TOLONG KLIK IKLAN DI BAWAH INI, ANDA BAIK SEKALI..^^

1x klik = Rp 250,- Donate Anda

Minggu, 25 Desember 2011

DON'T FORGET ME Part 2 - END -

Author: Livie jungiestar Yl / L Hirasawa

DI LARANG COPAS TANPA SEIZIN AUTHOR!! APA LAGI TANPA MEMBERI CREDIT!! JUGA DI LARANG
MENGUBAH, MENAMBAH ATAU MENGURANGI ISI CERITA!!

Main Cast:

- Yamapi NEWS as Yamashita Tomohisa / Yamapi

- YUI as Yoshioka Yui


Supporting cast:

-Keiko Kitagawa as Keiko Kitagawa


Genre: COMEDY, FANTASY, ROMANCE

Length : 1- 2

Rate : Teenager

Yui bergegas mempercepat langkahnya saat melihat Yamashita yang baru turun dari motornya. Karena kejadian kemarin dia jadi tidak bisa tidur, ini gila Yamashita Tomohisa mencium Yoshioka Yui di depan teman-temannya.



“Aww..” kata Yui kesakitan.



Yui menabrak tiang yang ada di depannya karena berjalan tanpa melihat.



“Hei pendek..apa kau tidak punya mata?” kata Yamashita sambil berjalan mendekati Yui.



Yui mengurut-urut dahinya dengan perasaan kesal bercampur malu. Yui memalingkan wajah tidak berani menatap wajah Yamashita.



“Kau terlihat gugup? Mengapa? Karena kemarin aku menciummu?” kata Yamashita.



Yui hanya diam, mukanya mulai memerah.



“Jangan-jangan itu ciuman pertamamu.” Kata Yamashita menggoda Yui.



Wajah Yui semakin memerah. Yamashita lalu berjalan meninggalkan Yui.



“Hei! Kau harus bertanggung jawab!” spontan Yui berteriak.



Yamashita membalikkan badannya dan berjalan mendekati Yui.



“Apa maksudmu?” Tanya Yamashita.

“Itu..itu.. kau sudah merebut ciuman pertamaku.. jadi..jadi..”

“Kau minta dicium lagi?” kata Yamashita.

“Bukan! Tapi karena kau sudah merebutnya.. jadilah pacarku..” kata Yui malu-malu.

“Hah?apa aku tidak salah dengar? Aku hanya menciummu sekali lalu aku harus menjadi pacarmu?” kata Yamashita.

“Apa maksudmu hanya karena mencium sekali? Itu sangat berharga untukku lalu kau merebutnya!”



Yamashita lalu merangkul bahu Yui, melingkarkan lengannya di bahu Yui dan menatap gadis itu dengan tatapan menggoda.



“Bilang saja dari dulu kau sudah naksir aku.” Kata Yamashita.



Muka Yui semakin memerah, lalu Yui melepas rangkulan Yamashita dari pundaknya.



“Aku cuma bercanda! Bagaimana mungkin aku suka orang mesum sepertimu!” kata Yui.

“Hoi kau ini!”



Yui lalu berlari masuk ke kelas, Yamashita mengejar Yui hingga mereka masuk ke kelas. Mereka lalu berkejar-kejaran seperti anak kecil di dalam kelas.



“Kalian ini selalu saja bertengkar, setelah kejadian kemarin masih saja seperti dulu.” Kata Mizuki teman mereka.

“Tidak bertengkar, kami sedang main-main.” Kata Yamashita yang berhenti berlari.



Lalu Yamashita menarik tangan Yui, dan Yui hanya menurut saja jantungnya terus berdetak kencang.



“Tadi Yui meminta aku untuk menjadi pacarnya, kami pacaran sekarang!” kata Yamashita.



Muka Yui memerah , tapi dia hanya diam saja sambil melirik Yamashita malu-malu.





------





Yamashita membuka matanya, pagi ini suara itu tidak ada memanggilnya. Suara yang nyaring seperti anak kecil. Begitu damai rasanya tidak mendengar suara itu, apa makhluk itu sudah pergi dari kehidupannya?



“Pagi yang indah.” Kata Yamashita membuka matanya sambil menguap lebar.

“Yamapi!!!!” terdegar suara nyaring yang memanggilnya.



Yamashita terjatuh dari tempat tidurnya.



“Apa aku masih bermimpi?” kata Yamashita.

“Yamapi!!! Yamapi!!!! Makanan di kulkas habis!! Yamapi!!” seperti burung yang cerewet Yui terus berkicau di telinga Yamashita.



Ini lah realita, setelah berlalu satu bulan dari kejadian Yui menampakkan diri di depannya dan tidak ada tanda-tanda hantu ini akan pergi dari kehidupannya. Satu bulan? Waktu telah berlalu begitu cepat, selama sebulan ini dia tinggal berdua di apartemen dengan seorang wanita atau lebih tepatnya hantu wanita.



“Ini hari minggu, biarkan aku tidur lebih lama, ini hari libur.” Kata Yamashita kembali naik ke atas ranjang dan menarik selimutnya.

“Ayo belanja!! Kita ke supermarket..supermarket..” rengek Yui.

“Tidak.” Yamashita menutupi kepalanya dengan selimut.



Tiba-tiba selimutnya melayang sendiri, tidak perlu di sebutkan itu ulah siapa.



“belanjaa..belanja…”



Yui lalu mengambil gitar yang ada di sudut kamar Yamapi dan memetiknya dengan asal-asalan hanya untuk mengeluarkan efek ribut.



“belanja..belanja..” kata Yui sambil memetik gitar.

“Ah benar-benar! “ dengan muka mengantuk Yamashita bangkit dari ranjang.

“Kulkas kita isinya kosong, ayo pergi belanja.” Kata Yui riang.

“Lalu kosong memangnya kenapa? Kau itu hantu, kau tidak makan.” Kata Yamashita masih dengan muka mengantuk.

“Tapi aku ingin jalan-jalan ke supermarket.” Kata Yui sambil menggembungkan pipinya.





-------





“Coklat, susu pisang, eskrim!” teriak Yui saat melihat benda-benda itu di supermarket.

“Hoi! Jangan beli itu, aku tidak suka makanan manis.” Kata Yamashita.



Salah satu pengunjung supermarket terkejut melihat dua eskrim stoberi melayang dari rak pendingin. Yamashita menahan napas dasar Yui!, Yamashita langsung merebut dua eskrim itu dari tangan Yui. lalu pengeunjung supermarket itu pergi tapi sebelumnya masih sempat menoleh sekilas pada Yamashita dengan wajah heran.



“Kau ini berhati-hatilah, orang-orang jadi curiga..” bisik Yamashita.



Tapi Yui tidak peduli dan malah menambahkan barang-barang lain dalam keranjang belanjaan, Yamashita lalu menatap keranjang belanjaannya yang penuh dengan makanan manis.



“Apa ini? Aku sudah bilang tidak ingin makanan seperti ini.” Kata Yamashita.

“Tapi aku suka.” Kata Yui.

“Kau sudah jadi hantu, kau tidak akan bisa memakan semua ini.”

“tapi aku ingin kau memakannya, siapa tahu kau jadi ingat diriku. Karena aku sangat suka makanan manis.” Kata Yui dengan wajah sedih.

“Baiklah.” Kata Yamashita akhirnya mengalah.

“Yey..Yamapi kakkoi…” kata Yui kegirangan.



Yamashita tersenyum melihat tingkah Yui seperti anak kecil, dia memandangi wajah Yui yang sedang tertawa, tawa itu dia merasa dia pernah melihatnya, ya dia merasa pernah melihat tawa yang begitu riang dan lepas seperti itu, apakah Yui itu benar-benar bagian dari masa lalunya?





------





Yui bersembunyi di belakang Yamashita dan dia membenamkan kepalanya ketakutan di punggung Yamashita, sesekali dia mengintip dari balik punggung Yamashita. Mereka berdua sedang menonton film horror.



“Yamapi.. aku takut..” kata Yui dengan suara bergetar.

“Takut apa? Filmnya tidak terlalu seram.” Kata Yamashita.

“Hantunya menyeramkan..” kata Yui lagi.

“Lalu kau sendiri ini apa? Bukannya kau juga hantu?”

“huh Yamapi jahat!!”



Bantal sofa melayang dan mulai memukul-mukul kepala Yamashita.



“Hentikan! Baiklah aku matikan.”



Yamashita lalu mengambil remote yang di atas meja dan mematikan televisi itu. Yui lalu melayang pergi ke dapur, tidak lama kemudian dia kembali sambil membawa sebotol susu pisang di tangannya.



“Yamapi!!!! Kau harus minum ini.” Kata Yui sambil menyerahkan susu pisang itu.



Yamashita mengambil botol susu pisang itu tidak ada gunanya menolak, lagi pula dia sudah berencana untuk bertekad mengingat Yui kembali. Yamashita meminum susu pisang itu dengan dahi mengernyit, uh rasanya tidak enak.. tapi.. dia merasa memang pernah minum sebelumnya.



“Bagaimana?” Tanya Yui.

“Sepertinya aku pernah meminumnya.” Kata Yamashita.

“Benar kah? Apa kau ingat dulu aku yang memaksamu untuk meminumnya dan dengan terpaksa akhirnya kau meminum susu pisang, saat itu aku senang sekali karena kau ingin meminumnya. Ini minuman kesukaanku.” Kata Yui.

“Aku cuma ingat pernah meminumnya, tapi aku tidak ingat tentang kau yang memaksaku untuk meminumnya.” Kata Yamashita.

“Otak Yamashita benar-benar payah.” Kata Yui.

“Mengapa ini jadi salah otakku?” kata Yamashita.



Yui duduk di sebelahnya dan menggembungkan pipinya juga memanyunkan bibirnya, dia selalu seperti itu jika sedang marah, tampangnya lucu sekali.



“Jangan marah, besok kita pergi ke toko eskrim yang sering kita kunjungi itu. Siapa tahu aku bisa mengingatmu.” Kata Yamashita.

“Benarkah, Yamapi…..” kata Yui dengan mata berbinar senang sambil memeluknya.



Terasa dingin, saat kulitnya bersentuhan dengan Yui.



“Iya, sekarang aku ingin tidur.”



Yamashita bangkit dari sofa dan berjalan ke kamarnya, Yui melayang mengikutinya dari belakang.



“Ada apa lagi?” Tanya Yamashita sambil berbalik menatap Yui.

“Karena kau baik padaku hari ini, aku akan menyanyikan sebuah lagu untukmu.” Kata Yui.



Yamashita ingin menolak, tapi melihat wajah Yui yang terlihat gembira akhirnya dia mengangguk dengan sedikit terpaksa, Yamashita lalu naik ke atas ranjangnya dan Yui mengambil gitarnya, suara petikan gitar mulai terdengar, lalu Yui mulai menyanyi.





Love Love Love

Kurikaeshite yuku dake da wa





Good night

Good night

Oyasumi





Love Love Love

Nemurimashou



------



Yui menunggu dengan bosan sendirian di apartemen Yamashita, hari ini Yamashita menyuruhnya menunggu di rumah, saat pulang kuliah nanti dia dan Yamashita akan pergi ke toko eskrim. Yui melihat jam di dinding, harusnya jam segini Yamashita sudah pulang.



“Yamapi..lamanya…” kata Yui bosan.



Klek…



Terdengar suara pintu membuka. Dengan riang Yui melayang menuju pintu depan ingin menyambut Yamashita, tapi Yamashita tidak sendirian, dia memasuki apartemen bersama seorang wanita, wanita yang waktu itu di kampus.



“Yamashita-kun apartemenmu cukup besar, jadi kau tinggal sendiri?” kata Keiko.

“Iya senpai aku tinggal sendiri.” kata Yamashita.

“Yamapi.. toko eskrim..eskrim..” kata Yui.



Yamashita pura-pura tidak melihat Yui dan memalingkan wajahnya ke arah lain, Keiko berjalan memasuki dapur dan membuka kulkas Yamashita sambil melihat-lihat isinya.



“Aku haus sekali, aku boleh minta minuman bukan?” kata Keiko.

“Tentu saja senpai ambil saja yang kau mau.” Kata Yamashita.

“Tapi isinya hanya susu pisang saja? Aku baru tahu kau suka minuman anak kecil seperti ini, apa tidak ada soda?” Tanya Keiko.

“Ah…iya aku akan pergi membeli soda, ada supermarket di dekat sini.” Kata Yamashita.

“Tidak perlu aku minum air putih saja.” Kata Keiko.

“Tidak apa-apa senpai, aku juga ingin membeli cemilan.” Kata Yamashita.



Yamashita lalu menoleh pada Yui dan memberi isyarat agar Yui mengikutinya, Yamashita keluar dari apartemen dan Yui melayang mengikutinya.



“Yamapi.. kapan ke toko eskrim..” rengek Yui.

“Nanti setelah temanku pulang, aku pergi sebentar, di rumah jangan macam-macam dengan temanku, atau kita tidak jadi pergi, mengerti?” kata Yamashita mengancam.



Dengan wajah cemberut Yui mengangguk, lalu dia menembus dinding kembali masuk ke apartemen, Yui melihat Keiko sedang duduk di sofa sambil membuka-buka majalah. Rasanya dia jadi kesal melihat wajah Keiko yang cantik itu dan Yamashita terlihat sangat menyukainya. Yui melihat bantal dan timbul ide jahil di kepalanya, tapi Yui mengurungkan niatnya.



“Tidak boleh.. Yui tidak boleh nakal..” kata Yui.



Ponsel Keiko berbunyi, lalu Keiko mengangkat teleponnya.



“Moshi..moshi….”



Wajah Keiko terlihat terkejut saat menerima telepon itu.



“Baik aku ke sana sekarang…” kata Keiko.



Keiko lalu bangkit dari sofa dengan terburu-buru mengambil tasnya.



“Kau mau ke mana?” Tanya Yui, tapi tentu saja Keiko tidak mendengarnya.



Keiko lalu memakai sepatunya dan berjalan keluar dari apartemen Yamashita, saat Keiko keluar Yamashita baru saja pulang dari supermarket, Yamashita terkejut melihat wajah Keiko sudah basah dengan air mata.



“Ada apa senpai?” Tanya Yamashita.

“Aku pergi dulu, gomen..” kata Keiko lalu dia buru-buru pergi menuju lift.



Yamashita memandang heran punggung Keiko yang berlalu pergi, tadi Keiko menangis? Apa jangan-jangan….



“Yui..” geram Yamashita.



Yamashita lalu memasuki apartemennya, dan Yui tersenyum gembira saat melihatnya. Entah mengapa sekarang dia jadi kesal melihat wajah gembira dan senyuman itu.



“Yamapi-kun sudah pulang? Kita ke toko eskrim sekarang?” Kata Yui.

“Apa yang kau perbuat pada Keiko hingga dia menangis?’ Tanya Yamashita.

“Aku tidak berbuat apa-apa, Yui tidak nakal padanya!” kata Yui.

“Bohong kau pasti berbuat sesuatu padanya.”

“Yamapi jahat!! Jahat!!!”



Kata Yui sambil mengambil bantalan sofa dan mulai memukul-mukul Yamashita.



“Berhenti bertingkah seperti anak kecil! Aku sudah muak denganmu!” Yamashita membentak Yui keras.



Yui terdiam, menatap Yamashita yang terlihat sangat marah sekarang, dia merasa sangat sedih mendengar kata-kata Yamashita barusan.



“Mengapa kau harus datang ke kehidupanku? Sebelumnya hidupku baik-baik saja, tapi semenjak kau datang semuanya jadi kacau!” kata Yamashita.



Buliran-buliran transparan mengalir dari bola mata bening Yui.



“Aku cuma ingin Yamapi mengingatku kembali.” Kata Yui.

“Untuk apa aku mengingatmu? Kau hanya orang yang sudah meninggal, kau sudah jadi hantu, lalu apa gunanya!” kata Yamashita.

“Aku tahu aku egois tapi aku cuma tidak ingin Yamapi melupakanku, aku ingin Yamapi terus mengingatku.. aku ingin Yamapi mengenangku..” kata Yui sambil terus menangis.

“Aku rasa lebih baik aku tidak perlu mengingatmu dan hidupku akan baik-baik saja tanpa harus mengenangmu, aku ingin kau pergi dan jangan pernah kembali lagi!”

“Gomen ne.. Gomen… harusnya aku tidak pernah..harusnya aku tidak pernah datang..” kata Yui terbata-bata.



Yamashita lalu masuk ke kamarnya dan membanting pintu kamarnya dengan keras. Yui terdiam sambil menatap pintu yang menutup itu.





------





Yamashita membuka matanya, hening tanpa suara, tidak ada lagi bunyi petikan gitar di tempat ini, tidak ada lagi suara nyaring kekanak-kanakan yang memanggil namanya, tidak ada lagi suara tawa itu, tidak ada lagi keributan.. hanya keheningan dan sunyi, apartemennya sudah kembali damai seperti semula.



Yamashita bangkit dari tempat tidurnya lalu keluar dari kamarnya. Dia membuka kulkas dan ingin mengambil air putih dingin, bola matanya menatap beberapa botol susu pisang yang berada di dalam kulkas, entah dorongan apa yang merasuki dirinya, tangannya mengambil botol susu pisang itu dan dia meminumnya, manis….rasa yang dia tidak suka, tapi rasa ini seperti memberi sebuah kenangan padanya.



Sudah beberapa hari berlalu dari kejadian itu dan Yui sudah meninggalkan tempat ini, meninggalkan dirinya, ada rasa penyesalan di hati Yamashita sekarang, malamnya saat Yui sudah pergi dari rumahnya Keiko menelepon dan menjelaskan dia pulang karena ada telepon dari rumah sakit, adiknya yang menderita kanker dan di rawat di rumah sakit akhirnya meninggal dunia. Ini sama sekali bukan salah Yui, dia yang sudah berprasangka buruk pada Yui.

Yamashita menatap sudut-sudut ruangan yang terasa begitu sepi dan sunyi, apa dia merasa kehilangan? Bukankah ini yang dia harapkan, bukankah ini yang dia inginkan? Dia ingin Yui secepatnya pergi dari hidupnya, tapi mengapa sekarang dia merasa begitu kosong?





-------





Yamashita memasuki toko eskrim, dia memesan satu porsi besar eskrim vanilla chocochip lalu dia duduk di meja yang paling ujung, toko eskrim ini yang mulanya dia rencanakan untuk pergi bersama Yui waktu itu.

Setelah pesanannya di antar Yamashita lalu memakan eskrim pesanannya, dia menyuap sesendok eskrim ke dalam mulutnya, rasa ini dia pernah memakannya. Yamashita memejamkan matanya sambil menyuap eskrim itu lagi ke dalam mulutnya.



“Yamapi kau harus coba memakannya.” Kata Yui.

“Tidak! Jangan paksa aku memakannya.” Kata Yamashita.

“Sekali saja aaaaa..” Yui menyuapi Yamashita.



Yamashita memakan eskrim itu terpaksa dengan wajah cemberut.



“Bagaimana? Enak bukan?” kata Yui.

“Tidak! Rasanya buruk!”




Yamashita membuka matanya, masih terkejut menyadari apa saja yang baru muncul di benaknya, sebuah kenangan masa lalu tadi muncul dalam benaknya. Benar rupanya, dia memang pernah datang ke sini bersama Yui, mengapa dia bisa melupakan kenangan itu. Yamashita lalu memandang sekeliling toko eskrim ini, pandangannya jatuh pada sebuah hiasan batang pohon yang mempunyai banyak ranting terletak di tengah-tengah toko eskrim ini, di setiap ranting tergantung foto-foto pasangan yang pernah makan eskrim di sini.



Yamashita bangkit berdiri dan memandang foto-foto yang ada di setiap ranting, lalu dia melihat ada selembar foto yang tergantung di ranting paling atas, Yamashita berusaha menggapai foto paling atas itu dia sedikit berjinjit dan akhirnya bisa melepaskan gantungan foto dari ranting tersebut.



Itu adalah foto dirinya dan Yui yang sedang makan eskrim di sini, Yamashita membalik foto itu, sebaris kalimat ditulis dengan spidol tertera di sana



26 maret 2009 “Tanjoubi Omodetou Yui-chan”



“Yamapi! Kita bisa menaruh foto kita di sini.” Kata Yui sambil menunjuk batang pohon yang berisi foto-foto.

“Tidak, sangat memalukan.” Kata Yamashita.

“Mengapa memalukan? Aku mau.” Kata Yui.

“Ayo pulang..” Yamashita menarik tangan Yui.



Yui mulai menggembungkan pipinya dan memanyunkan bibirnya.



“Jangan memasang ekspresi seperti itu.” Kata Yamashita.

“Ini hari ulang tahunku..” kata Yui dengan suara meratap.



Akhirnya Yamapi mengalah mereka berfoto berdua dan Yui ingin menggantung foto mereka di ranting yang paling atas, tapi karena badannya yang pendek dia kesulitan. Yamashita lalu berjongkok di dekat Yui.



“Aku gendong.” Kata Yamashita.



Dengan malu-malu Yui naik ke punggung Yamashita dan Yamashita menggendongnya, tapi Yui masih saja kesulitan memasang fotonya di ranting paling atas.



“Cepatlah! Kau ini berat!” kata Yamashita.



Akhirnya Yui bisa menggantungkan foto itu.



“Berhasil!!!” kata Yui kegirangan.

“Yah jangan bergerak-gerak seperti itu !” kata Yamashita.



Tapi terlambat..Gubrakk.. mereka berdua terjatuh di lantai…



“Ah..sakit..” kata Yui.

“Makanya kau harus diet, kau ini berat.” Kata Yamashita.

“Yamapi benar-benar jahat!” kata Yui sambil memukul-mukul pundak Yamashita.





Yamashita memasukkan foto itu di saku jaketnya, dia segera keluar dari toko eskrim itu dan memasuki mobilnya, secepat mungkin dia ingin pergi dari sana, dia tidak tahu dia harus ke mana tapi di dalam pikirannya hanya satu saat ini “dia harus mencari Yui”





“Kau mengajakku bolos sekolah untuk bermain di pantai?” kata Yui sambil turun dari motor Yamashita.

“Karena ini adalah hari yang spesial.” Kata Yamashita.

“memangnya ini hari apa?” Tanya Yui heran.

“Apa kau benar-benar tidak ingat?” Tanya Yamashita.



Yui menggelengkan kepalanya, Yamashita menjitak kepala Yui yang masih di tutupi helm.



“Aw.. kau ini kenapa?” Kata Yui.

“Ini hari ulang tahunku 9 april, ulang tahun kita hanya beda beberapa hari bagaimana bisa kau lupa ulang tahunku?”

“Oh benarkah?” mata Yui membelalak.

“Kau ini!” kata Yamashita.



Yui lalu mengambil kulit kerang yang berada di atas pasir dan dia mulai menggambar di pasir pantai.



“Apa yang sedang kau lakukan?” Tanya Yamashita.

“Aku membuat kue ulang tahun untukmu.” Kata Yui.



Yui selesai menggambar sebuah kue lalu dia menggambar sebuah kado untuk Yamashita di atas pasir pantai.



“Kue dan kado untuk Yamapi, hadiah dariku.” Kata Yui sambil nyengir.

“aku tidak mau kado yang seperti itu.” Kata Yamashita.



Yamashita berjongkok di dekat Yui, Yui lalu menoleh pada Yamashita. Wajah Yui mulai memerah karena wajah Yamashita begitu dekat dengan wajahnya sekarang.



“Memangnya kau ingin hadiah apa?” tanya Yui.

Yamashita menunjuk bibirnya sendiri “Sebuah ciuman”

“Dasar kau ini otak mesum!” kata Yui.

“Apa kau bilang?” kata Yamashita .



Yui berlari menjauhi Yamashita sambil tertawa, Yamashita mengejarnya dan berhasil menangkap pinggang Yui lalu menggendongnya.



“Yah Yamapi lepaskan.” Kata Yui.

“Aku ingin menceburkanmu ke laut.” Kata Yamashita.

“Aku tidak bisa berenang.” Kata Yui.




Buliran air mata menetes dari pelupuk mata Yamashita, satu-persatu kenangan antara dia dan Yui muncul di benaknya, Yamashita tetap menyetir tanpa arah dan tujuan.



Yui memeluk pinggang Yamashita erat, mereka berdua sudah berada di atas motor Yamashita, hari sudah mulai gelap, dan mereka sudah dalam perjalanan untuk pulang, tadi mereka berdua sudah bermain seharian di pantai



“Lain kali kita pergi ke sana lagi.” Kata Yamashita.

“Iya, kau harus berjanji!” kata Yui.



Yui membenamkan wajahnya di punggung Yamashita, dia tersenyum, hari ini benar-benar menyenangkan.



Brakkk…



Terdengar bunyi keras, entah apa yang terjadi Yui merasa tubuhnya menggelinding di aspal, semuanya terasa sakit dan perih, darah tidak henti-hentinya mengucur dari tubuhnya, dan dia masih sempat melihat Yamashita yang juga terbaring di aspal, dan orang-orang mulai ramai mengerumuni mereka.





-------





Yamashita berjalan menyusuri pantai, dia tadi menyetir tanpa tujuan dan entah takdir atau apa dia sampai di pantai ini, pantai yang dia datangi bersama Yui dua tahun yang lalu di hari ulang tahunnya. Akhirnya dia ingat semuanya, Yoshioka Yui anak teman ibunya dan juga sekaligus teman sekelasnya, Yoshioka Yui gadis yang sangat dia sukai, gadis yang dia ganggu setiap hari hanya untuk mencari perhatiannya. Yoshioka Yui gadis yang suka bermain gitar dan menulis lagu, gadis yang sangat dia cintai.



“YUI!!!! YUI!!! YUI!!!!!!” Yamashita berteriak keras ke arah lautan.



Bulir-bulir air matanya menetes lagi.



“YUI!!!! YUI!!! Yamashita berteriak lebih keras.



Lalu Yamashita jatuh berlutut di atas pasir pantai, memandang lautan dan buliran air matanya menetes membasahi pasir pantai.



“Yamapi..” terdengar sebuah suara yang di kenalnya.



Yamashita bangkit berdiri dia membalikkan badannya dan melihat Yui yang sedang melayang mendekatinya, Yamashita juga berlari mendekati Yui dan dia memeluk tubuh Yui, terasa dingin tapi dia tidak peduli.



“Aku ingat semuanya.. aku ingat..” kata Yamashita.

“Apa yang kau ingat?” Tanya Yui.

“Kalau kau adalah gadis yang paling aku cintai, aku ingat semuanya Yui-chan.” Kata Yamashita.



Air mata juga mulai menetes dari kedua bola mata Yui.



“Setelah kecelakaan itu, aku sempat mengalami koma dan setelah itu akumengalami amnesia. Tapi setelah beberapa bulan kemudian ingatanku kembali pulih, aku berpikir aku sudah kembali mengingat semuanya…”



Yamashita mempererat pelukannya di tubuh yang sedingin es itu lalu dia melanjutkan ucapannya.



“ Tapi aku salah, aku melupakanmu, bagian terpenting dalam hidupku, aku melupakanmu mungkin karena itu adalah kenangan paling menyakitkan bagiku, kecelakaan itu membuatku sangat trauma. Gomen ne aku melupakanmu….” Kata Yamashita.



Yui menggelengkan kepalanya.



“Tidak apa-apa, baguslah sekarang kau sudah ingat kembali, karena aku sudah harus pergi.”

Yamashita melepas pelukannya dan menatap Yui.

“Apa maksudmu? Kau mau pergi ke mana?”

“Ini bukan duniaku, waktuku sudah habis untuk berada di sini.”

“Tidak, kau tidak boleh meninggalkanku lagi.”

“Aku juga ingin terus berada di sini bersamamu Yamapi-kun, kalau aku mau aku ingin terus menemanimu selamanya, tapi aku tidak bisa.” kata Yui sedih.

“Tidak..jangan pergi! bagaimana aku bisa melanjutkan hidupku tanpamu di sisiku?” kata Yamashita, air matanya mengalir lebih deras.

“Walau aku pergi aku akan tetap berada di sini..” tangan Yui menyentuh dada Yamashita.

“Di dalam hatimu..” lanjut Yui sambil tersenyum.



Yui lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Yamashita dan mengecup bibir Yamashita sekilas.



“Terima kasih untuk semuanya Yamapi-kun.” Kata Yui.



Lalu sosok Yui yang berada di hadapan Yamashita menghilang, yang tersisa hanya semilir angin pantai yang terasa semakin dingin.



“YUI !!!!!!”



Yamashita berteriak keras berharap Yui kembali saat dia memanggilnya, tapi Yui tidak kembali lagi, dan tidak akan pernah kembali, dia benar-benar sudah pergi.





Aku sangat merindukan tawamu itu,

Juga tingkahmu yang lucu.

Aku merindukan suara petikan gitarmu,

Juga nyanyianmu yang indah.

Aku merindukan rengekanmu,

Juga wajahmu yang lucu saat marah padaku.

Aku merindukan semua tentangmu Yui-chan,

Terima kasih untuk segala kenangan indah yang kau berikan padaku.



Yamapi




- The End -

3 komentar:

  1. baca ini,ngingetin q ma kenanganku dulu
    yah,bukan ketawa malah jadinya nangis mulu mulai dari baca part 2

    BalasHapus

DONATE

Klik gambar

Klik gambar
peluang usaha