TOLONG KLIK IKLAN DI BAWAH INI, ANDA BAIK SEKALI..^^

1x klik = Rp 250,- Donate Anda

Rabu, 21 Desember 2011

DON'T FORGET ME Part 1

Author: Livie jungiestar Yl / L Hirasawa

DI LARANG COPAS TANPA SEIZIN AUTHOR!! APA LAGI TANPA MEMBERI CREDIT!! JUGA DI LARANG MENGUBAH, MENAMBAH ATAU MENGURANGI ISI CERITA!!

Main Cast:


- Yamapi NEWS as Yamashita Tomohisa / Yamapi
- YUI as Yoshioka Yui



Supporting cast:

-Keiko Kitagawa as Keiko Kitagawa

Genre: COMEDY, FANTASY, ROMANCE

Length : 1- 2

Rate : Teenager




Yamashita menahan napas saat memasuki ruangan dengan cahaya lampu remang-remang, wangi-wangian aneh yang menyengat menusuk hidungnya, suasana toko ini terlihat begitu menyeramkan. baru saja dia ingin berbalik dan meninggalkan tempat ini, tapi dia mengurungkan niatnya saat melihat penjaga toko yang sedang menatapnya.



“ingin membeli apa?”



terdengar suara serak wanita gemuk setengah baya yang menjaga toko ini, dia memakai make up tebal dan tanganjuga lehernya di penuhi gelang-gelang aneh juga kalung tengkorak. Kuku-kuku wanita itu panjang dan di hiasi kuteks warnah merah darah.



“itu.. aku butuh jimat..” kata Yamashita sedikit gugup.

“jimat apa?” Tanya wanita itu lagi.

“jimat penangkal makhluk halus.” kata Yamashita.

“ada makhluk halus di tempatmu?” Tanya wanita itu pelan.

“iya, dia ada di rumahku, aku ingin mengusirnya pergi.”



Wanita itu beranjak dan menuju rak berdebu yang berisi kertas-kertas dengan tulisan kanji jepang.



“hantu wanita atau hantu pria?” wanita itu bertanya lagi.

“wanita..” kata Yamashita.





------





Yamashita keluar dari toko itu sambil membawa kantong belanjaannya yang berisi salib, kertas jimat juga air suci. Yamashita memasuki mobilnya dan meletakkan kantong itu di jok mobil.



“Gila..” gumam Yamashita sambil menatap apa saja yang baru di belinya.



Dia rasa dia sudah kehilangan akal sehatnya dengan membeli benda-benda ini, tapi dia sangat membutuhkannya sekarang, jika benda-benda ini bisa untuk mengusir makhluk halus di rumahnya itu, dia rela untuk membeli semua barang yang ada di toko tadi.



Yamashita lalu menyetir mobilnya menuju apartemen tempat tinggalnya, sudah tiga bulan dia menempati apartemennya itu, semenjak masuk kuliah Yamashita memutuskan untuk tinggal di apartemen karena letak rumahnya berjauhan dengan kampusnya. Mulanya saat dia menempati apartemen itu tidak ada keanehan yang terjadi.



Hingga dua minggu yang lalu dia merasa ada yang aneh di apartemennya, sering terdengar bunyi-bunyian aneh, seperti televisi yang kadang-kadang menyala sendiri, lalu pintu kulkas yang menutup dan membuka sendiri, lalu bunyi keran air dari wastafel, dan yang paling sering bunyi petikan gitar dari kamarnya, ada seseorang yang sering memainkan gitarnya.



Mulanya dia mengabaikan semua keanehan-keanehan yang ada di apartemennya dan menganggap semua keanehan itu hanya halusinasi, tapi hingga tiga hari yang lalu sebuah sosok menampakkan diri di depannya, hantu seorang gadis yang memakai seragam sekolah. Sejujurnya entah mengapa saat hantu wanita itu menampakkan diri dia tidak merasa takut atau merinding, dia tidak berteriak apa lagi pingsan, seakan-akan dia sudah terbiasa melihat hantu padahal ini adalah pertama kalinya, tapi tetap saja dia merasa terganggu dengan kehadiran makhluk halus itu.



Yamashita memasuki apartemennya mulai terdengar petikan gitar dari arah kamarnya juga suara nyanyian , dia sudah terbiasa mendengar suara ini selama tiga hari berturut-turut, dan anehnya tidak ada perasaan seram atau merinding saat Yamashita mendengarnya, indah… nyanyian yang indah, tapi hantu yang menyanyikannya, hantu wanita itu….



~Oh Give me up~



Kitto sekai no doko ka

Pasti di suatu tempat di dunia ini



Matte kureteru hito ga iru hazu to

Ada seseorang yg sedang menungguku



I wish~ shinjite nakucha

Kuharap~ kupercaya itu



Koete yukenai yoru da wa Ini adalah malam yg tak bisa kulewatkan la la la ~Get Back Home Tsugi no yume wo sagasu no Mimpi selanjutnya akan kucari la la la ~Get Back Home



dia lalu berjalan menuju dapur dan membuka kulkas, mengambil bawang putih dari sana dan memakannya mentah-mentah, Yamashita menutup mulutnya menahan perasaan ingin muntah karena memakan bawang putih mentah itu, setelah berhasil menelan bawang putih itu susah payah , Yamashita lalu berjalan menuju kamarnya sambil membawa kantong belanjaannya itu.



Brakk…



Yamashita membuka dan membanting pintu kamarnya keras. Hantu wanita yang sedang memainkan gitar tersentak kaget sambil memandang Yamashita dengan kedua bola mata beningnya, sungguh hantu ini tidak seperti di film-film horror yang biasanya Yamashita tonton, dia tidak berambut panjang, bergaun putih atau berkulit pucat dan menyeramkan, sosok hantu yang di depannya hanya seorang gadis biasa yang memakai pakaian seragam SMA, sekilas dia seperti manusia normal biasa hanya saja dia tidak berjalan melainkan melayang, kakinya tidak menapak lantai.



“Yamapiiiii!” jerit hantu gadis itu memanggilnya.



Yamashita segera mengeluarkan jimat kertas dari dalam kantong dan menempelnya di sudut-sudut dinding kamarnya. Yamashita terdiam menunggu reaksi yang terjadi.



“Apa ini?” hantu itu melayang mendekati kertas jimat yang baru dia pasang dan mencabut jimat itu dari dinding.

“Pergilah dengan tenang ke alam baka?” hantu itu membaca tulisan di jimat tersebut

“Apa tidak mempan?” batin Yamashita dalam hati.



Yamashita lalu mengeluarkan air suci dari dalam kantong dan menyiramkannya ke arah hantu itu.



“Apa ini? Mengapa kau menyiramku dengan itu?” kata hantu itu sambil melayang ke dekat Yamashita.



Yamashita lalu mengeluarkan salib dan meletakkan tepat di depan wajah hantu itu.



“Huh? Kau ingin mengusirku pergi? Memangnya aku vampire ? bisa di usir dengan kertas jimat, salib dan entah air apa itu…” kata hantu gadis itu.



Hantu itu meletakkan kedua tangannya di pinggang dan menggelengkan kepalanya.



“Kau benar-benar terlalu banyak nonton film hantu, itu semua tidak mempan untukku.” Kata hantu itu lagi.

“PERGIIIII!!!” Yamashita berteriak.



Hantu gadis itu lalu melayang mundur menjauhi Yamashita.



“Bagus , sepertinya kau takut bawang.” Kata Yamashita tertawa penuh kemenangan.

“Yamapi? Kau makan bawang? Pantas saja mulutmu benar-benar bau, kau harus sikat gigi.” Kata hantu wanita itu sambil menutup hidungnya.



Yamashita memandang hantu wanita itu dengan tatapan heran , apa ini? Semuanya tidak ada yang mempan?



“Yamapi.. aku tidak akan pergi sebelum kau ingat segalanya tentangku.” Kata hantu gadis itu sambil memanyunkan bibirnya dan menggembungkan pipinya.

“Sudah kubilang namaku Yamashita Tomohisa bukan Yamapi.” Kata Yamashita.

“itu kan panggilan sayang dariku Yama-kun!” kata hantu itu.



Lalu hantu itu melayang pergi keluar dari kamarnya, Yamashita berbaring di atas kasurnya. Hantu gadis berseragam SMA yang ada di rumahnya ini mengaku kalau dia bernama “Yoshioka Yui” lalu si hantu ini juga terus mengatakan kalau Yamashita adalah kekasihnya dan Yui datang kembali untuk mengingatkan Yamashita yang lupa tentang “Yui “yang sudah meninggal.



Menggelikan, karena Yamashita tidak mengenal si hantu ini, tidak pernah ada nama Yui yang masuk dalam kehidupan cintanya apa lagi menjadi kekasihnya, yang dia ingat hanya “Naomi, Sasaki dan Hitomi.” Tapi nama “Yoshioka Yui” dia baru kali ini juga mendengarnya setelah si hantu memperkenalkan dirinya, Yamashita sudah mengatakan pada si hantu mungkin dia salah orang tapi si hantu tetap bersikeras kalau Yamashita itu dulu kekasihnya.





------





Yamashita menuju tempat parkiran , dia berjalan dengan cepat dan Yui melayang di belakangnya. Entah mengapa si hantu ini setelah cukup lama tinggal di rumahnya sekarang semakin manja dan selalu mengikutinya ke manapun dia pergi, pagi ini dia harus berangkat kuliah dan lagi-lagi si hantu merengek ingin ikut dengannya.



“Yamapi-kun aku ikut……” kata Yui.

“Tidak!” bentak Yamashita.

“Mengapa? Aku tidak akan menganggumu…” kata Yui.

“Tapi aku akan terlihat aneh karena aku terlihat seperti berbicara sendiri.” kata Yamashita.



Baru saja dia berbicara begitu, tetangga apartemennya berjalan melewatinya sambil menatapnya heran karena dia terlihat seperti berbicara sendiri, yang bisa melihat dan mendengar Yui itu hanya dirinya saja.



Walau Yamashita menolak Yui bersikeras tetap ingin ikut dan sudah menembus masuk ke dalam mobilnya. Yamashita membuka pintu mobil dan duduk.



“Mengapa kau tidak terbang saja? Harus repot-repot menumpang di mobilku.” Kata Yamashita kesal sambil mengencangkan sabuk pengamannya.

“Aku sedang lelah Yamapi-kun.” Kata Yui.

“Huh? Hantu bisa lelah?” kata Yamashita mencibir.



Yamashita lalu mulai menyetir, saat melewati toko eskrim Yui berteriak kegirangan sambil menunjuk toko itu.



“Lihat! Dulu kita berdua sering makan eskrim di sana!” kata Yui.

“Tidak mungkin, aku tidak suka makanan manis.” Kata Yamashita.

“Yamapi-kun memang tidak suka makanan manis, tapi karena aku suka kau selalu mengalah, setiap hari sabtu kita selalu pergi ke sana memasan eskrim vanilla chocochip porsi besar.” Kata Yui bercerita dengan gembira.



Yamashita hanya diam saja, selalu begini. Setiap kali Yui bercerita tentang masa lalu dengannya, dia sama sekali tidak mengingatnya. Sudah berkali-kali dia mengatakan kalau Yui salah orang tapi Yui tetap bersikeras, akhirnya yang Yamashita lakukan biasanya hanya membiarkan Yui bercerita sendiri.



“Apa kau yakin kau dulunya benar-benar kekasihku?” kata Yamashita sambil menyetir.

“Tentu saja, mengapa kau selalu mengulang-ulang pertanyaan yang sama? Aku tidak mungkin salah orang.”

“Tapi kau itu sangat jauh dari tipeku.”



Kata Yamashita sambil melirik Yui sekilas.



“Yang aku suka adalah gadis dengan tubuh seksi ala gitar spanyol, yang badannya rata sepertimu mana mungkin aku suka.” Kata Yamashita lagi.

“Yamapi kau benar-benar menyebalkan!”



Majalah yang ada di atas dashboard mobilnya melayang dan menghantam wajahnya, Yamashita tidak bisa melihat jalan dan tadi dia hampir menabrak pembatas jalan, Yamashita mengerem mendadak.



“Kau ini! Kita bisa kecelakaan!” kata Yamashita.



Yui tertawa, dan Yamashita mendengus kesal lalu dia kembali menyetir.



Setelah sampai Yamashita keluar dari mobilnya, Yui melayang mengikutinya dari belakang. Yamashita menaiki tangga dan Yui terus mengikutinya dari belakang sambil bersenandung.



“Yamashita-kun..” seseorang memanggilnya.



Yamashita menoleh, itu Keiko Kitagawa seniornya di kampus, termasuk mahasisiwi populer di kampusnya. Keiko menaiki tangga mendekati Yamashita.



“Senpai…” kata Yamashita sambil tersenyum pada seniornya yang cantik itu.

“Aku rindu padamu, lama kita tidak bertemu.” Kata Keiko langsung mengamit lengan Yamashita.



Keiko memang orang yang gampang akrab dengan orang lain, dia tahu Keiko mengamit lengannya seperti itu hanya untuk bercanda saja, karena Keiko memang orang yang seperti itu, tapi tetap saja Yamashita merasa jantungnya berdetak kencang. Jujur saja saat baru masuk kuliah dia memang sudah menyukai seniornya yang ramah ini.



“Yamapi! Dia siapa!” Yui berteriak marah.



Mata Yamashita cemas melihat Yui yang melayang di belakang Keiko.



“Bagaimana kalau siang ini kita makan bersama?” Tanya Keiko.

“Makan bersama? Baiklah.” Kata Yamashita.

“Tidak boleh!” kata Yui marah.



Yui lalu menarik sebagian rambut Keiko. Yamashita melotot melihat kelakuan Yui.



“Aw..” kata Keiko yang merasa kesakitan.



Keiko menoleh ke belakang tapi tidak ada siapa-siapa di tangga selain dia dan Yamashita.



“Aneh, mengapa seperti ada yang menarik rambutku?” Kata Keiko.

“Mungkin perasaan senpai saja.” Kata Yamashita.

“Yamapi tidak boleh pergi dengannya!” Yui berteriak dan kali ini menjambak semua rambut Keiko dan menariknya ke belakang.

“Aw..aw..” kata Keiko kesakitan.

“Hentikan!” Yamashita berteriak.



Yui melepas rambut Keiko dari cengkramannya,



“Senpai kau tidak apa-apa?” kata Yamashita.



Keiko dengan wajah kebingungan menatap Yamashita, lalu menatap ke sekelilingnya.



“Tidak apa-apa, tapi aneh sekali, sepertinya aku harus pulang ke rumah, aku tidak enak badan. Makan siangnya lain kali saja.” Kata Keiko, lalu dia buru-buru pergi meninggalkan tempat itu.



“Kau puas!” bentak Yamashita pada Yui.

“Mengapa wanita itu genit padamu? Apa kau juga suka dia?” kata Yui sambil mengeluarkan buliran-buliran transparan dari matanya.

“Memangnya kalau suka mengapa hah!” kata Yamashita keras.



Sekelompok orang yang menuruni tangga menatap aneh Yamashita yang sedang marah-marah sendiri seperti orang gila.



“Aku benci Yamapi! Yamapi jahat!”

“Aku juga membencimu!”

“Aku akan pergi! jangan menyesal!” kata Yui sambil menjulurkan lidahnya.

“Oh bagus pergilah! Jangan kembali lagi!”



Kata Yamashita meneriaki Yui yang melayang menembus dinding gedung kampus.





-------





Yamashita memarkir mobilnya lalu dia bergegas menaiki lift, tadi Yui berkata akan pergi? Berarti apakah sekarang dia sudah bebas? Yamashita keluar dari lift dan menuju pintu apartemennya dan menekan password.

Yamashita memasuki apartemennya, dia mendengar suara petikan gitar.



“Dia belum pergi juga?” batin Yamashita kesal.



Dia pikir setelah kejadian tadi Yui akan pergi dari rumahnya dan meninggalkan dia, tapi nyatanya Yui masih tetap tidak pergi dari rumahnya.



Yui melayang keluar dari kamarnya dan mendekati Yamashita.



“Yamapi-kun yang tadi gomen-ne..” kata Yui sambil menunduk.

“Hmm jadi kau sudah merasa bersalah.” Kata Yamashita.



Yui mengangguk.



“Jangan ulangi lagi.” Kata Yamashita,

“Iya.. lain kali aku tidak akan pergi begitu saja meninggalkanmu, pasti kau sangat khawatir berpikir aku pergi dari hidupmu, tapi tenang saja aku tidak akan pergi sebelum kau ingat semuanya.” Kata Yui.



Apa? Apa dia tidak salah dengar? Yui merasa bersalah karena berpikir dia cemas Yui akan pergi dari hidupnya? Padahal justru itu yang sangat dia harapkan sekarang.



“Bukan itu kesalahanmu, tapi salahmu adalah tadi kau menarik rambut temanku.” Kata Yamashita.



Yui memanyunkan bibirnya.



“Aku bukan sengaja, aku melakukannya spontan karena cemburu, aku ini kan juga wanita!” kata Yui.

“Kau bukan wanita! Tapi kau ini hantu! Paham?” kata Yamashita.



Bantal sofa melayang dan menghantam keras kepala Yamashita.



“Yah! Yui kau ini!” kata Yamashita.



Lalu Yui melayang masuk ke kamar Yamashita dan membanting pintu.





“Buka pintu! Aku lelah!” kata Yamashita sambil mengetuk pintu kamarnya.

“Tidur saja di sofa!” kata Yui.





-------





Pintu terbuka dan sebuah selimut melayang keluar dari dalam kamar, Yui membawa selimut dan melihat Yamashita yang sedang tidur di sofa. Yui meletakkan selimut itu di atas tubuh Yamashita yang terlelap.



“Yamapi.. apa kau benar-benar sudah lupa padaku?” kata Yui sedih.

“Dulu saat pertama masuk sekolah kita sudah sekelas, kau selalu mengejekku dengan sebutan “pendek” , lalu akhirnya aku tahu dari ibumu kalau kau suka di dandani kakak perempuanmu menjadi wanita saat masih kecil, lalu aku mengejekmu “banci”, saat itu setiap hari kita bertengkar seperti anak kecil, Apa kau masih mengingat semua itu?” kata Yui.



Flash Back



“Apa ini yang namanya membuat lagu?” kata Yamashita mengejek sambil melihat kertas yang di tulis Yui.

“Kembalikan Yamashita-kun!” kata Yui marah sambil berusaha mengambil kertas yang dipegang Yamashita.



Yui berusaha mengambilnya tapi tidak bisa, memang susah punya badan pendek. Yamashita menahan kepala Yui dengan tangannya dan mulai membacakan lirik lagu yang di buat Yui di depan teman-teman sekelasnya.



“Aku menunggu di depan toko hamburger, dengan tidak sabar aku mengantri, oh hamburger aku ingin merasakanmu masuk dalam perutku, cepatlah.. cepatlah aku ingin mengunyahmu…”



Teman-teman sekelasnya semua tertawa dan Yamashita tertawa keras sambil memegangi perutnya.



“Apa kau sedang lapar saat menulis ini? Apa judulnya? I Love Hamburger?” kata Yamashita lagi.

“Sudah aku bilang kembalikan! Saat aku menjadi penyanyi terkenal nanti jangan harap kau akan kuberi tandatanganku!” kata Yui.

“Menjadi penyanyi? Tinggikan dulu badanmu itu?” kata Yamashita.

“Apa hubungannya menjadi penyanyi dengan tinggi badan? Dasar banci!” Kata Yui.



Yamashita terdiam dan semua teman sekelasnya menertawai mereka berdua seperti sedang menonton pertunjukan lawak.



“Apa katamu?” kata Yamashita marah.

“Saat kamu masih kecil bukankah kau sering di dandani menjadi wanita bukan? Ibumu yang bilang padaku!” kata Yui membongkar semua rahasia Yamashita di depan umum.



Sekelas menjadi riuh dan bertepuk tangan.



“Aku bukan banci!” kata Yamashita marah.

“Benarkah? lalu apa namanya?’ kata Yui memasang tampang polos.

“Kalau aku banci tidak mungkin aku bisa melakukan ini..”



Yamashita lalu menarik pinggang Yui dan menempelkan bibirnya di bibir Yui, seisi kelas hening dan menahan napas melihat Yamashita yang mencium Yui di depan mereka. Yamashita melepas ciumannya.



“lihat bukan? Aku bukan seperti yang kau katakan.” Kata Yamashita.



Lalu terdengar bunyi tepuk tangan yang menggema hingga keluar kelas, dan Yui masih terpaku di tempatnya sambil memegang bibirnya, ciuman pertamanya.



End of Flashback



“Selamat tidur Yamapi-kun.” Kata Yui.



Dia mengecup dahi Yamashita sekilas lalu melayang kembali masuk ke dalam kamar Yamashita. Yamashita membuka matanya sebenarnya tadi dia belum sepenuhnya tertidur, dia memegang dahinya, ciuman itu terasa dingin seperti es.

Yamashita kembali berusaha mengingat-ingat apakah “Yoshioka Yui” memang bagian dari masa lalunya? Tapi mengapa dia tidak mengingatnya satupun? Lalu sampai kapan Yui harus berada di rumahnya? Bagaimana jika suatu hari nanti saat dia sudah menikah dan Yui masih tidak pergi dari rumahnya? Mungkin setiap hari Yui akan menarik rambut istrinya.

“Katakan ini semua hanya mimpi.” Gumam Yamashita.



Kata itu selalu dia ucapkan akhir-akhir ini saat sebelum tidur, berharap saat membuka mata paginya dia mendapati apartemennya hanya berisi dirinya saja tanpa makhluk yang lain . Lalu dia mulai menutup matanya dan terlelap dalam tidurnya.



To be continued……

1 komentar:

DONATE

Klik gambar

Klik gambar
peluang usaha