TOLONG KLIK IKLAN DI BAWAH INI, ANDA BAIK SEKALI..^^

1x klik = Rp 250,- Donate Anda

Jumat, 04 Mei 2012

Seoul Lupin [The Thief] Part 2





DILARANG MENG-COPY PASTE ISI FANFIC INI, JUGA DILARANG MENJIPLAK SEBAGIAN ATAU PUN KESELURUHAN ISI CERITA. KARAKTER EUNJUNG DI FANFIC INI TERINSPIRASI DARI KARAKTER ARSENE LUPIN DALAM NOVEL SHERLOCK HOLMES KARANGAN SIR ARTHUR CONAN DOYLE, TAPI ISI CERITA MURNI BUATAN AUTHOR TANPA MENJIPLAK SEDIKIT PUN.

JANGAN JADI SILENT READER ^^

Title: Seoul Lupin [The Thief]
Author: L Hirasawa/ DorkyJung
Cast:
- Ham Eunjung
- Baek Sunghyun
Genre: Crime Romance
Length: 1-4
Special guest: Ok Taecyeon

Rumah mewah, mobil mewah ,  juga pakaian mewah yang aku kenakan tidakkah hanya terlihat indah dari luar saja?
Indah di luar tapi penuh keburukan di dalam… Keindahan yang di dapatkan dari dunia hitam..
Untuk menikmati semua keindahan itu aku harus menebusnya…
Menebus dengan salah satu pekerjaan paling kotor di dunia..mencuri….
Selamat datang di duniaku…
Seoul Lupin...

Memasuki sebuah gereja tua seorang wanita muda berjalan dengan begitu pelan, Topi floppy lebar menutupi kepalanya, dia memakai gaun hitam dengan renda putih di ujung gaunnya. Sempat keraguan muncul di benaknya, haruskah dia berbalik dan pergi? Tidak, dia tidak boleh pergi dia sudah berada di tempat ini.

 Wanita itu mulai melewati kursi-kursi panjang gereja sambil memantapkan hatinya, dia mempercepat langkahnya dan menghapus segala keraguan dalam benaknya, dia memasuki bilik pengakuan dosa, ruangan itu di batasi sekat berkisi-kisi, di seberang sekat duduk seorang pria tua dengan wajah penuh wibawa yang sudah menunggunya.
Wanita itu menarik kursi yang berada tepat di depan sekat itu lalu duduk, wanita itu menunduk dan akhirnya dia mulai berbicara.

“Bapa saya ingin mengaku dosa.” Kata wanita itu.
“Katakanlah apa dosamu anakku.” Kata pria tua yang merupakan pastor di gereja tersebut.

selama beberapa menit wanita itu terdiam, dan pria tua itu dengan sabar menunggu wanita itu untuk mulai berbicara lagi.

“Aku sudah mencuri, aku sudah melakukan pencurian besar bapa…” kata wanita muda itu lirih


“Uhuk..uhukk….”

Eunjung terbatuk-batuk dari tempat duduknya karena tersedak pop corn yang tadi dimakannya, sebagian orang yang duduk di dekatnya melirik ke arahnya sekilas lalu kembali melihat film yang di tayangkan di layar besar di depan mereka. Sunghyun menyerahkan gelas plastik yang berisi cola kepada Eunjung, tangan Eunjung menerima gelas plastik dari tangan Sunghyun lalu dia meminum cola itu.

“Gwanchana??” Tanya Sunghyun.

 Eunjung mengangguk, perlahan dia menyeruput cola dan matanya kembali mengawasi layar besar di depannya.

“Hatiku merasa tidak tenang bapa, aku selalu merasa tersiksa. Apa yang harus aku lakukan bapa?” kata wanita muda itu.
“Pergilah menyerahkan dirimu pada polisi anakku, kau merasa tersiksa karena terus merasa bersalah, setelah menjalani hukuman yang sesuai dengan kesalahanmu kau tidak akan merasa tersiksa lagi.”

“Uhuk..uhuk….”

Eunjung yang baru saja meminum colanya saat mendengar kata-kata “menyerahkan diri pada polisi” kembali tersedak dan terbatuk-batuk. Sunghyun menepuk-nepuk punggung Eunjung pelan. Eunjung masih terbatuk-batuk kecil, orang yang duduk di sekelilingnya menoleh lagi padanya, merasa terganggu dengan suara batuk itu. Eunjung berusaha menahan batuknya sebisa mungkin, matanya mulai berair, dia menoleh pada Sunghyun.

“Sunghyun-ah lebih baik kita keluar, aku ingin mencari udara segar, film ini tidak seru.” Kata Eunjung pada Sunghyun.
Sunghyun terlihat sedikit ragu, dia baru saja menghayati isi film tersebut, tapi melihat wajah memelas Eunjung akhirnya dia mengangguk, lalu mereka berdua keluar dari gedung bioskop tersebut.


--------


Hari mulai gelap, Eunjung duduk di ayunan taman sambil menunggu Sunghyun yang sedang membeli minuman. Eunjung membuka tas dan mengeluarkan ipadnya, Tuan Kang baru saja mengirim data korban incaran selanjutnya.

Terkadang dia harus selalu mendekati korbannya dulu sebelum mencuri, contoh salah satu korbannya adalah Park Sanghoo yang terkenal susah akrab dengan orang baru dan tidak sembarangan orang bisa masuk ke lingkungannya, tapi berkat Tuan Kang yang menginformasikan selain suka berjudi Park Sanghoo juga suka bermain golf, akhirnya selama lima bulan dia selalu bermain golf di tempat yang sama dengan Park Sanghoo, dan pelan-pelan mendekatinya. Selama lima bulan berusaha akhirnya Park Sanghoo terbujuk olehnya yang bermulut manis.

Dia membaca data korban yang baru saja dikirimkan padanya.




Name : Ok Taecyeon
Date of birth : 27th December 1988
Height : 185cm
Weight : 76kg
Blood Type : AB
Religion : Christian

Ayahnya yang kaya raya baru saja meninggal , dia tidak ingin mewarisi perusahaan ayahnya karena hanya ingin bersenang-senang. Perusahaan dipegang oleh kakak perempuannya, pekerjaannya hanya menghabiskan uang dan main perempuan, Hobbynya bermain biliar dan pergi ke club malam, setiap hari kamis dia selalu rutin pergi ke Club Gogo’s


“Black pearl..” gumam Eunjung.

Eunjung kembali memasukkan ipadnya ke dalam tas, Tuan Kang bukan hanya sekedar kepala pelayan keluarganya, Tuan Kang lebih dari itu, Jika kau melihat pria berumur 50 tahun yang terlihat kalem dan berwibawa itu maka kau tidak akan pernah menyangka kalau Tuan Kang adalah seorang hacker handal, selama ini Tuan kang banyak membantu Eunjung, selain mencari data korban , Tuan Kang juga yang memecahkan kode brankas atau password yang dibutuhkan Eunjung dalam menjalankan aksinya.

Begitu juga dengan dua pelayan wanita Eunjung, apakah anda mengira mereka berdua pelayan wanita biasa? Tidak, kedua wanita itu adalah mantan orang yang bekerja di kelompok yakuza / mafia jepang. Dua pelayan wanitanya itu mempunyai banyak koneksi dengan orang-orang kaya di dunia hitam, mereka berdua lah yang banyak membantu Eunjung dalam menjual sebagian benda-benda hasil curiannya.

Dari luar mereka terlihat seperti bawahan dan majikan biasa yang berada di toko bakery sederhana, padahal toko bakery itu hanya sebagai kamuflase untuk menutupi pekerjaan mereka yang sebenarnya, sekaligus menciptakan alibi untuk mereka.

Sunghyun kembali sambil membawa dua kaleng kopi hangat, Eunjung meraih kaleng kopi itu dan tersenyum, Sunghyun duduk di ayunan sebelah dan meminum kopinya.

“Hangatnya.” Kata Eunjung sambil memegang kaleng kopi itu.
“Aku sering berpikir apa aku harus berhenti dari kepolisian.” Kata Sungyun tiba-tiba.
“Wae? Apa kau sedang punya masalah?” Tanya Eunjung.
“Semua orang berharap banyak padaku, tapi sungguh memalukan aku tidak bisa menangkap Seoul Lupin hingga saat ini, terkadang aku malu pada diriku sendiri.”
“Jangan bicara begitu kau sudah berusaha melakukan yang terbaik selama ini.”

Sunghyun tersenyum lalu meminum kopinya, Sunghyun mendongakkan kepalanya dan memandang langit yang sekarang sudah gelap.

“Kadang-kadang aku sering bertanya pada diriku sendiri, apa yang sedang pencuri itu lakukan? Apa dia sekarang sedang menertawai aku? Sudah berhasil membodohiku berapa kali bukankah itu akan menjadi sebuah lelucon untuknya?”

Eunjung memandang Sunghyun sekilas dan menunduk, mereka lalu menghabiskan kopi mereka dalam diam. Setelah itu mereka bangkit dari ayunan dan berjalan beriringan.

“Tanganku dingin.” Kata Eunjung.
“Apa kau tidak membawa sarung tanganmu?” kata Sunghyun.
“Kau ini benar-benar tidak peka, bagaimana mungkin seorang jaksa yang biasanya menangani kasus bisa tidak peka begini?”
“Apa maksudmu?” Sunghyun terlihat kebingungan.
“Jika seorang wanita mengatakan tangannya dingin, artinya dia ingin kau memegang tangannya.”
“Ah? Kau ingin kita berjalan sambil berpegangan tangan?”

Sunghyun mengulurkan tangannya.

“Tidak perlu, aku sudah tidak mood.”

Sunghyun lalu memasukkan kedua  tangannya ke dalam saku, Eunjung menatap Sunghyun lagi.

“Kau ini benar-benar cepat menyerah, hanya karena aku bilang tidak mood lalu kau langsung memasukkan tanganmu di saku?”
“Jadi kau ingin aku bagaimana?”
“Jika wanita berkata tidak mood bukan berarti dia benar-benar menolak, kau harus langsung mengenggam tangannya walau dia berkata tidak mau.”
“Yah! Memangnya wanita sulit dimengerti seperti ini? Bukannya hanya kau saja? Kadang-kadang kau suka mengomel seperti ahjumma.”
“Mwo ? Ahjumma?”

Eunjung memukul-mukul pundak Sunghyun. Sunghyun menangkap kedua tangan Eunjung yang memukulnya, lalu dia mengenggam tangan Eunjung dengan kedua tangannya.

“Tangan yang cantik tidak boleh digunakan untuk memukul orang.” Kata Sunghyun sambil tersenyum ke arahnya.
“Ya.. tidak untuk memukul hanya untuk mencuri …” batin Eunjung di dalam hatinya.


-------


Salah satu yang paling Eunjung sukai dari pekerjaannya adalah dia bukan hanya mencuri tapi sekaligus bermain peran, dunia ini dia anggap bagaikan panggung seni peran seperti di drama, film atau pun teater, bedanya adalah dia dengan sesuka hati bisa memilih peran apa yang ingin di mainkan tanpa tergantung isi naskah. Jika ingin menyombongkan diri dia akan mengatakan bahwa dia adalah seorang aktris hebat, bagaimana tidak? walau malam hari dia adalah seorang pencuri dengan senyum licik seperti rubah betina, tapi paginya dia sudah bisa memasang wajah tanpa dosa sebagai Ham Eunjung gadis pemilik toko bakery dengan senyum malaikat tanpa cela.

Malam ini dia akan menemui “Ok Taecyeon” korban incarannya yang baru, Eunjung memasang wig rambut panjang pada dirinya, merias wajah, memakai gaun hitam pendek, dia mematut penampilannya di cermin dan tersenyum puas.

“Sekarang kau bukanlah Ham Eunjung tapi Park Heera..” dia berbicara sendiri sambil menatap cermin.

Eunjung memasangkan sepasang sepatu silleto di kakinya, mengambil tas dan mantel bulu-bulunya.

“Ini akan menjadi malam yang panjang….”



Eunjung turun dari taksi dan memasuki Club Gogo’s , suara musik yang menghentak-hentak memenuhi ruangan ini. Dalam kerumunan orang yang begitu padat mata Eunjung mencari-cari sosok korbannya, dia tersenyum saat melihat Ok Taecyeon yang sedang duduk di meja bar sambil meminum minuman keras bersama teman-temannya, pria tinggi itu sedang menatap orang-orang yang menari di lantai dansa.

Eunjung memasuki lantai dansa dan  mulai menari di lantai dansa berharap Taecyeon memperhatikan dirinya, tapi Taecyeon sepertinya tidak melihat sosoknya di antara keramaian ini, Eunjung berpikir keras bagaimana supaya Taecyeon yang datang mendekatinya duluan, dia tersenyum saat melihat tiang yang berada di tegah-tengah lantai dansa, dia bergerak maju menuju tiang tersebut dan mulai memperagakan “Pool Dance”

Badannya meliuk-liuk dengan sexy di sekitar tiang tersebut dan dia sadar orang-orang yang berada di sana sebagian mulai berhenti menari dan memperhatikan dirinya, Eunjung melepas mantel bulu-bulu  yang sedang dikenakannya untuk memperlihatkan lebih jelas gaun pendek hitam yang sedang dia kenakan, yang ada dipikirannya saat ini dia harus menari lebih liar, liar dan liar lagi.

Saat menoleh kepada Ok Taecyeon yang sedang minum di meja Bar dia tersenyum, Taecyeon akhirnya memperhatikan dirinya. Eunjung mengedipkan sebelah matanya pada Tecyeon sebagai kode agar pria itu mendekatinya. Dia terus menari lebih panas di tiang itu, dia tidak akan berhenti sebelum Taecyeon mendekatinya.

“Siapa wanita itu? “ Taecyeon bertanya pada salah satu pelayan bar.
“Entah lah, aku juga baru kali ini melihatnya.”

Akhirnya Taecyeon bergerak menuju lantai dansa dan mendekatinya, Eunjung meletakkan tangannya di pundak Taecyeon, dia mulai menari di sekitar tubuh Taecyeon.  Tidak lama kemudian mereka berdua sudah menari bersama. Mata Taecyeon terus lekat menatapnya dari bawah hingga ke atas dan Eunjung selalu mengeluarkan senyum yang menggoda. Mangsanya sudah terjerat dan tidak akan dia lepaskan…..


--------


Sekarang mereka sedang duduk di meja bar berdua, Eunjung menyerahkan lagi gelas bir yang baru pada Taecyeon, sebelumnya Taecyeon bahkan sudah meminum tiga gelas besar. Taecyeon menggelengkan kepalanya berusaha menolak.

“Aku nanti masih harus mengemudi.” Kata Taecyeon yang sudah setengah mabuk.
“Aku suka laki-laki yang bisa minum.” Bisik Eunjung pelan di telinga Taecyeon.

Taecyeon akhirnya  meraih gelas bir itu lalu memaksakan diri untuk meminumnya. Eunjung tersenyum puas saat melihat Taecyeon kembali meminum minuman keras itu. Taecyeon menelan minuman itu sekaligus tanpa berhenti, lalu dia meletakkan gelas birnya yang kosong ke atas meja bar.

“Park Heera-shi kau begitu luar biasa apa kau tahu itu?”
“Tentu saja aku tahu…” kata Eunjung.
“Malam ini apa kau ingin menemaniku bersenang-senang?”

Tangan kanan Taecyeon mulai meraba pahanya, mata Eunjung melotot melihat tangan nakal Taecyeon tapi dia menahan diri untuk tidak menendang pria yang berada di sampingnya ini. Eunjung menangkap tangan kanan Taecyeon yang sedang beraksi itu dan menggenggamnya , sambil tersenyum dia hanya mengangguk

“Kita pergi ke hotel mana?” Tanya Taecyeon blak-blakan.
 “Hotel? Aku tidak suka tempat itu, aku lebih suka kalau kita ke tempat tinggalmu.” Kata Eunjung.
“Tempat tinggalku?”
“Mengapa? Apa kau orang yang masih tinggal dengan orangtuamu?”

Taecyeon tertawa keras, dia tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya.

“Kau bercanda? Tentu saja aku tinggal sendirian di apartemenku.”
“Kalau begitu kita ke sana saja, uhm..”
“Terserah padamu saja.” Jawab Taecyeon.

Eunjung menatap ke arah pelayan bar dan memesan minuman lagi untuk Taeyeon.

“Aku minta dua gelas lagi…”


---------


Taecyeon membawa Eunjung ke apartemennya tanpa menyadari  kalau dia sedang mengundang seorang pencuri masuk. Apartemen itu termasuk besar karena hanya Taecyeon yang tinggal sendirian di sana.  Taecyeon benar-benar mabuk berat jalannya sudah terhuyung-huyung, untungnya tadi dia bisa menyebutkan alamat rumahnya dengan benar pada sopir taksi.

Eunjung memapah Taecyeon menuju kamarnya, Taecyeon berbaring di ranjang dan membuka kancing kemejanya, Eunjung menghentikan aksi Taecyeon yang benar-benar ingin membuka bajunya itu.

“Hmm..nanti dulu, aku ingin ngobrol banyak denganmu.” Kata Eunjung sambil memegang tangan Taecyeon.
“Ngobrol? Dari tadi kita sudah bercerita panjang lebar di club,  Ayo lah..” Taecyeon menariknya dan memeluknya.
“Aku rasa aku harus pergi ke toilet dulu…”
“Jangan lama-lama…”

Eunjung mengangguk, dia keluar dari kamar Taecyeon dan menutup pintu. Eunjung mulai  mengenakan sarung tangannya dan mulai mencari benda incarannya.

Taecyeon yang mabuk berat berbaring di kamarnya, dia rasa dia sempat tertidur sebentar tadi. Taecyeon bangkit dari ranjangnya dan kepalanya terasa sangat pusing. Dia mulai keheranan karena Park Heera belum juga kembali dari toilet,  Taecyeon keluar dari kamarnya dan mencari wanita itu. Saat keluar dari kamarnya dia merasa bingung karena sekarang ruang tamunya gelap gulita, bukan kah tadi dia sudah menyalakan lampu saat masuk ke rumah tadi? Dalam kegelapan Taecyeon mencari-cari saklar lampu, dan dia mendengar bunyi gemerisik pelan di sekitarnya.

“Siapa itu? Park Heera-shi apa itu kau?”

Taecyeon terdiam, saat merasa sebuah benda yang dingin sedang di tempelkan tepat di tengah-tengah dahinya.

“Jangan bergerak atau kau akan merasakan peluru ini bersarang di kepalamu, tetaplah berada di tempatmu berdiri sekarang..” terdengar suara wanita.

Keringat dingin mendadak keluar dari tubuh Taecyeon, tapi tangan kanannya meraba saklar yang tepat berada di belakang punggungnya.

Tek..lampu menyala…

Kesadaran Taecyeon  yang mulanya hilang akibat minuman keras mendadak pulih karena melihat wanita yang tadi menggodanya di club sekarang sedang memegang sepucuk pistol di tangan kirinya dan menempelkan benda itu di dahinya, dia baru sadar sedang membawa orang yang seharusnya dia tidak ajak masuk ke rumahnya. Eunjung tersenyum manis ke arahnya, baru saja beberapa jam lalu Taecyeon menganggap senyum itu terllihat menggoda tapi sekarang senyum itu terlihat mengerikan di matanya.

“Kau bangun terlalu cepat sayang, harusnya kau tidur lebih lama lagi….” Kata Eunjung dengan nada manis tapi mengancam.
“Siapa kau sebenarnya?” Tanya Taecyeon dengan suara bergetar.
“Hanya seorang pencuri…”

Eunjung berjalan mundur menuju pintu keluar, Taecyeon benar-benar tidak berani bergerak dari tempatnya berdiri, dia hanya berdiri mematung sambil menatap sepucuk pistol yang mengarah padanya.  Setelah sosok Eunjung sudah menghilang dari ruangan apartemennya Taecyeon masih membeku beberapa saat ditempatnya, dia masih kebingungan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, begitu bingung hingga sulit bergerak hingga akhirnya Taecyeon berjalan menuju brankas yang tersembunyi di balik lukisan yang berada di ruang tamunya. Setelah membuka brankas ternyata dugaannya benar, wanita itu membawa kabur Black Pearlnya.

Taecyeon berjalan menuju telepon, tangannya meraih gagang telepon itu, dia bermaksud menelepon petugas keamanan apartemen untuk menangkap wanita itu sebelum dia keluar dari apartemen ini.

“Pencurian baru saja terjadi di apartemenku di lantai 7..dia wanita dengan dengan rambut panjang dan memakai gaun hitam pendek, aku rasa sekarang dia sedang menaiki lift menuju lantai dasar…tangkap dia dan jangan biarkan dia pergi.”

Setelah menelepon Taecyeon lalu berjalan menuju lift, dia baru saja ingin menekan tombol lift menuju lantai dasar, tapi seorang wanita yang memakai baju petugas kebersihan juga memakai bandana kain di kepalanya memberi isyarat dia juga ingin menaiki lift. Petugas kebersihan itu membawa kantong berisi baju kotor di tangan kiri dan kanannya.

“Cepatlah ahjumma aku sedang terburu-buru!! Apa kau tidak tahu? pencuri baru saja masuk ke ruanganku!!!” bentak Taecyeon kesal.

Wanita petugas kebersihan itu memasuki lift, lalu Taecyeon menekan tombol lift menuju lantai dasar. Setelah pintu lift membuka Taecyeon bergegas keluar, Petugas kebersihan itu juga berjalan keluar dari lift sambil membawa kantong pakaian kotornya. Dia memperhatikan punggung Taecyeon yang berlalu.

“Tentu saja aku tahu karena aku pencurinya, seenaknya saja memanggilku dengan sebutan ahjumma? benar-benar tidak sopan…”


------


Eunjung  melangkah memasuki kantor Sunghyun, hari ini dia datang membawakan bekal makan siang untuk Sunghyun. Eunjung berhenti melangkah saat melihat salah satu jaksa atasan Sunghyun lewat di dekatnya dia membungkuk hormat lalu menyapa.

“Annyeong haseyo jaksa Ma.” Kata Eunjung.
“Wah siapa ini yang datang? Sudah lama sekali kau tidak datang kemari.” Kata jaksa Ma.
“Jaksa Ma juga tidak pernah lagi datang ke Toko Bakeryku.”
“Tentu aku akan datang lagi, tapi kalian harus memberiku diskon.”

Mereka berdua tertawa.

“Apa Sunghyun berada di ruangannya? Aku datang tanpa memberitahunya lebih dulu, jangan-jangan dia sudah keluar untuk makan siang.”
“Dia masih berada di ruangannya sedang mengurus salah satu klien, kalau begitu aku permisi dulu aku juga harus keluar untuk makan siang.”
“Ne..” Eunjung membungkuk lagi.

Eunjung melangkahkan kakinya lagi menuju ruangan Sunghyun, dia mengintip Sunghyun yang sedang berbicara dengan kliennya, lalu dia memilih untuk menunggu di luar, samar-samar dia mendengar pembicaraan antara Sunghyun dan kliennya itu.

“Melihat dari ciri-ciri kasus pencurian ini aku rasa pelakunya adalah Seoul Lupin.” Kata Sunghyun.
“Tapi dia wanita, bukankah kepolisian sendiri yang berkata kalau Lupin itu adalah pria.”
“Bukan sekali dua kali Lupin menyamar, bisa saja kan dia menyamar jadi wanita.”

Eunjung memperhatikan punggung klien Sunghyun itu dari belakang. Melihat sosoknya dari belakang dia sudah bisa menembak siapa orang itu.

“Ok Taecyeon.” Kata Eunjung pelan.

Dia menempelkan telinganya di dinding berharap mendengar pembicaraan antar dua pria itu dengan lebih jelas.

“Dia benar-benar wanita, aku bisa merasakannya.” Kata Taecyeon.
“Saat itu kau sedang mabuk bukan? Bisa saja…”

Taecyeon memotong kata-kata Sunghyun.

“Jadi maksud anda karena aku mabuk aku tidak bisa membedakan yang mana pria dan yang mana wanita? Aku sudah sering menyentuh wanita, aku bisa membedakannya walau mataku buta. Terserah itu Lupin atau bukan, yang jelas aku ingin kau menangkap wanita sialan bernama Park Heera yang membawa kabur Black Pearlku!!”

Tidak lama kemudian Taecyeon keluar dari ruangan Sunghyun, dia menatap Eunjung yang sedang berdiri di depan ruangan Sunghyun, Eunjung tersenyum padanya tapi Taecyeon tidak membalas senyumannya dan berlalu pergi begitu saja.
Eunjung mengetuk pintu ruangan Sunghyun.

“Masuk.” Kata Sunghyun.
“Jaksa Baek maaf aku menganggu..” kata Eunjung.

Sunghyun mengangkat kepalanya dan melihat Eunjung yang sedang berdiri di depan pintu ruangannya.

“Aku tidak menerima klien lagi, ini jam makan siangku.” Kata Sunghyun bercanda.
“Aku klien yang membawa makan siangmu.” Balas Eunjung.

Eunjung meletakkan bekal yang di bawanya di depan Sunghyun, lalu duduk di kursi yang biasanya diduduki klien.

“Aku membuatkan bento untukmu.” Kata Eunjung.
“Kau atau Tuan kang yang membuatnya?” kata Sunghyun sambil membuka kotak bekal itu.
“Tentu saja aku dan Tuan Kang membantuku.”
“Membantu 90% maksudmu?” kata Sunghyun.

Eunjung melotot pura-pura marah, Sunghyun membuk meraih sumpit dan mulai memakan bentonya.

“Sunghyun-ah tadi aku tidak sengaja mendengar pembicaraanmu dengan klienmu tadi, aku menjadi sedikit tertarik, aku mendengar nama Seoul Lupin di sebut-sebut, jadi maksudnya adalah Lupin bisa menyamar menjadi wanita juga?”
“Mulanya aku berpikir begitu, tapi mendengar penjelasan klienku dia benar-benar yakin itu wanita jadi aku rasa pencuri yang masuk ke apartemennya memang wanita.”
“Jadi kasus pencurian klienmu tadi pelakunya bukan Seoul Lupin?” Tanya Eunjung.
“Tentu saja itu Seoul Lupin, ciri-cirinya terlalu jelas kalau pelakunya adalah Lupin.”
“Jadi maksudmu bagaimana?” Eunjung menampilkan wajah pura-pura bingung.
“Seperti keledai yang memakai kulit singa, yang lain juga akan mengira dia singa walaupun sebenarnya dia hanya seekor keledai .” Kata Sunghyun lalu mengigit bentonya.
“Jangan memakai perumpamaan begitu, aku kan tidak mengerti.” Eunjung memanyunkan bibirnya.
“Maksudku bisa saja sebaliknya, kalau Seoul Lupin bukan pria yang menyamar jadi wanita artinya adalah dia wanita yang juga bisa menyamar menjadi pria.”

Eunjung terdiam sesaat, memandang wajah Sunghyun yang makan dengan lahap di depannya.

“Jadi begitu? Kau membuat kesimpulan begitu? Jaksa Baek kau benar-benar hebat.” Kata Eunjung, nada suaranya terdengar berbeda tapi Sunghyun tidak menyadarinya.
“Aku akan membawakan kopi untukmu.” Kata Eunjung lagi.

Eunjung bangkit dari duduknya, keluar dari ruangan Sunghyun dan menuju mesin minuman. Eunjung memasukkan koin ke dalam mesin minuman kaleng itu.  Dia mengambil sekaleng kopi yang keluar dari mesin minuman tersebut.

“Keledai yang memakai kulit Singa? menarik…” gumam Eunjung.



To be continued….






1 komentar:

DONATE

Klik gambar

Klik gambar
peluang usaha