WARNING : DILARANG COPAS TANPA SEIZIN AUTHOR!! APA LAGI TANPA MEMBERI CREDIT!!!
Cast:
- YUI ( Yoshioka Yui )
- Ham Eunjung
- Kim Kibum
- Kim Soohyun
- Nam Jihyun
- Cho Kyuhyun
Genre: Family, Romance, Comedy
Length : 1 - 5
Yui melihat pemandangan dari jendela pesawat, sebentar lagi penerbangan dari Tokyo Jepang ke Seoul Korea akan segera sampai. Yui memperhatikan wanita berusia 37 tahun di sampingnya, wanita itu masih muda dan cantik, dia adalah ibu Yui. Mungkin saat melihat sekilas orang akan berpikir mereka kakak adik. Ibunya tersenyum pada Yui, sementara Yui kembali mengalihkan pandangan ke arah jendela.
“Sebentar lagi akan sampai.” Ibunya mengenggam tangannya, Yui menepis tangan ibunya.
“Kalau ibu ingin pergi mengapa harus mengajakku?, aku bisa tetap tinggal di Jepang bersama ayah.”
“Bagaimana mungkin aku akan membiarkanmu tinggal dengan orang itu, kau tahu ayahmu pengangguran dan kerja serabutan.”
“Aku bisa kerja sambilan sambil sekolah, selama ini aku juga sudah melakukannya.”
Suara Yui bergetar, dia berusaha menahan air matanya yang hampir jatuh.
“Ibu hanya ingin kau bahagia, selama ini kau banyak menderita, itu tidak akan terjadi lagi.”
Ibunya menatap dengan mata penuh kesedihan, Yui tidak tahan melihat mata ibunya yang seperti itu, dia menunduk dan jari-jarinya memainkan kancing kemejanya.
“Jadi itu kah alasan sekarang Ibu menikah dengan orang kaya?, hanya demi diriku? Atau ibu tidak tahan lagi hidup menderita?”
Yui kaget kata-kata itu tiba-tiba meluncur dari bibirnya. Mata Ibunya yang tadi berkaca-kaca sekarang meneteskan air mata.
“Apakah kau berpikir ibu orang yang seperti itu?, ibu sudah dua tahun menjadi janda, apakah salah ibumu menikah lagi?”
Yui hanya diam, dia ingin membalas lagi tapi hati nuraninya berkata sudah cukup dia menyakiti ibunya seperti itu. Ingin menikah lagi itu memang hak ibunya, tapi bagaimana dengan dia?, orangtuanya bercerai dua tahun lalu, dia tidak mengerti mengapa itu terjadi, padahal mereka dulu adalah keluarga kecil bahagia dan sekarang ibunya menikah dengan pengusaha kaya dari korea, pengusaha itu membunyai cabang perusahaan di jepang dan ibunya bekerja di sana. Pengusaha kaya itu juga seorang duda dan mempunyai seorang putri yang lebih kecil beberapa bulan darinya, dia ingin ibunya bahagia tapi mengapa dia harus terlibat, dia ingin tetap di Jepang dan hidup bersama ayahnya, dia tidak perlu mengkhawatirkan ibunya dia tahu ibunya tidak akan hidup kekurangan bahkan mungkin berlimpahan tapi bagaimana dengan nasib ayahnya?
----
Jam beker ayam berbunyi, sebuah tangan terjulur dari balik selimut dia menggapai jam beker itu dan membantingnya ke dinding jam beker itu hancur berkeping-keping.
“Siapa yang memasang alaram pagi-pagi!!!”
Gadis yang dari balik selimut itu bangun dan menguap, dia mengacak-acak rambutnya.
“Ayah yang memasangnya!!” terdengar suara berat laki-laki.
“Ayah kau pulang ke rumah?, aku pikir kau baru kembali besok.”
Gadis itu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut lagi bersiap untuk tidur kembali, ayahnya menyambar selimut itu dan membuangnya ke lantai.
“Bangun sekarang!!. Apa kau bolos lagi?, aku mendapat panggilan dari sekolah.”
“Aku baru bolos dua hari, sehari ini saja aku mohon.”
“Ham Eunjung!!!” suara ayahnya menggelegar seperti ingin merobohkan dinding.
“Aku mandi sekarang, aku cuma bercanda ayah.”
Eunjung mengalungkan kedua lengan keleher ayahnya, ayahnya hanya menghela napas, dia selalu kalah jika putrinya sudah seperti ini.
“Cepat mandi, ayah tunggu sarapan.”
Ayahnya mengelus rambut Eunjung dengan penuh kasih sayang.
----
Eunjung memasang headphones di telinganya, dia menari mengikuti iringan musik sambil menuruni tangga. Ayahnya sudah menunggu dibawah. Eunjung melepas headphonesnya, dia meraih roti tawar dan mengolesnya dengan mentega.
“kau tahu calon ibu dan kakak tirimu akan tiba hari ini.”
“Ayah aku sedang sarapan, tidak bisakah kau membicarakan hal yang tidak membosankan seperti sekarang?”
“Eunjung!!” ayahnya menatap tajam.
“Baiklah, aku mendengarkan.” Eunjung menggigit rotinya.
“Ayah cuma ingin kau bersikap baik dengan mereka.”
“Aku tidak akan pernah menerima mereka, anggap saja aku bukan bagian dari rumah ini hanya orang yang pulang pergi menumpang tidur dan makan.”
“Ayah mohon, sekali ini saja.” Ayahnya menatap penuh harap.
“Lalu saat waktu itu aku memohon ayah jangan menikah lagi apakah ayah mendengarkan aku?, aku tidak ingin bertengkar sekarang aku berangkat sekolah dulu.”
Eunjung mengecup pipi ayahnya sekilas lalu dia melangkah keluar.
----
Yui mendengar lagu melalui ipodnya, tangan kanannya memegang koper dan tangan kirinya memegang case gitar. Ibunya berjalan di sampingnya. Sesosok pria tinggi tegap berjalan ke arah mereka, senyum ibunya terkembang. Yui memalingkan wajah.
“Bagaimana kabar kalian?” tanya pria itu.
“Baik-baik saja, Yui ayo beri salam.” Kata ibunya.
“Apa kabar ahjussi.” Yui membungkuk.
“Sudah enam bulan tidak bertemu, kau bertambah cantik seperti ibumu.”
Yui hanya diam, wajahnya tanpa ekspresi.
Mereka lalu masuk ke mobil dan mobil meluncur di jalanan.
“Yui apakah kau sudah pernah ke Seoul?” tanya ayah tirinya.
“Ini pertama kalinya.”
“Tapi bahasa koreamu sangat lancar sekarang, berapa lama kau mempelajarinya?”
“Setahun, ibu memaksaku belajar.” Yui menoleh ke ibunya.
“Kalau begitu kau tidak akan kesulitan saat di sekolah.” Lanjut ayah tirinya.
“Aku merasa aku akan sulit beradaptasi, tapi ibuku menyeretku ke sini.”
Ibu Yui pura-pura tertawa dan mencairkan suasana.
“Kau tenang saja, Yui akan bisa beradaptasi dia murid yang pintar.” Kata ibunya.
“Aku dengar kau selalu juara umum dan mendapat beasiswa?”
“Itu karena kami miskin, jadi aku terpaksa belajar untuk mengejar beasiswa. Tapi aku dengar ahjussi sangat kaya, aku pikir tidak perlu lagi belajar sekeras itu, ahjussi pasti mampu membayari uang sekolahku, benar kan?”
“Yui!!!” kata ibunya.
“Tidak apa, benar jangan belajar terlalu keras kau masih muda harus bersenang-senang juga.”
Akhirnya mereka sampai di rumah ayah tirinya. Rumah itu mempunyai pekarangan luas, suasananya nyaman dan asri.
“Wah banyak bunga, aku suka sekali berkebun.” Kata ibu Yui.
“Benarkah, kalu begitu apa aku harus memecat tukang kebun.” Ayah tirinya bercanda lalu ibunya tertawa.
----
Eunjung berjalan memasuki kantin, Nam Jihyun yang sedang memakan saladnya langsung tersedak.
“Eunjung-ah kau sekolah?”
“Mengapa?, memangnya aneh kalau aku masuk sekolah?”
“Aneh , apa lagi kau datang pagi, ini masih 15 menit sebelum masuk kelas, kau mimpi apa semalam?.”
“Mimpi buruk.” Eunjung meletakkan kepalanya di meja.
“Eunjung lihat kukuku, kemarin aku baru ke salon cantik bukan?” Jihyun menunjukkan kukunya yang di kuteks merah.
“Seperti nenek sihir.” Kata Eunjung malas-malasan.
“Kau ini menyebalkan.” Jihyun memasukkan salad ke mulutnya sambil cemberut.
“Benar-benar cantik, aigoo mengapa aku punya teman yang lucu, baik hati dan secantik ini.” Kata Eunjung.
“Kau ini aku tau aku memang terlahir seperti itu, tetapi mengapa kau lemas sekali.”
“Jihyun- ah apa kau pernah mendengar cerita Cinderella.”
“Tentu, itu dongeng favoritku, mengapa?”
“Temanmu ini benar-benar sudah jadi Cinderella sekarang.”
“Ayahmu benar-benar ingin menikahi wanita jepang itu?”
Eunjung mengangguk, Jihyun menghela napas.
“Eunjung kau tidak perlu khawatir, sebenarnya dirimu lebih menyeramkan dari ibu tiri Cinderella. Jadi ibu tirimu tidak akan berani macam-macam padamu.”
“Yahhhh!!!!” Eunjung berteriak.
Seisi kantin langsung diam, lalu semua orang keluar dari kantin.
“Lihat, semua orang di kantin keluar. Mereka takut padamu?” kata Jihyun dengan polos.
----
Eunjung melangkah memasuki rumah, dia melihat dua orang asing di ruang tamu bersama ayahnya. Pasti itu adalah ibu dan saudara tirinya.
“Eunjung kau sudah pulang?, beri salam pada ibumu.”
Eunjung melambaikan tangan sekilas.
“Hai ahjumma.”
Lalu Eunjung menaiki tangga.
“Maaf dia tidak sopan.” Kata ayahnya.
“tidak apa, bisa di maklumi anak jaman sekarang.”
“Kalau boleh aku ingin permisi ke atas.” Kata Yui.
“Baik, istirahatlah yang banyak.” Kata ayahnya.
Yui menaiki tangga, Eunjung menatap tajam padanya.
“Apa rencana ibumu dan juga kau sebenarnya?, memperalat ayahku?” kata Eunjung.
Yui berhenti dan tersenyum sarkatis.
“Sepertinya kau terlalu sering membaca cerita tentang ibu tiri?, tapi ini adalah dunia nyata.” Kata Yui.
“Sampai kapan pun aku tidak akan menerimamu jadi saudaraku, aku benar-benar akan membencimu.” Kata Eunjung.
“Benarkah?, baguslah. Aku juga membencimu.” Kata Yui datar.
Eunjung menatap Yui heran, dia berpikir Yui akan berpura-pura manis padanya. Yui lalu berjalan memasuki kamarnya yang berada di sebelah kamar Eunjung.
----
Yui melihat jam tangannya, hari ini hari pertama dia masuk sekolah tapi dia harus menunggu Eunjung yang juga belum bangun. Yui membuka pintu kamar Eunjung dan melihat makhluk itu sedang tertidur pulas.
“Bangun!! Aku bisa telat pergi sekolah!!” Yui berteriak di telinga Eunjung.
Tapi tidak ada tanda-tanda Eunjung terbangun dari tidurnya. Yui mendapat ide, dia menyalakan musik keras-keras dari ponselnya.
“berisik!!!!” Eunjung menyambar ponsel Yui dan melemparnya ke lantai, hingga ponsel Yui layarnya retak.
“Yah itu ponselku!!!”
“Ayahku akan membelikan yang baru.” Kata Eunjung dengan malas.
“Apakah itu masalahnya?, minta maaf padaku.” Kata Yui.
“Tidak akan.”
“Aku bilang minta maaf padaku!!!” Yui berteriak.
“Ada apa pagi-pagi sudah ribut?” tanya ibu Yui.
“Ahjumma ingin memarahiku?, aku merusak ponselnya. Ayo coba saja marahi aku.” Kata Eunjung.
Yui mengambil ponselnya yang retak.
“Sudah jangan ribut lagi, Yui kata ayahmu kau akan di antar duluan.” Kata ibunya.
“Aku tidak akan pergi sebelum dia minta maaf padaku.” Kata Yui.
“Sudah jangan meributkan ini, kau bisa telat.” Kata Ibunya.
Yui lalu keluar dari kamar dia menatap tajam pada Eunjung.
“Eunjung sekarang kau harus mandi.” Kata Ibu tirinya.
“Aku mau bolos sekolah.” Kata Eunjung pendek.
“Kau harus pergi sekolah, kasihan ayahmu.”
“Ahjumma tidak perlu perhatian padaku, anggap saja aku tidak ada.”
“Bagaimana mungkin aku tidak memperhatikanmu, aku ibumu?”
“Bagaimana kau bisa jadi ibuku, aku bukan anak yang lahir dari rahimmu. Ibu kandungku akan menangis di surga kalau aku mengakuimu jadi ibuku.”
Ibu Yui tersenyum dan mendekat, lalu dia mengelus kepala Eunjung.
“Aku tahu sulit bagimu, tapi aku harap suatu hari kau bisa menerimaku.”
Eunjung menepis tangan Ibu Yui.
“Berani-beraninya kau menyentuhku, pergi!!”
Ibu tirinya lalu keluar kamar, air mata Eunjung menetes sesaat dia teringat ibu kandungnya sering mengelus kepalanya seperti itu.
“Ibu…”
----
Yui berjalan melewati koridor, sebuah bola basket hampir menghantam kepalanya tapi ditangkap oleh seseorang. Laki-laki yang menangkap bola itu tersenyum manis, dia tampan dan mempunyai senyum lucu.
“Apakah kau tidak apa-apa?” tanya laki-laki itu.
“Apakah kau yang bermain bola dan hampir mengenaiku?” tanya Yui.
“Ya, maafkan aku nona manis.” Kata laki-laki itu masih tersenyum.
“Apakah lapangan basket sudah pindah?, mengapa kau bermain di koridor kelas?”
“Hanya iseng saja. Maafkan aku.”
“Apakah kau tidak berpikir akibatnya?, bagaimana kalau bolamu mengenai orang lain.”
“Kau masih marah, aku sudah minta maaf.”
Yui tidak menjawab lalu berjalan melewati laki-laki itu.
“Kim bum….”
Kyuhyun memanggil temannya, laki-laki itu menoleh.
“Ada apa?” tanya Kyuhyun.
“pagi-pagi bertemu perempuan menyebalkan.” Jawab Kim bum
“Oppa… apa kau tidak apa-apa?, siapa gadis itu beraninya dia.” Yuri dan Sunny mendekat.
“Aduh.. hatiku sakit sekali.” Kata Kim Bum memegang dadanya.
“Yang mana yang sakit?” Yuri mengelus-elus dada Kim Bum.
Kyuhyun hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah temannya yang playboy. Seorang laki-laki berjalan melewati mereka. Sunny menepuk pundak Yuri.
“Kau lihat itu dia Kim Soohyun.” Kata Sunny.
“Tampannya.” Kata Yuri.
Kim Bum terlihat kesal
“ Lebih tampan mana denganku?.” Tanya Kim Bum.
“Tentu saja oppa lebih tampan.” Kata Yuri genit.
---
Kim Bum memasuki kelas, semua murid duduk dengan tertib. Kim Bum menundukkan kepalanya mengambil headset dan memasang ke ponselnya, dia menelepon Eunjung. Setelah cukup lama menunggu akhirnya teleponnya diangkat.
Eunjung: ada apa?
Kim Bum: anak malas kau bolos sekolah lagi?
Eunjung: dasar berisik, mengapa menelepon?
Kim Bum: hari ini kita latihan oke?
Eunjung: Oke
Guru lalu memperkenalkan murid baru pindahan dari jepang, Kim bum terkejut, gadis itu yang marah-marah padanya tadi pagi.
“Perkenalkan namaku Yoshioka Yui, mohon bimbingannya.” Yui menunduk.
Kim Bum: ada murid baru pindahan dari jepang, dia menyebalkan
Eunjung: Dia masuk kelasmu??
Kim Bum: oh tidak dia berjalan ke arahku, Eunjung-ah aku baru ingat kursi kosong ada di sebelahku.
Eunjung: *tertawa* berarti memang nasibmu.
Yui duduk di sebelah Kim bum lalu mengeluarkan buku dan alat tulisnya.
Kim Bum: dia orangnya cerewet sekali.
Yui menatap Kim bum, lalu menepuk pundaknya. Kim bum melepas headsetnya.
“Kita sedang belajar, mengapa kau menelepon di saat begini. Jika tidak berminat belajar lebih baik kau keluar kelas, kau menganggu yang lain.” Kata Yui.
Kim Bum tidak peduli dia memasang Headset lagi.
Kim Bum: Kau dengar dia menceramahiku, omongannya seperti orangtua.
Eunjung: Dia saudara tiriku tahu.
Mata Kim bum membelalak.
Kim Bum: Apa???
Kim bum masih tidak percaya dia menatap Yui, lalu Yui mengangkat tangannya.
“Apa ada pertanyaan?” tanya gurunya.
“Seungsennim, orang di sebelahku dia menelepon selama jam pelajaran.”
Mata Kim bum lebih membelalak dari sebelumnya.
----
Yui meraih gitarnya lalu dia mulai memetiknya pelan, dia lalu bernyanyi.
Dakara ima ai ni yuku, sou kimetanda
Poketto no kono kyoku wo kimi ni kikasetai
Sotto boryumo wo agete tashikamete mitayo
OH GOODBYE DAYS ima
Kawari ki ga suru
Kinou made ni SO LONG
Kakkou yokunai yasashisa ga soba ni aru kara
LA LA LA LA LA WITH YOU
Katahou no EARPHONE wo kimi ni watasu
Yukkuri to nagare komu kono shunkan
Umaku aisete imasu ka?
Tama ni mayou kedo
OH GOODBYE DAYS ima
Kawari hajimeta mune no oku ALLRIGHT
Kakkou yokunai yasashisa ga soba ni aru kara
LA LA LA LA NOW WITH YOU
Dekireba kanashii omoi nante shitaku nai
Demo yattekuru deshou, oh
Sono toki egao de "YEAH HELLO MY FRIEND"
Nante sa ieta nara ii noni
Eunjung yang melewati kamar Yui lalu berhenti.
“Anak itu, dia bermain gitar?”
Eunjung lalu melangkah pergi ke tempat latihan menari, dia tergabung di grup tari anggotanya Kim bum, Kyuhyun, Taecyeon, Jihyun dan dirinya sendiri. Mereka sebentar lagi akan mengikuti kompetisi menari.
“Aku datang.” Kata Eunjung.
Tapi semua orang yang sudah berkumpul hanya diam, suasana sangat hening.
“Ada apa?, maaf aku terlambat.” Kata Eunjung.
“Taecyeon ingin keluar.” Kata Jihyun pelan.
“Mengapa?” tanya Eunjung kaget.
“Aku tidak bisa menari lagi, latihan sangat menguras waktu. Aku sudah kelas 3, ayahku menyuruhku berhenti.”
“Tapi kita sudah berlatih, tidak sempat lagi mengubah gerakan.”
“Kita sepertinya harus berhenti.” Kata Kim bum.
----
Yui mengerjakan tugasnya di kelas, sekarang sudah istirahat tapi dia belum juga beranjak dari duduknya.
“Lihat ada anak rajin yang masih belajar.” Kata Park Gyuri.
Gyuri dan dua bawahannya Hara dan Jiyoung mendekat.
“Kerjakan tugasku juga bagaimana?, malam ini aku punya pesta kau boleh ikut nanti.” Kata Gyuri.
Yui menoleh menantap Gyuri.
“Orang sepertimu adalah sampah.” Yui lalu melanjutkan menulis.
“Apa katamu?”
“Selain sampah kau juga tuli.”
Yui meninggalkan Gyuri lalu berjalan menuju kantin, dia lalu mengambil makanan dan duduk di sudut sendirian. Jihyun menepuk pundak Eunjung dan menunjuk Yui.
“Itu saudara tirimu, kasihan sepertinya dia tidak punya teman.” Kata Jihyun.
Eunjung mengangkat bahunya, lalu meminum colanya. Kim bum duduk di sebelah mereka.
“Iya dia tidak punya teman, dia dingin juga sombong sepertinya sekarang dia akan menjadi murid terpintar di kelas.” Kata Kim bum.
“Benarkah?” tanya Eunjung.
“Tapi aku lihat dia mirip denganmu, kau juga tidak punya teman selain kami. Karena kau galak semua orang takut padamu.” Kata Kim bum.
“Enak saja. Kau mau mati?” kata Eunjung.
Kim bum menjulurkan lidahnya, lalu berjalan pergi menuju meja sebelah yang penuh gadis-gadis yang menantinya.
“Eunjung aku sudah punya ide, kita harus mencari pengganti Taecyeon.” Kata Jihyun.
“Siapa?, kompetisi tinggal dua minggu lagi, apa waktunya cukup bagi orang itu untuk menyamai kita?”
“Makanya, aku sudah memikirkannya dengan cermat aku memang pintar.”
Eunjung membuat gerakan ingin muntah.
“Kau kenal Kim Soohyun?, dia orang yang tepat.”
“Soohyun siapa dia?”
“Apa kau sudah gila tidak kenal Soohyun?”
“Memangnya siapa dia?, sampai2 aku dibilang gila karena tidak mengenalnya?”
“Dia adalah siswa teladan, dia selalu juara umum dan dia juga ketua osis sekolah kita.”
“Lalu apa hubungannya?”
“Aku mendengar kabar dia sudah sering ikut lomba menari dan sering menang, tapi sekarang dia berhenti dan hanya fokus belajar.”
“Benarkah dia orang yang sehebat itu?” Eunjung mulai tertarik.
“Mana mungkin aku bohong, tapi sekarang yang aku pikirkan adalah bagaimana cara mengajaknya untuk bergabung?”
“Tentu saja kau yang pikirkan, ini idemu.”
Jihyun melotot tidak percaya.
“Aku?, aku tidak mau. Aku sudah pikirkan ide lalu kau pikirkan cara selanjutnya.”
“Kau saja, bukankah kau ahli merayu.. panggil dia oppa..oppa beberapa kali lalu dia akan mau.”
“Yah!! Kapan aku pernah genit seperti itu?”
“Kemarin di depan Kyuhyun.”
Jihyun diam dan cemberut, Soohyun melangkah memasuki kantin. Jihyun menepuk pundak Eunjung.
“Itu dia orangnya.” Kata Jihyun.
“Bagus, bujuk dia sekarang.” Eunjung mendorong Jihyun.
Soohyun memesan makanan dia melihat hanya meja Yui yang sepi , dia duduk di seberang Yui. Mereka dibatasi meja, Jihyun lalu datang duduk di sebalah Yui.
“Soohyun-ah, kenalkan aku Jihyun.” Jihyun mengulurkan tangannya.
Soohyun melihat sekilas lalu dia memakan rotinya.
“Ada apa?” kata Soohyun.
“Itu..itu… aku dengar kau sering memenangkan kompetisi tari?, maukah kau bergabung di kelompok kami?”
“Buat apa aku ikut hal tidak berguna seperti itu?”
Yui yang mendengar pembicaraan menahan geli. Muka Jihyun memerah dia lalu kembali ke tempat Eunjung.
“Bagaimana?”
“Ah tidak tahu, dia itu sombong sekali, katanya dia tidak mau ikut hal yang tidak berguna.”
“Apa???, dia bilang begitu?, aku akan bicara padanya.” Kata Eunjung.
“Mengapa tidak dari tadi.” Kata Jihyun kesal.
Eunjung menuju meja Soohyun dan Yui. Eunjung duduk di sebelah Yui. Eunjung menatap Soohyun tajam.
“Ada apa? Ham Eunjung?” kata Soohyun.
“Kau tahu namaku?” Eunjung terkejut.
“Siapa yang tidak kenal anak yang suka bolos sekolah, setiap hari terlambat, tapi selalu naik kelas karena ayahnya kaya, kau adalah anak perempuan satu-satunya di sekolah yang seperti itu, bagaimana mungkin aku tidak tahu.”
Yui tidak bisa menahan tawa, Eunjung melotot ke arah Yui.
“Sepertinya aku memang populer, tapi tujuanku bicara bukan membahas kepopuleranku. Tapi mengenai kompetisi tari.”
Soohyun diam dan meneguk jus jeruknya.
“Lalu?”
“Lalu kami kekurangan anggota, dan kami memilihmu. Kau tahu hanya orang terpilih yang bisa masuk kelompok kami, kau adalah orang terpilih. Mungkin kau merasa gengsi jadi menolaknya, tapi aku sedang berbaik hati memberi kesempatan kedua.”
“Aku tidak gengsi dan aku tidak ingin. Tapi kalau kau benar-benar ingin aku akan melakukannya, tapi dengan satu syarat.”
“syarat apa?” tanya Eunjung curiga.
“Aku sedang bosan, jadi ingin bermain sedikit. Ham Eunjung terkenal karena dia galak, bisakah kau melakukan aegyo dan memanggilku oppa keras-keras hingga seluruh orang di kantin mendengar?”
“Apa?, permintaan macam apa itu?”
Eunjung melihat sekeliling…
“Op..oppa..” Eunjung berkata setengah berbisik.
“Kau bilang apa aku tidak mendengarnya.” Kata Soohyun.
Eunjung menggigit bibirnya kesal, harusnya dia pergi dan tidak melakukan sesuatu yang bodoh seperti itu tapi entah mengapa tubuhnya bereaksi lain.
“Oppa..” kata-kata itu tiba-tiba meluncur.
“Lakukan aegyo.” Kata Soohyun setengah memerintah.
“Aish!! Tidak mau, kau sengaja mempermainkan aku?”
“Ya sudah kalau begitu.” Soohyun bangkit dari duduknya beranjak pergi.
“Aaah.. oppa jangan pergi..” tiba-tiba Eunjung mengeluarkan suara aegyo.
Seisi kantin diam lalu tertawa, mereka keheranan dan berbisik-bisik.
"Mengapa kalian tertawa apa ada yang lucu!!" bentak Eunjung.
Soohyun menoleh dan tersenyum.
“Sebenarnya aku hanya mengerjaimu.” Lalu dia melambaikan tangan dan pergi.
Eunjung bangkit dan mukanya memerah, Yui juga bangkit dan menyenggol Eunjung dengan sengaja.
“Oppa..” kata Yui mencoba menirukan suara Eunjung tadi.
Yui lalu berlalu pergi, Jihyun mendekati Eunjung.
“Omo.. apakah kau salah makan?, aku berpikir tadi aku salah dengar.” Kata Jihyun.
“Aigooo, suaramu cute sekali. Mengapa tidak menghiburku dari dulu.” Kata Kim bum.
Eunjung lalu menendang Kim bum dengan jurus taekwondo.
----
Yui berjalan keluar dari kelas, tiba-tiba Gyuri, Hara dan Jiyoung menyeretnya ke belakang sekolah.
“Dasar sombong, merasa pintar jadi bisa berbuat sok?” kata Gyuri.
Yui memungut tas dan buku-bukunya yang terjatuh.
“Tindakanmu seperti orang rendah.” Kata Yui.
Gyuri hilang kesabaran lalu dia menjambak rambut Yui, Yui juga menjambak rambutnya. Tapi Hara dan Jiyong langsung memegang kedua tangan Yui. Kim bum yang lewat langsung berhenti.
“Hoi gadis..gadis.., tiga lawan satu itu tidak adil.”
Kim bum mendekat, Gyuri melepas Yui dan rambutnya sudah awut-awutan. Gyuri, Hara, dan Jiyoung lalu pergi. Yui melangkah pergi.
“Tunggu dulu.” Kim bum mendekat.
Kim bum lalu menyerahkan sapu tangan.
“Aku lihat kau seperti ingin menangis gunakan ini.”
Yui ragu, tapi dia lalu mengambil saputangan itu dari Kim bum.
Kim bum tersenyum manis lalu dia pergi.
Air matanya jatuh dan dia menggunakan sapu tangan itu.
‘Rupanya dia lumayan baik juga’ pikir Yui dalam hati. Yui berjalan menyusul Kim bum.
“Hei…..” kata Yui
“Ada apa?” Kim bum menoleh.
“Terima kasih.”
“Sama-sama, dan ingat namaku Kim bum bukan hei.”
----
Yui memperhatikan sapu tangan yang sudah dia cuci bersih. Entah mengapa dia terus teringat dengan Kim bum, senyum manis Kim bum terus membayangi dirinya.
“Mengapa aku jadi memikirkannya?”
Yui membuka buku pelajarannya tapi dia tidak bisa konsenterasi, ada wajah Kim bum di buku pelajarannya.
“Apa aku sudah gila?, mana mungkin aku suka padanya.”
“Mengapa kau tidak suka padaku, aku tampan dan ramah.” Bayangan Kim bum di buku seolah berbicara.
“Jangan terus muncul dan mengangguku.” Kata Yui.
“Aku tidak akan muncul kalau kau tidak memikirkanku terus.”
“Apa??”
Yui menutup buku pelajarannya, dia membaringkan kepalanya ke atas meja.
“Besok harus mengembalikan saputangan.” Gumam Yui
To be continued…..
Ket: aegyo = bertingkah cute
Tidak ada komentar:
Posting Komentar