma ingin tanya itu saja"
Younha pergi dan Yui membuka lacinya lagi menatap gantungan kunci ultraman.
"Sudah aku berikan pada ultraman, apakah ultraman terlalu sibuk melawan monster jadi lupa mencariku?" bisik Yui pada dirinya sendiri.
---
Teng..teng..teng..
Jam sekolah usai dan semua murid keluar dari kelas. Joeng hoon menahan Yui yang baru bergegas ingin pergi.
"Itu masalah kertas musikmu." Kata Joeng hoon.
"Kau tahu kemarin aku menunggu di depan seperti orang bodoh.Apakah kau sedang mengerjaiku?"
"Bukan, kemarin ada masalah serius. Dan kertas musik itu..."
"Mana?"
"sudah hilang."
"Apa?, kau menghilangkannya?"
"Kemarin aku taruh disaku tapi kertas itu hilang entah kemana. Lagi pula sepertinya kertas itu tidak begitu penting."
"Apa katamu?, tidak penting?. Pokoknya harus kau temukan."
"Aku bukan sengaja ingin menghilangkannya."
"Aku tidak peduli, kertas itu harus kau temukan."
Yui melangkah keluar kelas. Joeng hoon kebingungan.
"Aissh.. mengapa aku bisa menjatuhkan kertas itu, lagipula kakak Younha benar-benar wanita menyeramkan. Mengapa dulu aku bisa berpikir dia si Hello kitty yang dulu, itu benar-benar tidak mungkin. Kitty itu dulunya sangat manis, penakut,dan gampang menangis bukan wanita dingin seperti dia."
Joeng hoon mengomel pada dirinya sendiri.
"Joeng hoon sedang apa di sini?, mengapa tidak pulang?"
Younha muncul di depan pintu kelas.
"Baru saja ingin pulang tuan putri."
"Joeng hoon, orangtuaku akan merayakan 19 tahun pernikahan mereka. Aku ingin mengundangmu. Kau harus datang."
"Biar aku cek jadwalku dulu."
"Kau sedang berpura-pura, aku tahu kau tidak sibuk."
"Sungguh pintar menebak, calon istriku sangat pintar."
Joeng hoon mengelus kepala Younha.
---
Pesta pernikahan ayah dan ibunya di adakan di sebuah hotel mewah. Pesta ini banyak dihadiri penyanyi terkenal dan teman ayahnya yang sesama musisi. Yui yang tidak suka keramaian hanya duduk di sudut ruangan sambil memeluk gitar.
"Nee-chan apa kau melihat Joeng hoon?"
Tanya Younha pada Yui. Younha terlihat cantik dengan gaun merah muda selutut yang sedang dikenakannya. Semantara Yui tetap ngotot ingin memakai baju sehari-harinya.
"Tidak, mengapa dia bisa ada di sini?"
"Ah, aku lupa cerita. Sekarang Joeng hoon sudah jadi pacarku sangat hebat bukan?"
"Apa, kau pacaran dengannya?. Sebenarnya Joeng hoon itu orang yang sedikit menyebalkan. Tapi kalau kau suka terserahlah."
"Ah itu Joeng hoon."
Younha mendekati Joeng hoon yang terlihat semakin tampan dalam balutan jas hitamnya. Ayahnya naik ke podium dan memberi kata sambutan.
"Terimakasih, semuanya sudah datang dalam acara peringatan pernikahanku dan istriku yang tercinta. Sekarang izinkan kami menghibur anda semua. Putriku Younha akan menyanyi dan bermain piano untuk kita semua."
Semua orang bertepuk tangan. Younha menaiki panggung.Jari-jemarinya lincah memainkan piano dan dia mulai menyanyi dengan suaranya yang merdu. Joeng hoon tersenyum menatap Younha, tapi matanya tidak sengaja melihat Yui yang sedang duduk di sudut memeluk gitar. Joeng hoon mendekati Yui.
"Hei, apakah kau akan memainkan gitar?" Tanya Joeng hoon.
"Tidak" jawab Yui pendek.
"Kalau begitu untuk apa gitar itu?"
"Bukan urusanmu."
Yui bangkit dari duduknya lalu keluar dari pintu hotel.Joeng hoon merasa penasaran dan mengikuti Yui. Rupanya Yui menuju taman yang ada dibelakang. Yui memastikan tidak ada siapapun di sana. Joeng hoon bersembunyi di balik pohon besar. Yui duduk bersila di rumput dan mulai memetik gitarnya dan menyanyi lagu yang dia ciptakan sendiri. Joeng hoon seketika merasa merinding, dia terhipnotis dengan alunan musik yang dimainkan Yui.Setelah Yui selasai bermain Joeng hoon keluar dari persembunyiannya dan berepuk tangan.. Plok..plok..plok...
"Sangat bagus, mengapa kau tidak memainkannya di depan tamu-tamu?"
Yui terkejut melihat Joeng hoon yang berdiri di depannya.
"Apa yang kau lakukan?, mengikutiku?"
"Tidak pernah mendengar lagu yang tadi kau mainkan. Itu lagu siapa?, sangat indah."
"Bukan urusanmu."
Yui bangkit dari duduknya.
"Selau kata yang diucapkan sama 'Bukan urusanmu' sepertinya ini kata favoritmu."
"Sebenarnya kau mau apa?"
"Tidak ada, hanya heran mengapa ada orang yang sedingin ini."
"Apa dengan menjadi orang yang dingin itu mengganggumu, mengapa?"
"Aku??.."
"Tidak bisa menjawab?, katanya kau sangat jenius dan iQmu 146. Mengapa tidak gunakan IQmu untuk menjawab?"
"Apa??"
"Sepertinya kau hanya punya otak kosong. Tidak seperti yang orang-orang bicarakan."
"Apa??"
"Sepertinya kata favoritmu adalah 'apa'. "
Yui pergi meninggalkan Joeng hoon yang masih bengong.
"Ckckckck.. dasar gadis yang menyebalkan. Padahal tadi aku sudah memujinya, apa dia sedang meragukan IQku?? Yang benar saja."
"Joeng hoon daritadi aku mencarimu"
Younha mendekati Joeng hoon.
"Ah benarkah, sangat dingin di sini. Ayo kita masuk kedalam."
---
Joeng hoon memandangi langit-langit kamarnya. Dia sendiri bingung mengapa wajah Yui terus membayangi dirinya.
"Aissh.. mengapa wajahnya selalu muncul dipikiranku?. Dia benar, menapa aku merasa terganggu dia bersikap dingin padaku. Tidak boleh, aku hanya boleh memikirkan Younha."
Joeng hoon menatap langit-langit dan ada bayangan wajah Yui di sana.
"Apakah kau sedang mengolok-ngolokku hah!!!"
Joeng hoon melempar bantal ke langit-langit, lalu tampak bayangan wajah Yui yang sedang menjulurkan lidah.
"Kau sedang menertawakan aku?, tidak ada yang lucu tahu!!!!"
Anak kembar sepupu Joeng hoon yang masih kecil mengintip lewat pintu yang sedikit terbuka, memperhatikan kelakuan Joeng hoon.
"Dia sedang melakukan apa?" kata salah satu anak kembar tersebut.
"Tidak tahu juga, dia sangat aneh dari tadi berbicara sendiri." Kata anak kembar satunya lagi.
"Tapi kata ayah, dia sangat jenius. Tapi mengapa dia berprilaku seperti itu?"
"Entahlah, kata orang jenius dan gila itu hanya beda tipis"
---
"Ta..da...lihat dia sangat imut kan?"
Teppei membawa boneka babi pink dan menunjukkannya pada Yui.
"Apa maksudmu?" tanya Yui ketus.
"Begini, aku lewat di depan toko boneka. Lalu aku melihat boneka babi ini dan langsung ingat padamu."
"Apa kau ingin bilang kalau aku mirip babi?"
"Bukan begitu, pokoknya ini hadiah untukmu."
"Dengar..."
"Namaku Teppei.. Koike teppei"
"Dengar Teppei aku tidak ulang tahun hari ini"
"Bukan hadiah ulang tahun, hanya hadiah kecil saja."
"Simpan saja untukmu sendiri."
"Aku sedih kau tidak mau menerimanya."
"Bukan urusanku, dan aku tidak peduli."
Yui mengambil ipodnya dan memasang headset ketelinganya. Dia tidak ingin mendengar ocehan Teppei terus-terusan.
"Padahal boneka ini sangat lucu. Ya sudahlah aku simpan untuk mengingatmu dan untuk aku peluk sebelum tidur"
---
"Younha aku dengar kau pacaran dengan Joeng hoon?" tanya Ayumi.
"Tentu saja, apa sih yang tidak bisa didapatkan seorang Younha."
"Wah memang kau sangat beruntung." Kata Ayumi iri.
"Memang"
Younha tersenyum riang.
---
Guru di kelas sedang menerangkan dan Joeng hoon sedang tertidur dimejanya.
"Apa dia pikir sudah begitu pintar?" kata Yui.
"Hem.. Joeng Hoon apa kau sedang tidur?" kata gurunya.
Joeng hoon masih terus tertidur.
"Hei, kau dipanggil" kata Yui kepada Joeng hoon.
"Apa?" Joeng hoon menguap.
"Kau dipanggil sensei."
"Ada apa sensei, tadi tidurku nyenyak sekali."
"Apa?, kau berani-beraninya tidur dikelasku?, apa kau sudah pintar?. Membuang-buang waktu dengan tidur. Coba kerjakan soal di depan."
Joeng hoon maju ke depan dan dengan malas dia mengerjakan soal matematika di depan dengan mudah.
"Sensei sudah selesai, aku mengerjakan dengan cara yang ringkas. Tadi sensei bilang aku membuang-buang waktu dengan tidur. Lalu sensei sendiri membuang waktu kami dengan menerangkan cara yang berbelit-belit dalam mengerjakan soal."
Joeng hoon lalu keluar dari kelas.
"Apa kau bilang!!!, dasar kurang ajar!!!,akan aku adukan pada pamanmu."
"Sungguh keren."
Kata murid-murid perempuan di kelas.
Joeng hoon menyusuri koridor sekolah, kakinya menginjak sesuatu. Joeng hoon memungutnya, kertas yang dilipat dan sudah sangat kotor. Joeng hoon membuka lipatan kertas itu.
"Ah ini dia, rupanya jatuh di sini."
---
"Sudah aku bilang tunggu aku, tapi mengapa kau terus saja pergi?"
Joeng hoon mengejar Yui yang sudah berjalan pulang ke rumahnya.Yui tidak mempedulikan dan menyebrang jalan.
"Aku menemukan kertas musikmu!!!!"
Joeng hoon mengacung-acungkan selembar kertas. Yui menoleh dan tiba-tiba muncul mobil yang meluncur ke arah Yui.
"AWAS!!!!!!!!!"
Brakk......Joeng hoon mendorong Yui ke samping.
"Yui, kau tidak apa-apa?"
Yui kaget, dia merasa pernah mengalami kejadian yang sama seperti tadi. Terdengar suara-suara di kepalanya.
"Yui..jangan pergi ke jalan.. itu bahaya"
"Awas.. Ah........."
Brakkk.........
Lalu bayangan orang yang berlumuran darah muncul dikepalanya.Seketika Yui merasa sekilingnya berubah menjadi gelap.
"Joeng hoon aku....."
---
"Nee-chan apa kau sudah sadar?" terdengar suara Younha samar-samar.
Yui membuka matanya, dia sudah berada di kamarnya.
"Apa yang terjadi?" tanya Yui.
"Tadi Nee-chan pingsan. Dan Joeng hoon mengantar Nee-chan pulang, katanya Nee-chan mungkin syok karena hampir ditabrak mobil."
"Sepertinya dulu aku pernah mengalami kejadian yang sama seperti itu, ada yang menyelamatkan aku dari kecelakaan."
"Benarkah?" seketika suara Younha berubah menjadi dingin dan matanya menyorotkan kebencian.
"Tapi aku tidak bisa mengingatnya." Kata Yui.
"Kalau ada sesuatu yang lupa berarti Nee-chan harus berusaha mengingatnya. Istirahatlah."
Younha keluar dari kamar Yui.
"Kau harus mengingatnya Nee-han, kesalahan yang pernah kau buat tidak boleh kau lupakan. Dan kau harus mengingatnya seumur hidup." Bisik Younha.
To be continued....
1x klik = Rp 250,- Donate Anda
Selasa, 22 November 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar